Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penerapan Gotong Royong dalam Berprosedur
15 Desember 2022 11:21 WIB
Tulisan dari Putri Farida Nur Afifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghadapi tantangan besar dalam membentuk karakter anak Indonesia. Hal ini dicapai dengan menciptakan siswa Indonesia yang berkarakter Pancasila dan berwawasan global. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendirikan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), yang akhirnya menghasilkan Profil Pelajar Pancasila.
ADVERTISEMENT
Profil Pelajar Pancasila mewujudkan peserta didik Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berkompetensi global yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dengan enam ciri utama, yaitu: 1). Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2). Kebhinekaan Global, 3). Gotong Royong, 4). Mandiri, 4). Berpikir Kritis dan 6). Kreatif.
Poin ketiga dalam Profil Pelajar Pancasila adalah Gotong Royong. Gotong royong merupakan sikap yang penting bagi masyarakat Indonesia. Tidak mengherankan, karena gotong royong adalah warisan dari jiwa bangsa yang mengakar kuat yang telah diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Pelajar pancasila dapat secara sukarela melakukan kegiatan bersama sehingga kegiatan terasa lebih lancar, mudah dan ringan. Gotong royong tentu mendorong kerja sama, kepedulian dan rasa ingin berbagi dengan orang-orang di sekitar.
ADVERTISEMENT
Gotong royong salah satunya dapat diterapkan dalam prosedur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prosedur dapat diartikan sebagai langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Literatur yang sama juga mendefinisikan prosedur sebagai metode langkah demi langkah yang jelas untuk menyelesaikan sesuatu. Jadi, dengan menerapkan gotong royong dapat menyelesaikan sesuatu dengan lebih cepat.
Penerapannya dapat dilakukan dengan menentukan serangkaian kegiatan, tugas, langkah, keputusan, perhitungan, dan proses yang dilakukan oleh serangkaian tugas yang menghasilkan tujuan, produk, atau hasil yang diinginkan. Prosedur biasanya mengarah pada perubahan.
Salah satu elemen dari gotong royong adalah kolaborasi, dimana kemampuan untuk bekerja sama, yang melibatkan tidak hanya energi tetapi juga emosi. Dalam arti tertentu, siswa melakukannya untuk kesenangan daripada paksaan. Hal ini memungkinkan mereka untuk menunjukkan sikap yang baik dan positif terhadap orang lain.
ADVERTISEMENT
Ketika siswa secara konsisten menerapkan elemen ini, mereka akan menjadi lebih terkoordinasi. Dalam hal ini, mereka selalu memperhatikan keragaman latar belakang entah bagaimana. Dengan cara ini, tujuan bersama cepat tercapai. Bahkan, mereka senantiasa mengevaluasi perusahaan dan pencapaiannya guna menciptakan perbaikan.