Konten dari Pengguna

Pesona Pangan Lokal Ubi Kayu Menjadi Wine

Putri Wulandari Zainal PhD
Saya adalah staf dosen Departement Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.
22 Juli 2024 9:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Wulandari Zainal PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Dengan kekayaan yang dimiliki ini maka berbagai macam produk pertanian dapat diproduksi dengan baik tanpa perlu melakukan penanganan khusus. Salah satu produk pertanian yang sangat mudah untuk dibudidayakan adalah ubi kayu. Hal ini dapat terlihat dari budidayanya yang telah eksis sejak nenek moyang Kita. Selain mudah untuk dibudidayakan, ubi kayu juga merupakan komoditas pertanian yang dapat di panen sewaktu-waktu setelah 6 bulan.
Ubi kayu yang akan dijadikan sebagai bahan baku pembuatan wine (Sumber: https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Ubi kayu yang akan dijadikan sebagai bahan baku pembuatan wine (Sumber: https://pixabay.com/)
Ubi kayu yang sering disebut dengan nama singkong juga memiliki masa kelam dimana dahulunya dianggap sebagai makanan daerah terbelakang. Akan tetapi, saat sekarang, ubi kayu merupakan produk pangan yang sangat popular karena ubi kayu mampu menggantikan fungsi beras terutama pada saat musim kemarau panjang atau paceklik. Selain itu, ubi kayu juga telah menjadi pangan funsional yang diolah menjadi bentuk, rasa, penampilan yang kekinian. Selain rasa dan bentuk, ternyata ubi kayu juga memiliki berbagai macam kandungan nutrisi seperti protein, lemak, pati, fosfor, kalsium, vitamin C, vitamin B1. Dengan adanya berbagai macam kandungan nutrisi tersebut maka daya tarik ubi tidak hanya untuk industri makanan saja saja tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan pembutanan minuman seperti wine.
ADVERTISEMENT
Wine merupakan minuman yang berasal dari daerah Mesopotamia yang kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Wine diproduksi dengan melibatkan serangkaian proses biokimiawi yang kompleks. Wine dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur yang kemudian akan diubah menjadi alkohol. Umumnya bahan baku pembuatan wine adalah buah anggur, karena buah ini memiliki kadar glukosa yang sangat tinggi. Selain buah anggur, buah-buahan lainnya juga dapat dijadikan wine dengan syarat bahan utama yang dipakai itu harus memiliki kadar glukosa yang cukup tinggi.
Beriring dengan perkembangan zaman pembuatan wine tidak hanya bergantung pada buah-buahan saja tetapi produk dari umbi-umbian mulai dilirik. Ubi kayu merupakan salah satu produk umbi-umbian yang dilirik menjadi bahan baku pembuatan wine karena ubi kayu memiliki pati yang tinggi. Kandungan pati yang tinggi berpotensi untuk memproduksi etanol dan sirup glukosa. Hal ini menyebabkan ubi kayu memiliki potensi yang besar untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan wine.
ADVERTISEMENT
Proses Pembuatan Wine Singkong
Pertama, pembutan pasta singkong. Pembuatannya dilakukan dengan cara menyiapkan singkong dengan kualitas tinggi kemudian singkong dikupas dan dibersihkan. Selanjutnya, singkong yang telah dibersihkan dikukus, kemudian didinginkan dan dihancukan hingga halus dan berbentuk pasta.
Kedua, proses liquifikasi dan sakarifikasi pasta Singkong. Pada proses ini pasta singkong yang telah dibuat kemudian dilakukan pengaturan pH hingga mencapai nilai 5,3. Selanjutnya diberi penambahan enzim amilase dan kemudian dilakukan proses liquifikasi serta sakarifikasi. Proses sakarifikasi merupakan proses menambahkan enzim glukomilase.
Ketiga, persiapan kultur sebagai Stater Wine. Kultur atau bakteri yang dipakai yakni Saccharomycer cerevisiae.
Keempat, pembuatan Wine Singkong. Proses pembuatan wine dilakukan melalui proses sterilisasi dan pengaturan pH suspense pasta singkong dari hasil sakarifikasi. Kemudian dilanjutkan dengan pemasukan stater wine yang telah disiapkan sebelumnya, kemudian dilakukan proses fermentasi dengan suhu 30oC selama 1-3 minggu.
Ilustrasi wine yang terbuat dari ubi kayu (singkong) (Sumber: https://pixabay.com/)
Potensi Ubi Kayu
ADVERTISEMENT
Pesona ubi kayu yang memukau menjadikannya sebagai komoditi yang serbaguna. Selain ubi kayu dimanfaatkan untuk industri makanan kekinian dan minuman seperti wine, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai Tape. Tape merupakan makanan khas Indonesia yang dibuat dengan memfermentasi bahan kaya pati seperti umbi singkong (Manihot utilisima). Tape mempunyai rasa yang manis, sedikit asam dengan bau alkohol yang lembut. Tidak hanya itu, limbah dari industri olahan ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. Dengan demikian, industri makanan dari bahan baku ubi kayu juga dapat berperan sebagai industri ramah lingkungan.