Drama Korea Lebih dari Sekadar Hiburan

Elly Purnama
I am a publishing (journalistic) student at Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
28 Mei 2022 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elly Purnama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana malam di Korea Selatan (Sumber foto: Pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana malam di Korea Selatan (Sumber foto: Pexels.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hobi menonton drama Korea itu sudah biasa, tetapi mengambil pelajaran hidup dari apa yang ditonton itu lebih dari biasa. Seorang perempuan kelahiran tahun 2000 mengaku dapat memetik pesan yang disampaikan dari drama yang dia lihat.
ADVERTISEMENT
Dimulai sejak sekolah dasar, Anum Aznurwanti sudah menonton drama Korea yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi nasional. Dirinya dibuat kagum oleh visual para aktor dalam drama.
Hal yang membuatnya tertarik dengan drama Korea yaitu karena jumlah episode yang tidak sebanyak sinetron Indonesia. Jadi, dia merasa tidak berat untuk menikmati kontennya.
Selain itu, adegan-adegan dalam drama yang dia tonton sering relate dengan kehidupan sehari-harinya. Tidak jarang, Anum menjadi terinspirasi oleh karakter di dalam drama.
Anum mengatakan drama yang paling relate dengan dirinya yaitu Reply 1988. Menceritakan seorang remaja perempuan anak kedua dari tiga bersaudara. Sulitnya menembus perguruan tinggi dan bagaimana rasanya menjadi anak tengah ditampilkan dalam drama berjumlah 20 episode itu.
ADVERTISEMENT
Drama yang dia tonton juga membuatnya menjadi pribadi yang mandiri. Anum mengatakan dirinya selalu ingin dekat dengan orang-orang dan memiliki banyak teman, tetapi harapannya dipatahkan oleh kenyataan bahwa orang lain juga dapat membuatnya kecewa. Setelah mengambil pelajaran dari yang dia tonton, perlahan Anum mencoba berubah.
“Ya, ada beberapa drama Korea yang membahas kalau memang tidak semua orang harus kita temani,” ucap Anum. “Kita harus mengapresiasi diri kita terlebih dahulu, sebelum mengapresiasi orang lain. Supaya apa? Supaya kita tidak menjadi bergantung pada orang itu,” tambahnya.
Perempuan yang menempuh pendidikan jurusan PGSD itu juga dibuat menangis karena sebuah kutipan dari drama Hi, Bye Mama! yang pernah dia lihat. Kutipan itu mengingatkan Anum saat mengunjungi rumah orang tua temannya. Dia melihat tatapan sendu seorang ibu ditinggal oleh anaknya.
ADVERTISEMENT
Temannya itu telah meninggal, Anum terkadang dilema ketika akan pergi mengunjungi ibu dari temannya itu. Dia takut kedatangannya akan memicu tangis keluar dari mata seorang ibu.
“Ada sebutan janda dan duda. Akan tetapi, tidak ada sebutan untuk orang tua ketika anaknya meninggal karena tidak ada yang mampu menggambarkan penderitaan itu,” ungkap Anum mengutip ucapan dari karakter Mi Dong Hi, Bye Mama!
Lebih dari sekadar hiburan, Anum mengatakan drama Korea dapat menjadi pengingat, pemberi pelajaran hidup, dan bahkan menggambarkan cara bagaimana memahami perasaan seseorang. Asalkan tidak berlebihan, Anum tetap berusaha memilah mana yang dapat dia terima dan mana yang tidak pantas untuk dicontoh dari drama yang dia tonton.
(Elly Purnama/Politeknik Negeri Jakarta)
ADVERTISEMENT