Pentingnya Membangun Pribadi Percaya Diri

Rachel Fayza
Law Student
Konten dari Pengguna
11 Januari 2021 18:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachel Fayza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ABSTRAK
Pada masa perkembangannya, remaja sedang gencar mencari jati dirinya dengan berinteraksi dengan kawan sebayanya baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Setiap kepribadian manusia, percaya diri merupakan indikator yang penting untuk menghasilkan keberhasilan dalam kaitannya dengan aktivitas yang ia lakukan. Akan tetapi ada hal yang tidak dapat dimungkiri bahwa tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh masing-masing individu berbeda-beda, dan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lain disamping proses pendewasaan dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan pentingnya memupukkan rasa percaya diri pada remaja yang cenderung rentan merasa rendah diri dan membanding-bandingkan kekurangan yang dimiliki dirinya dengan orang lain serta selalu memandang negatif tentang dirinya sendiri.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan metode penelitian secara kualitatif dengan tujuan mengetahui lebih dalam mengenai fakta dan gejala akan pentingnya menanamkan rasa percaya diri di kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat memberikan penjelasan data yang lebih kompleks dan informasi secara mendalam mengenai pentingnya membangun pribadi memiliki kepercayaan diri.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya setiap manusia telah diciptakan dengan memiliki rasa kepercayaan dirinya masing-masing, namun setiap rasa percaya diri itu memiliki perbedaan antara individu yang satu dengan yang lain. Ada yang memiliki rasa kepercayaan diri yang kurang dan ada yang memiliki rasa kepercayaan diri lebih, sehingga keduanya menampakkan perbedaan tingkah laku yang cukup signifikan. Tidak semua manusia diciptakan dengan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi, sebagian manusia masih memiliki rasa kurang percaya diri. Rasa percaya diri memang sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Kebanyakan manusia berasumsi bahwa kepercayaan diri adalah hal yang tidak bisa dipelajari. Dan mereka menganggap kepercayaan diri adalah sebuah takdir, sehingga menjadi alasan mereka malas untuk berusaha mengembangkan dan melatih rasa kepercayaan dirinya. Nyatanya, rasa percaya diri dapat dipupuk dan dipelajari. Menumbuhkan rasa percaya diri adalah hal yang penting. Cukup dengan membangun rasa percaya diri dalam satu bidang kehidupan, maka hal itu akan menyebar ke segala aspek dalam hidup kita. Terkadang rasa percaya diri dapat muncul secara berlebihan yang mengarah pada keangkuhan. Mereka yang merasa rendah diri umumnya berpura-pura memiliki rasa percaya diri yang kuat. Semakin merasa minder, semakin ia tampil dengan rasa percaya diri yang semu. Kurangnya kecerdasan sosial itu membuatnya menjadi orang yang arogan. (Perdana, 2019)
ADVERTISEMENT
Carl Rogers mengemukakan istilah self yang termuat dalam psikologi memiliki dua makna, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri dan suatu keseluruhan psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Self sebagai faktor mendasar dalam pembentukan kepribadian dan penentu tingkah laku yang meliputi segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita baik yang disadari ataupun tidak disadari individu pada dirinya. Menurut Symond dalam bukunya yang berjudul The Ego and The Self menyatakan Self sebagai cara-cara bagaimana seseorang bereaksi terhadap dirinya sendiri. Self mengandung empat aspek, yaitu: bagaimana orang mengamati dirinya sendiri, bagaimana orang berpikir tentang dirinya, bagaimana orang menilai dirinya sendiri, dan bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri. Kepercayaan diri memiliki makna suatu sikap yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga percaya diri merupakan kondisi mental atau psikologis yang memberi keyakinan pada dirinya untuk melakukan suatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri cenderung memiliki konsep diri yang negatif, karena merasa kurang percaya pada kemampuan dirinya sendiri, oleh karena itu jika tidak memiliki rasa percaya diri akan cenderung sering menutup diri. (Fakhiroh & Hidayatullah, 2018)
ADVERTISEMENT
Masa-masa remaja sebagai fase ketika ketertarikan seseorang pada hal-hal baru sedang mencapai puncaknya. Pada masa remaja terdapat masa negatif yaitu masa dimana remaja bersikap anti terhadap kehidupan. Salah satu gejala yang mencirikan masa negatif pada remaja adalah rendahnya rasa percaya diri pada dirinya sendiri (lack of confidence). Menurut Peter Lauster, kepercayaan diri merupakan satu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira. Menurut Lauster (dalam Ghufron, 2014: 35) berpendapat bahwa kepercayaan diri yang sangat berlebihan, bukanlah sifat yang positif. Pada umumnya akan menjadikan orang tersebut kurang berhati-hati dan akan berbuat seenaknya sendiri. Hal ini menjadi tingkah laku yang menyebabkan konflik dengan orang lain.(Azizan, 2016).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENTINGNYA MEMBANGUN PRIBADI YANG PERCAYA DIRI”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah:
1. Apakah makna utama dari kepercayaan diri?
2. Mengapa menanamkan kepercayaan diri itu penting bagi setiap individu?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Memenuhi nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Mengetahui makna kepercayaan diri
3. Mengetahui pentingnya penanaman kepercayaan diri
5. Sebagai acuan untuk jurnal penelitian selanjutnya
METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Melalui penelitian kualitatif, tidak disajikan populasi atau sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan secara individu di rumah penulis sendiri yang berlokasi di Provinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Selatan, karena perlengkapan penelitian tersedia di rumah penulis.
ADVERTISEMENT
2.2 Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan perhitungan, atau diistilahkan dengan penelitian ilmiah yang menekankan pada karakter alamiah sumber data. Jenis penelitian ini adalah Tinjauan Pustaka, yakni penelitian yang dilakukan melalui mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.
2.3 Metode Penelitian
Diungkapkan Sugiyono (2012, hlm. 2) metode penelitian adalah sebagai berikut: Metode penelitian adalah cara ilmiah utuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
ADVERTISEMENT
Adapun metode penenelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang diambil dari sumber data. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah beberapa sumber jurnal yang dicari melalui internet mengenai topik penelitian “PENTINGNYA MEMBANGUN PRIBADI YANG PERCAYA DIRI”.
2.4 Teknik Analisis Data
Adapun langkah- langkah strategis dalam penelitian analisis isi, sebagai berikut:
1. Pertama, penetapan desain atau model penelitian. Disini ditetapkan beberapa media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan sebagainnya.
2. Kedua, pencarian data, yaitu dari sumber-sumber data. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan internet untuk mencari jurnal-jurnal terkait topik penelitian.
ADVERTISEMENT
3. Ketiga, tahap eksplanasi, yaitu menelaah kembali seluruh data yang tersedia dari berbagai jurnal. Setelah itu mengorganisir kembali hasil yang telah ditelaah untuk dianalisis dengan mendeskripsikan data-data untuk mencari kesimpulan hasil penelitian.
PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Definisi Percaya Diri
Pendapat para ahli terkait makna dari kepercayaan diri sebagai berikut:
Thantaway dalam Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87) Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan.
Rahmat (2000:109) Kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.
ADVERTISEMENT
Hakim (2004:6) Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya.
(Thalib, 2016)
Gambar 1. Cara Agar Kamu Percaya Diri. Sumber: https://medium.com/belajar-desain/cara-agar-kamu-percaya-diri-ce508a96f03e, 2020
Dari beberapa pengertian para ahli di atas, inti yang dapat kita pahami bahwa kepercayaan diri akan lahir jika kita sudah memiliki niat dari diri sendiri. Percaya diri memiliki peran penting sebagai salah satu kunci kesuksesan hidup manusia. Sebab, tanpa adanya kepercayaan diri dalam diri kita, justru akan mempersulit kesuksesan dalam berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, vitalitas dan daya kreativitas yang telah dimiliki secara spontan dapat beralih menjadi frustasi, patah semangat, hingga depresi. Hal itu terjadi karena pada hakikatnya, rasa percaya diri secara alamiah mampu memberikan sugesti kepada diri sendiri dalam efektivitas bekerja, kesehatan lahir batin, kemampuan mengontrol diri, pengambilan keputusan yang tepat, sikap toleran antarsesama, kecerdasan, rendah hati, kepuasan diri maupun ketenangan jiwa. Memperoleh rasa percaya diri sebagai jaminan yang andal untuk menuju kesuksesan, baik kesuksesan kecil maupun kesuksesan besar. Dengan ini, untuk mendapatkan kepercayaan diri tersebut, perlunya introspeksi diri dalam memilah sifat-sifat mana saja yang diperlukan untuk meraih kesuksesan yang diinginkan. (Al-Uqshari, 2005)
ADVERTISEMENT
4.2. Prinsip Percaya Diri
Terdapat lima prinsip utama yang dikemukakan para pakar ilmu jiwa yang harus dipatuhi demi meraih rasa percaya diri, di antaranya sebagai berikut:
1. Prinsip pertama
Tumbuhkanlah dalam diri sendiri mental positif yang mampu mengantarkan Anda menuju kesuksesan. Hal ini berarti Anda dituntut untuk menumpaskan segala mental-mental negatif hingga ke akarnya. Sebab, mental-mental negatif tersebut sangat berpengaruh dalam memicu ke arah kegagalan. Kemampuan apa pun yang telah dimiliki untuk melakukan suatu kesempatan bermanfaat harus dilakukan segera dan jauhkan keraguan. Alhasil, ketika kesuksesan itu datang, maka otomatis rasa kepercayaan diri yang dimiliki akan semakin kuat.
2. Prinsip kedua
Bersikap bijaksana dalam merencanakan target-target kehidupan. Menyesuaikan target dengan kemampuan diri sendiri dan tidak melebihi potensi diri. Hal ini dapat dimulai dengan melakukan aktivitas yang berpotensi menjanjikan kesuksesan. Studi ilmu kejiwaan membuktikan bahwa mayoritas krisis kepercayaan diri muncul karena terjadinya suatu kegagalan yang memicu mereka berasumsi bahwa mereka akan selamanya gagal dan tidak bisa bangkit. Asumsi-asumsi dini tersebut sangatlah tidak tepat dan harus dialihkan dengan mengubah visi pandangan terhadap diri sendiri bahwa sekali gagal bukan berarti akan gagal seterusnya.
ADVERTISEMENT
3. Prinsip ketiga
Pelajari bagaimana cara bergaul yang baik dengan orang lain. Sebab, hal itu dapat menguatkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Jadilah seorang individu yang menyenangkan, yang siap memberikan rasa kasih dan kehangatan. Tebarkan senyum dan kebahagiaan pada lingkungan sekitar, sebab hal itu dapat membawa kesan positif kepada sesama.
4. Prinsip keempat
Penampilan psikis dan fisik berpengaruh dalam membangun rasa percaya diri. Mulai dari intonasi suara, gerakan anggota tubuh, tutur kata, cara bicara, cara duduk, cara berdiri, dan seluruh tingkah laku harus diupayakan selalu tampak elegan dan penuh kesopanan. Seorang individu yang memiliki kepercayaan diri cenderung menjaga penampilannya dengan baik. Selain itu, rasa percaya diri yang dirasakan pada orang yang kurang memperhatikan penampilannya tidak sebesar apabila dibandingkan dengan rasa percaya diri yang dirasakan oleh individu yang penuh vitalitas dan memperhatikan penampilannya.
ADVERTISEMENT
5. Prinsip kelima
Carilah teman dan relasi sebanyak mungkin. Namun Anda dapat memilih kawan yang dirasa mampu memberikan kepercayaannya. Karena dengan ini rasa percaya diri akan tumbuh dan semakin bertambah kuat. “Individu yang memiliki rasa percaya diri” dan “Individu yang siap memberikan kepercayaannya”, dua karakter tersebut menunjukkan pribadi yang dapat menjadi teman karib yang dapat mengarahkan menuju kesuksesan dalam meraih kepercayaan diri. (Al-Uqshari, 2005)
Gambar 2. Ilustrasi ketika mengalami kegagalan. Sumber: https://www.golife.id/cara-menghilangkan-minder/, 2020
4.3 Karakteristik Percaya Diri
Menurut Lindefild Gael, karakteristik percaya diri terbagi menjadi dua macam adalah sebagai berikut (Rifki, 2008):
a. Percaya diri lahir
Lahirnya kepercayaan diri menuntut seorang individu untuk mampu menunjukkan kesannya pada dunia luar bahwa dirinya telah memiliki keyakinan secara pribadi (percaya diri lahir).
ADVERTISEMENT
Percaya diri lahir dapat dimiliki dalam kemampuan berikut ini:
• Komunikasi.
Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan dasar yang baik dan utama dalam pembentukan sikap percaya diri. Hal-hal seperti mampu menghargai pembicaraan dengan lawan bicara, berani berbicara di depan umum, tahu kapan harus berganti topik pembicaraan, dan mahir dalam berdiskusi adalah bagian dari keterampilan komunikasi yang dapat dilakukan jika individu tersebut memiliki rasa percaya diri.
• Ketegasan.
Sikap tegas dalam diri seseorang dalam melakukan suatu tindakan juga diperlukan dengan tujuan agar terbiasa dalam menyampaikan aspirasi dan keinginan serta membela hak kita, dan menghindari terbentuknya perilaku agresif dalam diri.
• Penampilan Diri.
Seorang individu yang percaya diri selalu memperhatikan penampilan dirinya, baik dari gaya pakaian, aksesori dan gaya hidupnya tanpa terbatas pada keinginan untuk selalu ingin menyenangkan orang lain.
ADVERTISEMENT
• Pengendalian Perasaan.
Pengendalian perasaan juga diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan kemampuan mengelola perasaan kita dengan baik akan membentuk suatu kekuatan besar yang pastinya menguntungkan individu tersebut.
b. Percaya diri batin
Percaya diri batin adalah percaya diri yang memberi kepada seseorang perasaan dan anggapan bahwa pribadinya dalam keadaan baik. Percaya diri batin dapat dilihat dalam kemampuan berikut ini:
• Cinta Diri.
Orang yang cinta diri berarti mencintai dan menghargai diri sendiri dan orang lain. Mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan secara wajar dan selalu menjaga kesehatan diri. Selain itu, memiliki keahlian dalam bidang tertentu sehingga kelebihan yang dimiliki dapat dibanggakan, hal ini yang menyebabkan individu tersebut menjadi semakin percaya diri.
ADVERTISEMENT
• Pemahaman Diri.
Orang yang percaya diri batin sangat sadar akan dirinya. Mereka selalu mengintrospeksi diri agar setiap tindakan yang dilakukan tidak merugikan orang lain.
• Tujuan yang Positif.
Individu yang bersikap percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Ini disebabkan karena mereka punya alasan dan pemikiran yang jelas dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa yang bisa mereka dapatkan.
• Pemikiran yang Positif.
Orang yang percaya diri biasanya merupakan teman yang menyenangkan. Salah satu alasannya karena mereka telah terbiasa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka mengharap serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. (Muchlisin Riadi, 2019)
4.4. Aspek Percaya Diri
Selain itu, terdapat pula beberapa aspek terkait kepercayaan diri yang diungkapkan oleh Lauster (2002) adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
a) Kemampuan individual
Kemampuan individual yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki dalam diri seseorang agar mampu mengembangkan dirinya dengan tujuan seorang individu dapat mengenal kemampuannya sendiri dan tidak selalu bergantung dengan orang lain.
b) Interaksi sosial
Interaksi sosial yang dimaksud adalah bagaimana seorang individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan mengenal sikap individualnya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bersikap toleran, dan mampu menerima dan menghargai orang lain.
c) Konsep diri
Konsep diri yang dimaksud adalah bagaimana seorang individu memandang dan menilai pribadinya sendiri dengan pandangan positif atau negatif, memahami lebih dalam mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Gael Lindenfield (1997) mengungkapkan bahwa individu yang merasa percaya diri akan selalu mengetahui arah tujuan hidupnya dengan jelas. Hal ini karena jika kepercayaan diri telah tertanam dalam diri otomatis akan mempengaruhi pemikiran menjadi jelas dan memiliki alasan dari setiap tindakan yang dilakukan serta hasil yang dapat dicapai. (Jurnal UIN Malang, 2008)
ADVERTISEMENT
Percaya diri seseorang ditandai dengan harapan keberhasilan yang tinggi. Berikut ini beberapa alasan pentingnya memiliki kepercayaan diri:
• Percaya diri membangkitkan emosi positif.
Ketika seseorang merasa percaya diri, orang tersebut lebih mungkin untuk tetap tenang dan santai di bawah tekanan.
• Percaya diri memfasilitasi konsentrasi.
Ketika seseorang merasa percaya diri, pikiran seseorang tersebut bebas untuk fokus pada setiap tindakan yang dilakukan. Pada intinya, percaya diri individu yang lebih terampil dan efisien dalam menggunakan proses kognitif dan memiliki kemampuan perhatian yang lebih produktif, pola pikir (nalar), dan strategi penyelesaian.
• Percaya diri mempengaruhi tujuan.
Orang yang percaya diri cenderung menetapkan tujuan yang menantang dan aktif menggapainya. Keyakinan memungkinkan seseorang untuk meraih bintang-bintang dan menyadari potensi yang dimilikinya. Orang yang tidak percaya diri cenderung menetapkan tujuan mudah dan tidak pernah memaksakan diri.
ADVERTISEMENT
• Percaya diri meningkatkan upaya.
Seberapa banyak usaha yang dikeluarkan seseorang dan berapa lama individu akan bertahan dalam mengejar tujuan sangat tergantung pada kepercayaan/keyakinan.
• Percaya diri mempengaruhi kinerja.
Hubungan yang paling penting bagi praktisi adalah satu di antara keyakinan dan kinerja. Meskipun kita tahu dari penelitian sebelumnya bahwa ada hubungan positif antara kepercayaan dan kinerja (Feltz, 1984b, Vealey, 2001) dalam Weinberg & Gould (2007: 324), faktor yang mempengaruhi hubungan ini kurang dikenal. Namun, faktor-faktor seperti budaya organisasi, karakteristik kepribadian, karakteristik demografi (jenis kelamin, usia), affect (misalnya, gairah atau kecemasan), dan kognisi (atribusi untuk keberhasilan atau kegagalan). Semua faktor ini mempengaruhi apakah kepercayaan diri terlalu rendah, terlalu tinggi, atau tepat. (Mirhan, 2016)
ADVERTISEMENT
Gambar 3. Ilustrasi berpikir positif Sumber: https://seputarilmu.com/2019/12/percaya-diri.html, 2020
PENUTUP
Dari hasil penelitian di atas secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa makna sebenarnya dari kepercayaan diri adalah sikap percaya dan meyakini kemampuan diri sendiri sehingga mampu membantu seseorang mengubah cara pandangnya terhadap dirinya menjadi positif dan realistis sehingga mampu bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar.
Jika seorang individu telah memiliki bekal percaya diri yang baik, maka individu tersebut akan dapat mengembangkan potensinya dengan lebih baik lagi. Namun jika seorang individu memiliki percaya diri rendah, maka individu tersebut cenderung menutup diri, mudah frustasi ketika menghadapi kesulitan, canggung dalam menghadapi orang, dan sulit menerima realita dirinya. Memiliki percaya diri yang tinggi dalam diri dapat membantu mencapai prestasi dan hasil yang lebih baik lagi. Dengan begitu akan terjadi proses perubahan dalam diri individu bukan hanya pada hasil yang didapatkan saja, tetapi juga pada perilaku dan sikap individu, yaitu keberanian, keaktifan, dan aktualisasi diri dalam interaksi kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Dengan rasa percaya diri, maka akan lahir kepercayaan dengan kemampuan diri sendiri dan tidak malu untuk menunjukkan jati diri ketika berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, di zaman serbamodern membuat interaksi sosial semakin mudah dipermainkan. Hal ini salah satunya karena faktor rendahnya rasa percaya diri masyarakat sehingga sangat mudah terpengaruh dengan hal yang belum tentu benar adanya. Namun, dengan rasa percaya diri yang tinggi, maka hal-hal seperti itu tidak akan mempengaruhi pikiran sebab individu yang percaya diri memiliki pikiran yang teguh dan realistis. Banyaknya manfaat yang didapatkan dengan rasa percaya diri dalam segala aspek kehidupan, menjadikan kepercayaan diri sebagai hal yang utama yang seharusnya dimiliki setiap individu.
DAFTAR PUSTAKA
ADVERTISEMENT
Al-Uqshari, Y. (2005). Books @ Books.Google.Co.Id. In Hukum Perumahan (pp. 37–43). Jakarta: Gema Insani. https://books.google.co.id/books?id=t3zPqTnRjX0C&dq=wrong+diet+pills&source=gbs_navlinks_s
Azizan, H. (2016). Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Ketergantungan Media Sosial Pada Siswa di SMK Negeri 1 Bantul. 2 E-Journal Bimbingan Dan Konseling, 6(5), 1–10.
Fakhiroh, A., & Hidayatullah, S. (2018). Pengaruh Percaya Diri Terhadap Ketrampilan Berbicara. EL-IBTIKAR: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 7(1), 34. https://doi.org/10.24235/ibtikar.v7i1.3065
Jurnal UIN Malang. (2008). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Mengatasi Rasa TIdak Percaya Diri, 1–45.
Mirhan, J. B. K. J. (2016). (self confidence). Jurnal Olahraga Prestasi, 12(1), 4–6.
Muchlisin Riadi. (2019). Pengertian, Ciri, Karakteristik dan Manfaat Percaya Diri - KajianPustaka.
Perdana, F. J. (2019). PENTINGNYA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI SOSIAL DALAM KEAKTIFAN MENGIKUTI PROSES KEGIATAN BELAJAR Fani. Jurnal Edueksos, VIII(2), 70–87. http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf
ADVERTISEMENT
Thalib, S. B. (2016). Hubungan Kepercayaan Diri dan Harga Diri dengan Kemampuan Bergaul Mahasiswa. Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(3), 89–100.