Konten dari Pengguna

Baca Buku: Cetak atau Elektronik?

Rachmi Yamini
ASN Pemprov. DKI Jakarta - Pustakawan - Pecinta Damai
5 Maret 2021 6:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachmi Yamini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buku Cetak atau Buku Elektronik? Foto: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Buku Cetak atau Buku Elektronik? Foto: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Perkembangan zaman dan teknologi mengubah hampir segalanya dalam hidup, termasuk buku yang kini ramai beredar dalam bentuk elektronik atau digital. Akan tetapi, pilihan untuk membaca buku tercetak atau elektronik akan selalu menjadi perdebatan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya pilihan ini masalah selera, bukan untuk diperdebatkan. Berbeda orang sangat mungkin untuk memiliki pilihan dan preferensinya sendiri. Bila Anda masih bingung untuk menentukan pilihan, mungkin artikel berikut ini bisa membantu Anda.

Kenapa Buku Tercetak Lebih Memuaskan?

Hampir semua orang lebih merasa terbiasa dengan buku tercetak. Baik itu tua, muda, bahkan anak-anak memulai bacaan pertamanya dengan buku tercetak. Buku tercetak akan selalu memiliki penggemar setianya.
Sachin (2019) memberikan 7 alasan kenapa buku tercetak lebih baik daripada buku berbentuk elektronik. Pertama, sensasi yang menyenangkan saat memegang buku di tangan, aroma kertas, jilidan yang rapi, dan saat membolak-balikkan kertas yang tidak bisa dirasakan bila membaca buku elektronik. Kedua, buku tercetak lebih mudah untuk dipindahtangankan, dibagikan, dan dipinjamkan ke orang lain, dibandingkan buku elektronik yang sering kali hanya bisa diakses oleh si pemilik akun. Ketiga, gambar dan ilustrasi pada buku tercetak lebih enak dilihat. Keempat, buku tercetak lebih mudah untuk ditandai dengan stabilo berbagai warna atau ditambahkan catatan dengan pensil. Kelima, lebih mudah untuk memindai dan membaca cepat pada buku tercetak. Keenam, buku tercetak tidak memerlukan daya listrik. Terakhir, buku tercetak lebih murah dibanding buku elektronik.
ADVERTISEMENT

Kenapa Buku Elektronik Lebih Disukai?

Meskipun buku masih akan terus dicetak entah kapan dan akan selalu memiliki pembaca setia, namun buku elektronik juga semakin berkembang. Hal ini terlihat dari semakin banyak penerbit yang mulai mengembangkan buku ke dalam bentuk elektronik. Media perpustakaan elektronik dan perangkat untuk menyimpan dan membaca buku elektronik juga semakin bervariasi.
Sachin (2019) memberikan alasan kenapa buku elektronik lebih baik daripada buku tercetak. Pertama, kemudahan saat membaca, bahkan dengan satu tangan. Kedua, ribuan buku yang bisa diakses hanya dengan satu dawai. Ketiga, biaya yang dikeluarkan lebih efektif dibanding buku tercetak dan bisa dianggap sebagai investasi. Bahkan ada banyak buku elektronik gratis yang tersebar. Keempat, menandai buku bisa jadi lebih sederhana dengan sentuhan jari, tanpa perlu pensil, pulpen, stabilo warna warni atau penanda buku. Kelima, terdapat kamus yang tertanam di dalam dawai, tidak perlu membaca kamus tambahan. Keenam, buku elektronik selalu tersedia dan mudah diunduh, tidak perlu menunggu edisi baru dicetak dan dikirim ke tujuan. Terakhir, buku elektronik biasanya tersedia dalam sampel gratis sehingga memungkinkan kita melihat isinya sebelum membeli bukunya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kita tidak perlu datang ke toko buku untuk membeli buku (Gokey, 2020). Memang, membeli buku tercetak pun bisa dilakukan secara online. Akan tetapi kita masih harus menunggu kurir untuk sampai ke depan pintu rumah dan memanggil “Permisi! Paket!”. Berbeda dengan buku elektronik yang bisa sampai dalam genggaman hanya dalam hitungan menit, bahkan detik, tergantung seberapa cepat akses internet kita.

Jadi, Pilih Cetak atau Elektronik?

Foto: unsplash.com
Banyak faktor yang menjadi pertimbangan saat memilih untuk membaca buku dalam bentuk tercetak atau elektronik. Masing-masing memiliki kelebihannya tersendiri dan sekali lagi semuanya kembali kepada preferensi pribadi.
Saya sendiri tidak bisa memilih secara mutlak salah satunya. Membaca buku tercetak memang terasa lebih terapeutik. Mulai dari sensasi yang memuaskan saat membuka segel plastik buku baru, saat mencium aroma helaian kertas baru, saat menyentuh permukaan kertas yang kadang halus kadang sedikit bertekstur tidak rata atau saat jilidan punggung buku bersentuhan dengan jari-jari tangan. Tidak jarang bahkan penulis merasa bisa mendengar cerita dalam buku, seperti sedang diceritakan. Pikiran tidak lagi berada di tempat saat membaca, tetapi telah berkelana jauh memasuki relung bab demi bab bacaan. Seluruh indera tubuh seakan lebih mudah aktif dan memudahkan untuk membaca dengan mindfulness. Rasanya selalu menyenangkan dan menenangkan.
ilustrasi pixabay.com
Akan tetapi, membeli buku baru dalam bentuk tercetak seperti bukan lagi pilihan utama saya saat ini. Banyak pertimbangan yang melandasinya. Pertama, tumpukan buku lama yang sudah dibaca dan akhirnya menumpuk begitu saja di dalam lemari atau di pojok ruangan bersama barang-barang lain yang sudah tidak terpakai, menunggu untuk dipindahkan ke tempat yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya buku-buku tersebut menguning, berjamur, berkutu, bahkan rusak. Sering kali saya memilih untuk tidak membaca ulang buku-buku yang sudah saya baca. Beberapa tumpukan buku bahkan masih tersegel, belum dibuka sejak pertama dibeli. Bisa jadi karena dibeli saat diskon, tidak terbaca karena lupa, merasa sedikit banyak sudah tahu isinya, atau terlupakan karena ada buku lain yang lebih baru dan lebih menarik.
Kedua, buku elektronik saat ini lebih menggiurkan karena kemudahannya. Mudah untuk dibawa ke mana saja untuk bisa dibaca di mana saja dan kapan saja. Semudah meletakkan dawai dalam genggaman, membuka aplikasi, dan mulai membaca. Tidak perlu takut jari tergores lembaran kertas. Tidak perlu khawatir buku menjadi basah karena tertumpah kopi atau terkena minyak dari makanan. Penyimpanannya pun tidak menjadi hal yang perlu dipusingkan.
ADVERTISEMENT
Jadi, saya memilih untuk tetap membaca. Kadang untuk memilih buku tercetak atau elektronik menyesuaikan dengan tempat, waktu, ketersediaan buku, situasi bahkan kondisi suasana hati. Buku tercetak atau buku elektronik, buku milik sendiri atau buku pinjaman, asalkan tetap membaca. Selama masih bisa memiliki akses untuk kedua jenis buku tersebut, kenapa harus memilih. Kalau Anda, lebih suka membaca buku tercetak atau elektronik?