Konten dari Pengguna

Menempuh Jalan Panjang Menuju Ar-Rahman

Quran Buddy Indonesia
Your Buddy for Exploring the Miracle of Quran
17 Mei 2020 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Quran Buddy Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jalanan yang panjang. Dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jalanan yang panjang. Dok: pixabay
ADVERTISEMENT
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah kemudian Allah mengampuni mereka” (HR Muslim no 7141)
ADVERTISEMENT
Begitupun sebaliknya, berapapun banyak amal kebaikan yang pernah ia lakukan, namun sebab itu semua maka hatinya dipenuhi kesembongan; merasa berhak masuk ke dalam surga dan memandang orang lain tidak lebih baik darinya, niscaya Allah akan datang kepadanya dengan murka-Nya –na’udzubillahi min dzalik-.
Topi yang ditanggalkan pemiliknya. Dok pixabay
Manusia tidak akan luput dari berbuat salah, bagaimanapun ia berusaha menjauhinya pasti suatu saat akan terjerumus ke dalamnya. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah berbuat salah, kemudian Allah langsung menegurnya.
Namun dosa tetaplah dosa yang akan mendatangkan murka-Nya jika tanpa penyesalan dalam hati, dan dosa tetaplah dosa jika tanpa bertaubat kepada Allah dengan ketulusan hati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat” (HR Ibnu Maajah no 4241, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
ADVERTISEMENT

Kegembiraan Allah Untuk Mereka Yang Kembali Kepada-Nya

Kasih sayang Allah kepada hamba-Nya sangatlah besar, melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Allah menciptakan manusia dengan sifat berdosa karena ada hikmah yang sangat Allah cintai, yaitu taubatnya dan kembalinya hamba kepada Allah dengan penuh kehinaan dan rendah diri dihadapan-Nya.
Sungguh Allah sangat bergembira jika ada hamba-Nya yang bertaubat kepada-Nya. Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam melalui sebuah kisah menggambarkan bagaimana gembiranya Allah tatkala ada hamba-Nya yang bertaubat.
Penunggang unta di tengah padang pasir. doc: pixabay
Ada manusia seorang diri yang sedang dalam perjalanan di tengah padang pasir kemudian tiba-tiba ia kehilangan hewan tunggangannya dengan segala perbekalannyanya dan sama sekali tak menyisakan apapun, ia hanya bisa terus berjalan dengan tanpa harapan hingga akhirnya ia menemukan sebuah pohon dan berteduh kelelahan sembari menunggu ajalnya tiba.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu sebelum matahari tenggelam hewan tunggangannya muncul kembali menghampirinya sedangkan perbekalnnya dalam keadaan sangat utuh. Alangkah sangat senangnya ia lantas kemudian berucap “Yaa Allah sesungguhnya engkau adalah hamba-ku dan aku adalah tuhan-Mu.”
Ia salah berucap karena saking senangnya. Dan Nabi mengabarkan bahwasannya Allah jauh lebih senang ketimbang pemuda itu tatkala ada hamba-Nya yang bertaubat kepada-Nya.
pintu keluar. doc: pixabay
Seberapapun kelamnya masa lalu yang seorang miliki, maka pintu taubat akan selalu terbuka untuknya. Allah menyampaikan surat cinta untuk hamba-Nya yang berdosa dalam sebuah ayat dalam Alquran:
ADVERTISEMENT

Seorang Penyamun Ternama di Dataran Arab

Di akhir tulisan ini kita akan pergi melintasi waktu ratusan tahun lamanya, ke sebuah tempat di dataran Arab tepatnya tahun 120 H. tentang sosok pemuda yang hidupnya dipenuhi dengan kejahatan. Dia bekerja sendiri dalam menjalankan misinya, yang mana sebutan istilahnya adalah Quththo’uth Thoriq atau dalam bahasa yang kita kenal saat ini adalah begal atau penyamun.
Meski masih terbilang cukup muda namun reputasinya sangatlah menyeramkan, dia dikenal sebagai perampok jalanan kelas kakap. Banyak orang takut terhadapnya, karena siapapun yang mencoba melawannya maka dia siap bertaruh nyawa satu sama lain.
Dibalik kerasnya hidup yang ia jalankan, tetap saja ada sisi romantisme dalam dirinya yang tak bisa ditutup-tutupi. Sudah sejak lama ia terpikat oleh seorang gadis yang tidak jauh dari tempat ia tinggal. Namun tentulah sangat mustahil apabila gadis tersebut menyukainya mengingat orang-orang hampir semua tahu tentang kehidupan yang ia miliki. Karena tak mampu lagi membendung gejolak dalam dada akhirnya pada suatu malam ia menjalankan sebuah misi, bagaimanapun caranya ia harus mendapatkan gadis tersebut.
ADVERTISEMENT
moonlight. doc: pixabay
Di tengah keheningan, malam menyala untuk dirinya sendiri.
Pemuda itu mulai bergerak menuju rumah sang pujaan hati dan dengan lihainya ia menelusuri tiap jalan tanpa banyak berpikir untuk menentukan arah.
Hingga sebelum sampai pada rumah yang dituju, ia tertahan oleh sebuah lantunan ayat suci Alquran yang seseorang bacakan dari dalam sebuah rumah. Kemudian ia memperlambat langkahnya sambil mendengarkan dan memahami lantunan ayat tersebut hingga tuntas.
ia pun terhenti, mematung. Memahami kandungan satu ayat suci alQur’an tersebut
Waktu seolah berhenti dan seketika hatinya bergetar, lidahnya kelu, tatapan matanya sejenak kosong. ia terkulai lemas memegangi lututnya yang bergetar. Dan jutaan ingatan masa lampau tentang segala yang pernah ia lakukan menjelma seperti pasukan perang yang berlari menyerang hati dan pikirannya. Ia tak sanggup lagi menahan apa yang ia rasakan, ia terjatuh berbarengan dengan melelehnya air mata. Dengan terbata ia berbisik lirih, “Tentu saja, Wahai Pemilik jiwaku. Telah tiba waktuku untuk bertaubat.”
ADVERTISEMENT
Tak ada pilihan lain pemuda tersebut berbalik arah berlari sebisa yang ia mampu dan tersungkur di sudut kota yang sepi. Pertama kali dalam hidupnya semenjak usianya mulai menginjak dewasa air matanya terus berjatuhan.
banguna rusak. doc: pixabay
Tak ingin seorang pun mengetahui apa yang sedang ia alami, ia pun bergegas menuju reruntuhan bangunan tempat biasa ia bersembunyi untuk mengintai mangsanya.
Tak lama berselang, terdengar derap kaki unta para rombongan dagang. Kemudian seseorang berkata;
“Jalan terus,” ujar seseorang dengan suara berat.
“Yaa, kita jalan terus sampai pagi,” sahut temannya yang satu.
“Fudhail biasanya menghadang di tempat ini,” tambahnya dengan suara lirih.
Mendengar percakapan tersebut pemuda tersebut merasakan hatinya seolah tercabik-cabik, karena dialah yang sedang mereka bicarakan, dialah pemuda yang bernama Fudhail.
ADVERTISEMENT
Tak seperti malam-malam sebelumnya, pedang yang ia miliki masih tetap dalam sarungnya. Sambil mengatur nafasnya ia berkata, “aku melakukan kejahatan sepanjang siang dan malam, dan tak sedikit orang yang takut kepadaku. Sungguh, tidaklah Allah membawaku pada lantunan ayat Alquran tadi melainkan agar aku menyudahi semua ini. Ya Rabbi, aku bertaubat kepada-Mu”.
Dengan tekadnya yang kuat, semenjak saat itu pemuda tersebut meninggalkan dunia yang telah mewarnai hidupnya dengan penuh kejahatan. Dan sedikit demi sedikit ia berjalan menuju cahaya hingga tercatat dalam ingatan semua orang yang mengenalnya bahwa dia telah menjadi seorang ulama besar, nama lengkap beliau adalah Fudhail bin Iyadh –rahimahullah-.
=====
Penulis: Biruni Dzalfa, Mahasiswa LIPIA Jakarta.
=====
Sumber:
ADVERTISEMENT