Konten dari Pengguna

Hubungan Positif Mengenai Paparan Alam dan Kesehatan

qaila asoka februm
Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya
21 Oktober 2024 13:29 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari qaila asoka februm tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alam https://www.istockphoto.com/id/foto/kesehatan-dan-keindahan-alam-gm1208217584-349151931
zoom-in-whitePerbesar
Alam https://www.istockphoto.com/id/foto/kesehatan-dan-keindahan-alam-gm1208217584-349151931
ADVERTISEMENT
Hubungan mengenai paparan alam dan kesehatan manusia sudah sangat lama terjalin bahkan sejak zaman prasejarah, alam bukan hanya sumber kehidupan manusia, namun juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga mental dan juga kesehatan fisik pada manusia (Steg & Groot, 2019). Namun semenjak besarnya perkembangan peradaban, keterkaitan dan hubungan manusia dengan paparan alam yang baik semakin berkurang, saat ini banyak manusia modern yang mulai memiliki kecenderungan kecanduan dengan teknologi dan apatis dengan alam di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Terdapat banyak elemen pada alam yang mulai rusak akibat dari ulah manusia, dan sedikit dari mereka yang peduli akan kerusakan tersebut, hampir semua wilayah metropolitan khususnya di Jakarta sudah tidak layak untuk dihuni, pencemaran lingkungan seperti kualitas air Jakarta yang hampir semuanya tidak layak digunakan karena sangat banyak yang tercemar limbah (Pamjaya, 2016) dan manusia tidak banyak yang peduli akan hal tersebut, lalu polusi yang semakin hari semakin tidak layak untuk kehidupan manusia (IQAir, 2024), dan juga banyak polusi lainnya yang membuat lingkungan ini tidak berdampak baik pada kehidupan manusia.
Kerusakan lingkungan yang dipaparkan di atas sangat berdampak pada kesehatan manusia, seperti polusi udara yang dapat meningkatkan berbagai penyakit bahkan hingga gangguan psikologis pada manusia (Steg & Groot, 2019). Tidak hanya polusi kebisingan baik kendaraan atau aktivitas manusia juga dapat menyebabkan penyakit bahkan dapat menuju gangguan kardiovaskular pada manusia (Münzel et al., 2014) khususnya dapat mempengaruhi perkembangan anak-anak jika mereka tumbuh pada lingkungan yang memiliki kebisingan yang tinggi (Gilavand & Jamshidnezhad, 2016).
ADVERTISEMENT
Beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh (Hartig et al., 2014), menghasilkan sebuah mekanisme dimana terdapat empat yang utama dalam menghubungkan antara alam dengan kesehatan manusia, yaitu peningkatan kualitas udara, stimulasi aktivitas fisik, fasilitasi kohesi sosial, dan pengurangan stres. Mekanisme-mekanisme ini bekerja secara sinergis untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan dan kesehatan. Udara bersih yang dihasilkan oleh tanaman, misalnya, dapat meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi risiko penyakit pernapasan. Selain itu, alam juga menjadi tempat yang ideal untuk melakukan aktivitas fisik, seperti berkebun, berjalan-jalan, atau bersepeda, yang dapat meningkatkan kebugaran dan kesehatan jantung.
Lalu bagaimana hubungan positif mengenai paparan alam dan kesehatan?
• Kualitas udara
Menurut Zupancic dalam (Steg & Groot, 2019) Tumbuhan dikenal karena kemampuannya untuk menghilangkan polutan dari udara dan mengurangi panas dengan memberikan naungan serta meningkatkan kelembaban. Selain itu, tanaman dan pohon juga mengeluarkan minyak esensial yang disebut fitoncid, sebagai mekanisme pertahanan terhadap serangan serangga, jamur, dan bakteri. Penelitian awal menunjukkan bahwa menghirup fitoncid, bersama dengan zat-zat lain yang terdapat di alam seperti ion udara negatif, dapat berdampak positif pada fisiologi manusia serta kesehatan mental. Namun, tidak semua efek yang ditimbulkan oleh tumbuhan dan pohon positif. Mereka juga bisa memberikan dampak negatif pada kualitas udara, misalnya dengan melepaskan serbuk sari yang bisa memicu alergi, atau menghambat sirkulasi udara di wilayah perkotaan sehingga menyebabkan penumpukan debu menurut Vos dalam (Steg & Groot, 2019). Oleh karena itu, dampak tumbuhan dan pohon terhadap kualitas udara bersifat ambivalen, bergantung pada konteks lokal dan kondisi spesifik di setiap wilayah.
ADVERTISEMENT
• Simulasi aktivitas fisik
Untuk beberapa kelompok, seperti anak-anak dan lansia, terdapat laporan tentang hubungan positif antara tingkat aktivitas fisik dan keberadaan atau jarak ke ruang hijau. Namun, hubungan ini mungkin lebih bergantung pada persepsi keselamatan (misalnya lalu lintas), daripada pada kealamian lingkungan. Meskipun begitu, lingkungan alami dapat mendukung aktivitas fisik dengan memberikan manfaat tambahan. Misalnya, orang umumnya merasakan emosi yang lebih positif dan lebih sedikit kelelahan saat berjalan atau bersepeda di lingkungan alami dibandingkan dengan lingkungan buatan atau di dalam ruangan. Bagi anak-anak, bermain di alam dapat mendorong perilaku bermain yang lebih kreatif dan eksploratif, yang bermanfaat untuk perkembangan emosional, kognitif, dan fisik mereka menurut Wilson dalam (Steg & Groot, 2019). Oleh karena itu, hubungan antara kealamian suatu lingkungan dan aktivitas fisik lebih kompleks daripada yang sering dipikirkan, dan dapat bervariasi tergantung pada jenis aktivitas serta kelompok populasi.
ADVERTISEMENT
• Fasilitas kohesi sosial
Taman dan ruang hijau lainnya dapat mendorong kontak sosial dan kohesi (atau ikatan) antara anggota komunitas dengan menyediakan tempat yang menarik untuk bertemu dan bersosialisasi. Secara khusus, kebun komunitas dan kebun sewaan telah terbukti efektif dalam mempromosikan interaksi sosial dan mengurangi perasaan kesepian menurut Van den Berg et al. dalam (Steg & Groot, 2019). Namun, di daerah perkotaan yang padat, ruang hijau tertutup, terutama jika tidak terawat dengan baik, dapat mengurangi kohesi sosial dengan membuat orang merasa tidak aman.
• Pengkondisian stress
Alam dan ruang hijau sangat dihargai karena kemampuannya mengurangi stres. Seperti yang banyak orang ketahui dari pengalaman pribadi, menikmati suara dan pemandangan alam dapat membuat seseorang merasa lebih rileks dan mengurangi ketegangan mental serta fisik. Dikatakan bahwa kemampuan alam untuk meredakan stres mungkin merupakan warisan evolusi manusia di lingkungan alami, di mana otak manusia terbiasa merespons positif terhadap lingkungan alami yang tidak mengancam (Ulrich, 1999). Manfaat pengurangan stres dari alam didukung oleh banyak penelitian eksperimental yang menunjukkan bahwa lingkungan alami membantu pemulihan lebih cepat dan lebih lengkap dari gejala stres fisik dan mental dibandingkan dengan lingkungan buatan. Selain itu, studi epidemiologis menunjukkan bahwa hubungan antara ruang hijau di sekitar tempat tinggal dan kesehatan sebagian besar dapat dijelaskan oleh tingkat stres yang lebih rendah pada penduduk di area yang lebih hijau menurut De Vries dalam (Steg & Groot, 2019).
ADVERTISEMENT
Bahkan hanya melihat alam dari jendela, atau menonton gambar atau video tentang alam, dapat mengurangi tingkat stres mental dan fisik secara terukur. Temuan ini menunjukkan bahwa sistem persepsi visual memainkan peran penting dalam sifat alam yang mengurangi stres. Secara keseluruhan, meskipun manfaat kesehatan dari alam kemungkinan diatur oleh berbagai mekanisme, mekanisme psikologis pengurangan stres sejauh ini mendapatkan dukungan yang paling kuat dan jelas. Bukti empiris terkait kualitas udara, aktivitas fisik, dan kohesi sosial sebagai mekanisme yang mendasari hubungan alam dan kesehatan masih lebih bervariasi dan belum pasti.
Paparan alam memiliki hubungan positif dengan kesehatan manusia, baik dari segi fisik maupun mental. Mekanisme utama yang menjelaskan hubungan ini meliputi peningkatan kualitas udara, stimulasi aktivitas fisik, fasilitasi kohesi sosial, dan pengurangan stres. Alam dapat membersihkan udara dari polutan, mendukung aktivitas fisik yang lebih menyenangkan, serta menjadi tempat interaksi sosial yang mempererat hubungan antarindividu. Selain itu, kontak dengan alam secara signifikan mengurangi tingkat stres, baik melalui interaksi langsung dengan lingkungan alami maupun melalui pengamatan visual terhadap pemandangan alam.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua efek alam sepenuhnya positif. Tumbuhan juga dapat melepaskan serbuk sari yang menyebabkan alergi, dan ruang hijau yang tidak terawat bisa mengurangi rasa aman masyarakat. Efek alam terhadap aktivitas fisik dan kohesi sosial juga bergantung pada faktor-faktor seperti persepsi keamanan. Dengan demikian, meskipun manfaat kesehatan dari paparan alam sudah jelas, efektivitasnya sangat bergantung pada konteks dan kondisi lokal.
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa dampak negatif, manfaat alam dalam mendukung kesehatan mental dan fisik manusia tetap lebih menonjol. Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan dan mengelola ruang hijau dengan baik untuk memaksimalkan dampak positifnya bagi kesehatan.