Konten dari Pengguna

Kolaborasi Pentaholic, Kunci Optimalnya Pembangunan di Wilayah Perbatasan RI

Raden Ahmad Haikal El-Musyaddat Arya Negara
Freshgraduate jurusan Akuntansi Pajak yang menjunjung tinggi semangat disiplin dan perfeksionisme dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Saya penggiat energi terbarukan yang fokus pada pemberdayaan masyarakat.
6 Oktober 2024 14:54 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raden Ahmad Haikal El-Musyaddat Arya Negara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perbandingan kondisi jalan di perkotaan dan pedalaman, menjadi bukti ketimpangan pembangunan nasional. Foto : R.Ahmad Haikal El-M.A.N
zoom-in-whitePerbesar
Perbandingan kondisi jalan di perkotaan dan pedalaman, menjadi bukti ketimpangan pembangunan nasional. Foto : R.Ahmad Haikal El-M.A.N
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Ulang Tahun (HUT) Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Republik Indonesia yang ke-14 merupakan momen penting untuk merefleksikan pencapaian dan tantangan dalam pengelolaan serta pembangunan wilayah perbatasan. Sebagai garis terdepan negara, wilayah perbatasan tidak hanya berperan penting dalam elemen yang menjaga kedaulatan politik, tetapi juga dalam mendorong kemandirian ekonomi. Namun, hingga saat ini banyak wilayah perbatasan yang menghadapi berbagai tantangan yang menghambat akselerasi Pembangunan nasional di wilayah tersebut. Dimulai dari infrastruktur yang kurang memadai hingga keterbatasan sumber daya manusia, dan terhambatnya kemandirian ekonomi. Untuk mengatasi tentangan-tantangan tersebut, diperlukan sinergi kolaborasi pentaholic antara berbagai stakeholder, termasuk pemerintah, masyarakat, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan media untuk mendokrak akselerasi Pembangunan nasional si wilayah perbatasan RI.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, seringkali wilayah perbatasan Indonesia tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain dalam hal pembangunan dan kesejahteraan. Kesenjangan Pembangunan dapat dilihat dari segi tidak tersedianya infrastruktur yang memadai. Infrastruktur merupakan fondasi penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial. Di banyak wilayah perbatasan, infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik masih sangat kurang. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2022), banyak daerah perbatasan seperti di Kalimantan Barat dan Papua mengalami keterbatasan akses transportasi yang berdampak negatif pada mobilitas barang dan orang. Infrastruktur yang tidak memadai menghambat kegiatan ekonomi dan sosial, serta memperlambat proses pembangunan.
Selain kesenjangan dari segi infrastruktur, Kualitas pendidikan dan kompetensi SDM di wilayah perbatasan seringkali berada di bawah standar nasional. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) (2023) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi sekolah dan angka
ADVERTISEMENT
melek huruf di wilayah perbatasan masih jauh di bawah rata-rata nasional. Faktor ini disinyalir terjadi karena Keterbatasan akses ke pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan, sehingga berdampak pada pengembangan sumber daya manusia yang akhirnya mempengaruhi kapasitas perkembangan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
Selain itu, kemandirian ekonomi yang masih rendah menjadi tantangan yang urgen untuk diselesaikan. Kondisi Perekonomi di wilayah perbatasan sering kali sangat bergantung pada bantuan pemerintah dan memiliki sedikit diversifikasi sektor ekonomi. Laporan Bank Indonesia (2023) mengungkapkan bahwa banyak daerah perbatasan masih mengandalkan sektor primer seperti pertanian dan perikanan dengan nilai tambah rendah. Kurangnya diversifikasi ekonomi dan investasi dalam sektor-sektor produktif menghambat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kemandirian ekonomi. Lemahnya kemandirian ekonomi tersebut yang memancing tantangan terkait dengan kedaulatan dan keamanan. Aktivitas ilegal seperti penyelundupan barang dan potensi konflik dengan negara tetangga dapat mengancam stabilitas dan kedaulatan negara. Kementerian Pertahanan RI (2023) melaporkan bahwa penegakan hukum dan keamanan di daerah perbatasan memerlukan perhatian khusus untuk melindungi integritas trritorial dan mengatasi ancaman keamanan.
ADVERTISEMENT
Konsep Kolaborasi Pentaholic
Alternatif dalam menjawab berbagai tantangan tersebut adalah dengan menerapkan kolaborasi pentaholic, Kolaborasi pentaholic mencakup lima pilar utama: Pemerintah, masyarakat, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan media. Masing-masing pilar memiliki peran yang krusial dalam mempercepat akselerasi pembangunan di wilayah perbatasan.
Pemerintah memiliki tanggung jawab utama dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan. Beberapa langkah strategis harus diambil oleh pemerintah untuk meningkatkan akselerasi pembangunan di wilayah perbatasan. Pembangunan tersebut harus diapndang menjadi investasi yang berkelanjutan. Peningkatan investasi yang
berkelanjutan dalam pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik. Investasi yang konsisten dan berkelanjutan dalam infrastruktur dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain Pembangunan fisik, Pembangunan non fisik juga urgen untuk diperhatikan, melalui peningkatan kualitas SDM lewat pebaikan sistem penyelenggaraan pendidikan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kurikulum dan fasilitas pendidikan di daerah-daerah yang kurang terlayani. Kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan SDM yang terampil dan siap menghadapi tantangan pasar kerja. Kualitas SDM yang telah memadai, menjadi tanda kesiapan Masyarakat di wilayah tersebut dalam membangun kemandirian ekonomi. Insentif dan dukungan dari pemerintah dapat menciptakan peluang ekonomi baru. Program pengembangan ekonomi lokal yang berbasis pada potensi dan kebutuhan spesifik daerah perbatasan akan meningkatkan kemandirian ekonomi.
ADVERTISEMENT
Masyarakat lokal memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan dan menjaga keberlanjutan proyek. Masyarakat harus dilibatkan dalam untuk memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi mereka terpenuhi. Partisipasi aktif dapat mengurangi resistensi terhadap proyek dan meningkatkan efektivitas implementasi. Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan juga dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap hasil pembangunan.
Sektor swasta dapat berkontribusi dangan berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas ekonomi di wilayah perbatasan. Investasi dalam kawasan industri, pusat logistik, dan fasilitas produksi atau manufaktur dapat membantu meningkatkan kemandirian ekonomi di daerah tersebut. Investasi sektor swasta juga dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Kerjasama ini juga dapat diwujudkan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan inisiatif berbasis komunitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
ADVERTISEMENT
Lembaga non-pemerintah (LSM) juga memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan. LSM dapat mendampingi masyarakat dalam akses ke layanan dasar dan advokasi untuk kebijakan yang mendukung kesejahteraan Masyarakat di wilayah tersebut. LSM juga dapat membantu dalam pelaksanaan proyek-proyek sosial. Pendampingan dari LSM dapat memastikan bahwa proyek pembangunan memenuhi standar kualitas dan mengoptimalkan kebermanfaatan bagi mereka.
Media memiliki peran kunci dalam meningkatkan kesadaran dan mempromosikan inisiatif Pembangunan. Media dapat menyebarluaskan informasi tentang proyek-proyek pembangunan, manfaatnya bagi masyarakat, dan cara-cara masyarakat dapat terlibat. Informasi yang tepat dan transparan dapat meningkatkan dukungan masyarakat dan mengurangi kesalahpahaman. Media juga berperan menjalankan fungsi pengawasan dan memastikan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran dan sumber daya. Pengawasan media dapat mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan proyek pembangunan.
ADVERTISEMENT
Strategi untuk Meningkatkan Kedaulatan Politik dan Membangun Kemandirian Ekonomi
Untuk menjawab tantangan pembangunan dengan mengelaborasikan konsep Pentaholic, menjadi sangat penting dalam Upaya meningkatkan kedaulatan politik serta kemandirian ekonomi di wilayah perbatasan, beberapa strategi dan langkah-langkah konkret dapat diambil:
Pengembangan infrastruktur terpadu dan terintegrasi : Pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan berkelanjutan adalah kunci untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur di wilayah perbatasan. Fokus pada pembangunan jaringan transportasi, fasilitas kesehatan, dan pendidikan yang dapat menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan pusat pertumbuhan ekonomi utama. Program pengembangan infrastruktur harus dirancang dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak lingkungan, serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan. Investasi dalam infrastruktur tidak hanya akan meningkatkan aksesibilitas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial di wilayah perbatasan.
ADVERTISEMENT
Peningkatan kualitas pendidikan : Program peningkatan SDM berbasis perbaikan pendidikan dan pelatihan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal. Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kurikulum, fasilitas, dan kualitas pengajaran di wilayah perbatasan. Selain itu, perlu ada program pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja lokal untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja. Pendidikan dan pelatihan yang baik akan mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi tantangan dan mengoptimalisasi peluang yang ada.
Pengembangan ekonomi lokal berbasis diversifikasi : Strategi pengembangan ekonomi lokal harus mencakup diversifikasi sektor ekonomi dan pemberdayaan UMKM. Program bantuan untuk pengusaha lokal, pelatihan kewirausahaan, dan dukungan untuk inovasi harus diperkuat. Selain itu, perlu ada upaya untuk menciptakan ekosistem yang mendukung investasi dan pengembangan sektor-sektor baru seperti pariwisata, teknologi, dan industri kreatif di wilayah perbatasan. Diversifikasi ekonomi dan pemberdayaan UMKM akan meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada bantuan luar.
ADVERTISEMENT
Peningkatan keamanan dan penegakan hukum : Peningkatan keamanan dan penegakan hukum di wilayah perbatasan harus menjadi prioritas. Kerjasama antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk mencegah aktivitas ilegal dan melindungi kedaulatan negara. Program-program peningkatan kapasitas aparat keamanan dan penguatan sistem hukum lokal dapat membantu mengatasi ancaman keamanan dan menjaga stabilitas di wilayah perbatasan. Keamanan yang baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi dan pembangunan.
Kolaborasi beragam stakeholder : Mengoptimalkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan media untuk menciptakan sinergi yang efektif dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan. Forum-forum diskusi yang berorientasi pada koordinasi reguler dapat membantu dalam merumuskan strategi yang saling mengakomodasi. Melibatkan berbagai stakeholder dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek dapat meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan pembangunan. Kolaborasi yang baik akan menciptakan sinergi yang kuat dan memastikan bahwa proyek pembangunan memberikan manfaat yang maksimal bagi Masyarakat di wilayah perbatasan RI.
ADVERTISEMENT
Sinergi kolaborasi pentaholic antar stakeholder sangat penting dalam mempercepat akselerasi pembangunan nasional di wilayah perbatasan RI. Dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan media secara efektif, kita dapat mengatasi kesenjangan pembangunan, meningkatkan kedaulatan politik, dan mencapai kemandirian ekonomi di wilayah tersebut. Dalam rangka merayakan HUT BNPP RI ke-14, mari kita gunakan untuk merefleksikan pencapaian dan merumuskan langkah-langkah konkret menuju pembangunan nasinal yang lebih inklusif dan berkelanjutan di wilayah perbatasan Republik Indonesia.