Konten dari Pengguna

Komunikasi Hubungan Internasional, dalam Evolusi Komunikasi Diplomatik Twitter.

PUTRA AGUNG PRATAMA
Mahasiswa S1 Hubungan International Universitas Amikom Yogyakarta
6 September 2024 12:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PUTRA AGUNG PRATAMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Pribadi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Foto Pribadi Penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komunikasi diplomatik, jantung dari hubungan antarnegara, telah mengalami transformasi dramatis seiring dengan perkembangan teknologi. Dari era surat-menyurat formal yang memakan waktu berminggu-minggu, kini diplomasi telah memasuki era digital, di mana pesan dapat disampaikan secara instan melalui berbagai platform media sosial.
ADVERTISEMENT
Pada masa lalu, surat diplomatik menjadi alat utama dalam menyampaikan pesan resmi antarnegara. Bahasa yang digunakan sangat formal dan penuh dengan kode-kode diplomatik yang hanya dipahami oleh kalangan terbatas. Proses pertukaran surat ini sangat lambat dan memakan waktu yang cukup lama. Namun, seiring berjalannya waktu, teknologi telegraf dan telepon mulai digunakan untuk mempercepat komunikasi diplomatik.
Munculnya internet telah membawa revolusi dalam komunikasi diplomatik. Email, video conference, dan berbagai aplikasi pesan instan menjadi alat sehari-hari bagi para diplomat dalam berinteraksi. Diplomasi digital memungkinkan komunikasi yang lebih cepat, efisien, dan memungkinkan jangkauan yang lebih luas.
Salah satu fenomena menarik dalam diplomasi digital adalah munculnya "diplomasi Twitter". Banyak pemimpin negara dan pejabat tinggi menggunakan Twitter untuk menyampaikan pesan diplomatik secara langsung kepada publik global. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghindari filter media tradisional dan berinteraksi langsung dengan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, diplomasi digital juga membawa sejumlah tantangan. Salah satunya adalah risiko miskomunikasi. Pesan yang disampaikan melalui media sosial dapat dengan mudah disalahartikan atau disalahgunakan oleh pihak lain. Selain itu, diplomasi digital juga rentan terhadap serangan siber yang dapat membahayakan keamanan informasi negara.
Meskipun demikian, diplomasi digital tetap menjadi tren yang tak terelakkan. Diplomasi tradisional dan digital saling melengkapi. Diplomasi tradisional masih diperlukan untuk membahas isu-isu yang kompleks dan sensitif, sementara diplomasi digital dapat digunakan untuk mempercepat komunikasi dan meningkatkan transparansi.

Tantangan Diplomasi Digital

Salah satu tantangan paling signifikan dalam diplomasi digital adalah risiko miskomunikasi yang tinggi. Pesan yang disampaikan melalui platform media sosial, dengan karakternya yang singkat dan informal, seringkali rentan terhadap interpretasi yang berbeda. Nuansa, sarkasme, atau bahkan kesalahan dalam penerjemahan dapat memicu kesalahpahaman yang serius antara negara. Selain itu, kecepatan penyebaran informasi di dunia maya memungkinkan rumor dan berita bohong menyebar dengan cepat, mengaburkan fakta dan memicu permusuhan antar negara.
ADVERTISEMENT
Ancaman siber merupakan tantangan lain yang serius dalam diplomasi digital. Serangan siber seperti peretasan, pencurian data, dan penyebaran disinformasi dapat membahayakan keamanan informasi negara, merusak reputasi, dan mengganggu stabilitas hubungan internasional. Para pelaku siber dapat memanfaatkan kerentanan sistem informasi pemerintah untuk memata-matai, melakukan sabotase, atau bahkan memanipulasi opini publik. Selain itu, serangan siber juga dapat mengganggu komunikasi diplomatik yang sensitif, sehingga menghambat penyelesaian konflik dan kerjasama internasional.
Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh era digital, para diplomat perlu memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Mereka harus mampu menguasai teknologi komunikasi terbaru dan memahami dinamika media sosial. Selain itu, etika dan protokol diplomatik tetap harus menjadi pedoman dalam berkomunikasi melalui platform digital.
ADVERTISEMENT
Reference
Raharjo, L. W. C., & Siahaan, C. (2021). Peran penting komunikasi internasional dalam hubungan masyarakat. JKOMDIS Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial, 1(2), 97–103. https://doi.org/10.47233/jkomdis.v1i2.39