Konten dari Pengguna

Pentingnya Tamu Asing dan Domestik Menginap di Hotel untuk Pertumbuhan Ekonomi

Putri Ayu
Dosen Ekonomi Pembangunan Kampus Payakumbuh, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
28 Juli 2024 13:53 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Ayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Tamu Asing, Tamu Domestik, Pertumbuhan ekonomi

ADVERTISEMENT
oleh Putri Ayu
ADVERTISEMENT
Dosen Ekonomi Pembangunan Kampus Payakumbuh
Universitas Andalas
Pariwisata menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar yang mempengaruhi dunia (Alhowaish, 2016). Pariwisata menjadi salah satu sektor yang menghasilkan pendapatan, lapangan pekerjaan, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan sektor swasta (Eugenio-Martin, Martín Morales, & Scarpa, 2011). Pada akhirnya dampak positif dari meningkatnya sektor pariwisata ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara (Lee & Chang, 2008). Akan tetapi tidak semua penelitian yang menunjukkan indikator pariwisata positif signifikan mempengaruhi perekonomian. Bicer & Gunawan, (2018) mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan nusantara tidak signifikan dalam perekonomian. Khan, Naseem and Khan, (2021) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan jangka panjang antara pertumbuhan pariwisata dan pengeluaran pariwisata dengan pertumbuhan ekonomi untuk data panel negara five GCC Countries (UAE, BAHRAIN,KUWAIT, OMAN,SAU). Senada dengan itu Ksamawan, Maskie and Kaluge, (2019) juga menunjukkan bahwa jumlah orang berkunjung dalam dan luar negeri tidak signifikan mempengaruhi GDP di Amerika. Nurmazeli, (2020) menggunakan data panel pada Kabupaten Kota Provinsi Jambi, menunjukkan bahwa jumlah wisatawan dan jumlah objek wisata tidak signifikan mempengaruhi PDRB Provinsi Jambi.
ADVERTISEMENT
Penelitian time series oleh Mahiroh, (2019) dengan metode Vector Autoregression (VAR) yang meliputi Granger-Causality Test, Johansen Cointegration Test, Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah wisatawan mancanegara dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan data 1969-2017. Sabrina and Muzdalifah, (2018) menemukan hal yang sama untuk Kota Palembang bahwa Jumlah Wisatawan tidak memiliki pengaruh secara parsial yang signifikan terhadap PAD. Sugiarto, Manalu and Pakpahan, (2023) juga menemukan hasil tidak signifikan pengaruh jumlah wisatawan terhadap Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara.  Azhari, (2018) dan Mumu, Rotinsulu and Engka, (2020) dengan variabel berupa tingkat hunian tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
BPS 2023 mengungkapkan bahwa pariwisata Indonesia mampu menyumbangkan Devisa sektor pariwisata pada tahun 2019 yaitu sebesar 16,91 Miliar Dollar amerika atau secara total dari tahun 2015-2019 ke negara Indonesia yaitu sebesar 68,45 Miyar US dollar. Hal ini diduga dipengaruhi oleh jumlah kunjungan wisatawan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tabel 1. Jumlah Wisatawan Nusantara, Jumlah Tamu Asing Hotel dan Non Hotel serta Perkembangannya pada Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Indonesia (2023)
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan Nusantara Indonesia dari tahun ke Tahun mengalami peningkatan bahkan pada tahun 2019 melebihi 100% yaitu sebesar 138,02%. Sedangkan jika dilihat dari segi Tamu Asing yang menginap di Hotel maupun Non Hotel terlihat adanya fluktuasi perkembangan, bahkan di tahun 2019 mengalami pertumbuhan yang negatif yaitu sebesar -3, 96 % untuk tamu asing non hotel dan -32,94 % untuk tamu asing Hotel.
Sumber: BPS Indonesia (2023)
Tabel 2 memperlihatkan perkembangan perekonomian Indonesia, terlihat bahwa GDP Indonesia dari tahun 2015-2019 mengalami Peningkatan tetapi pertumbuhan ekonomi Negara Indonesia mengalami fluktuasi. Data BPS menunjukkan juga bahwa jika dilihat berdasarkan 34 Provinsi di Indonesia, jumlah wisatawan Nusantara, dan tamu asing non hotel dan Hotel serta GDP di masing-masing provinsi mengalami pergerakan yang fluktuatif. Tahun yang penulis paparkan hanya sampai 2019 dengan menghilangkan data saat terjadi covid-19 karena sudah secara pasti mengurangi pertumbuhan ekonomi karena tidak adanya orang keluar rumah atau berjalan jauh ketika itu.
ADVERTISEMENT
Dikarenakan adanya pengaruh signifikan dan tidak signifikan pariwisata terhadap perekonomian, serta fluktuasinya pergerakan, jumlah wisatawan Nusantara, dan tamu asing non hotel dan Hotel serta GDP di masing-masing provinsi Indonesia. Penulis melakukan penelitian untuk menguji bagaimana Pengaruh jumlah wisatawan Nusantara, Jumlah tamu asing Hotel dan Non hotel terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan penelitian penulis menemukan bahwa hasil signifikansi dari uji statistik. Hasil random efek digunakan dalam analisis ini dikarenakan menggunakan asumsi random efek dalam model. Hasil menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh antara jumlah kunjungan wisatawan nusantara, jumlah tamu asing menginap dan jumlah tamu asing menginap di non Hotel terhadap pertumbuhan ekonomi.
Terdapatnya hubungan positif dan signifikan antara jumlah wisatawan nusantara dengan pertumbuhan ekonomi senada dengan penelitian Holik, (2016) Soukiazis and Proença, (2008), Chou, (2013), Rasool, Maqbool and Tarique, (2021), Brida, Punzo and Risso, (2009) dan Alhowaish, (2016). Hasil ini mengungkapkan bahwa teori tourism-led growth hypothesis berlaku di Indonesia untuk kunjungan wisatawan nusantara. Pemerintah sangat penting berperan mengembangkan sektor pariwisata agar tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Pemerintah membuat kebijakan yang tidak merugikan pihak swasta dalam mengembangkan wisata. Apakah itu wisata alam atau wisata buatan. Pihak pengelola pariwisata apakah swasta ataupun tidak bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisata dengan menerapkan strategi pemasaran yang menarik lagi agar kunjungan selalu meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Bahkan jika dilihat dari tiga variabel kunjungan wisatawan nusantara berpengaruh lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu 0,111 %.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya terdapatnya hubungan positif dan signifikan antara total jumlah Tamu asing menginap di hotel dan Non hotel terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil ini senada dengan Bicer dan Gunawan (2018), Brida et al., (2009), Holik, (2016), Khan et al., (2021); dan Rasool et al., (2021). Artinya datangnya turis asing ke negara Indonesia mampu berperan mempengaruhi perekonomian. Para turis secara tidak langsung berkontribusi meningkatkan pendapatan hotel dan non hotel, penjualan souvenir, masuk ke wisata alam dan non alam, serta atraksi wisata lainnya. Hilirisasi terjadi dan signifikan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Jika dilihat dari 34 provinsi di Indonesia juga menunjukkan bahwa 30 Provinsi secara parsial mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 3 variabel ekonomi tersebut. Sehingga pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat diharapkan bekerja sama untuk mendukung kunjungan wisatawan nusantara nusantara, dan wisatawan asing untuk menginap di hotel dan non hotel dalam pembangunan daerah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Masing masing provinsi mengidentifikasi potensi wisata daerahnya dan mengembangkan strategi agar bisa meningkatkan kunjungan wisata. Penegmbangan wisata bisa dengan model Community Based Tourism, identifikasi 6A (Attraction, Accessibility, Amenity, Ancillary, Activity, and Accomodation). Pengelola hotel berbintang dan tidak berbintang, maupun non hotel bisa meningkatkan kualitas pelayanan dalam menarik wisatawan untuk menginap di hotel ataupun non hotel tersebut. Semakin banyak daerah memiliki potensi wisata yang dikunjungi, semakin bagus kualitas hotel maka akan semakin meningkatkan kunjungan dan akan meningkatkan pendapatan dan berakhir pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi.