Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ayat-ayat Cinta 2: Akankah Mengulang Kesuksesan Pendahulunya?
23 Oktober 2017 15:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Raden Muhammad Wisnu Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Ayat-ayat Cinta (2008) adalah sebuah film Indonesia karya Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria yang diadaptasi dari novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama. Ini adalah kisah cinta. Berbeda dengan kisah cinta pada umumnya, ini adalah tentang bagaimana menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam.
ADVERTISEMENT
Fahri bin Abdillah sebagai tokoh utama, adalah mahasiswa Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al-Azhar. Bagaimana dia berhadapan dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target penyelesaian kuliah, dan pekerjaannya sebagai penerjemah buku-buku agama, terutama tentang kesederhanaan hidup secara cara Islam. Fahri adalah laki-laki taat yang begitu lurus. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dan dia taat agama, serta hafal Al-Quran (hafidz). Sebuah representasi dari mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Al-Azhar Mesir.
Dalam kehidupan si tokoh utama, muncul seorang gadis Kristiani yang taat bernama Maria Girgis. Tetangga satu flat Fahri yang juga mengagumi Al-Qur'an, dan tentu saja mengagumi tokoh utama, Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang, cinta Maria hanya tercurah dalam diari saja. Kedua, ada Nurul, putri seorang kiyai terkenal yang juga sama-sama menuntut ilmu di Al-Azhar yang juga menaruh hati pada Fahri. Setelah itu ada Noura,tetangga yang selalu disiksa Ayahnya sendiri, yang juga sama-sama menaruh hati pada Fahri. Terakhir, muncullah Aisha, gadis keturunan Jerman dan Turki yang kemudian menjadi istri Fahri.
ADVERTISEMENT
Setelah menikah dan berbulan madu dengan Aisha, konflik utama terjadi. Dimana Fahri difitnah oleh Bahadur, ayah Noura, bahwa Fahri telah memperkosa putrinya. Hukum Mesir yang menganut azas praduga bersalah membuat Fahri diperlakukan secara kasar oleh sipir penjara. Fahri terancam hukuman mati setelah Al-Azhar mencabut gelar masternya atas fitnah yang terjadi tersebut. Saksi kunci dalam kasus ini, Maria Girgis tergeletak lemah di rumah sakit karena sakit sehingga tidak dapat memberikan kesaksian bahwa Fahri tidak melakukan perbuatan keji tersebut. Yang pada akhirnya, Maria dapat hadir dalam persidangan setelah sebelumnya dinikahi sebagai istri kedua Fahri. Maria sendiri sakit karena kegalauannya yang tidak bisa memiliki Fahri secara utuh. Sayangnya, Maria wafat tidak lama setelah kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Fahri Abdillah hidup sendiri di Edinburgh, bersama Asistennya, Hulusi (yang diperankan oleh Pandji Pragiwaksono). Fahri sendiri kehilangan Aisha tujuh tahun lalu, saat Aisha menjadi sukarelawan di Jalur Gaza. Fahri tidak pernah lagi mendengar kabar tentang istrinya sejak itu. Fahri terus menunggu dalam kesedihan yang mendera hatinya. Kesedihan yang coba dia atasi dengan kesibukannya sebagai seorang dosen dan juga pengusaha sukses di kota tersebut.
Sama seperti Ayat-ayat Cinta yang pertama, Fahri juga dihadapkan pada persoalan sehari harinya yang beragam. Ada seorang Nenek asal Yahudi, Catarina (yang diperankan oleh Dewi Irawan) yang sedang mengalami permasalahan dengan anak tirinya. Ada juga Keira (yang diperankan Chelsea Islan), seorang pemain biola berbakat, yang sangat membenci Fahri, karena dianggap sebagai teroris yang telah menyebabkan kematian ayahnya akibat bom di London. Fahri mencoba untuk terus menjalankan amanah Aisha agar dia bisa membantu orang-orang di sekelilingnya. Niat baik dari Fahri ini seringkali malah membuat salah paham dan menyeret Fahri ke persoalan yang lebih rumit dan membahayakan hidupnya. Masih sama seperti sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kehidupan Fahri juga menjadi semakin rumit ketika muncul juga, Hulya (yang diperankan oleh Tatjana Saphira) keponakan Aisha yang sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Hulya yang ceria dan dinamis, menunjukkan ketertarikannya pada Fahri. Hulya bersedia menggantikan peran Aisha dalam kehidupan Fahri. Fahri ragu untuk membuka hatinya bagi kehadiran Hulya, itu sama saja dia mengakui bahwa Aisha sudah meninggal. Fahri masih berharap, setiap malamnya, Aisha kembali muncul dalam hidupnya. Semua mendukung Fahri melanjutkan hidupnya bersama Hulya, termasuk Sabina (yang diperankan oleh Dewi Sandra) seorang perempuan terlantar berwajah cacat yang ditampung Fahri untuk tinggal bersama mereka. Sabina yang sudah dianggap saudara oleh Fahri, ternyata, tidak saja membantu mengurusi rumah Fahri, tapi juga mampu membuat Fahri melanjutkan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Ayat-ayat Cinta yang pertama, konflik Fahri selalu berpusat pada permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya. Juga, selalu berkonflik diantara wanita yang menaruh rasa padanya, dimana Fahri harus memilih yang terbaik diantara mereka. Nah, apakah Ayat-ayat Cinta 2 ini dapat mengulang kesuksesan Ayat-ayat Cinta yang pertama?
Ayat-ayat Cinta yang pertama telah menjadi sebuah memori tersendiri bagi remaja yang tumbuh pada era tersebut. Sebelum fenomena Pemuda Hijrah seperti saat ini, novel-novel reliji, terutama Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy telah terlebih dahulu menginspirasi anak muda tentang nilai-nilai keislaman, bagaimana cara bertenggang rasa dengan umat beragama lain, dengan tetangga, dengan orang yang lebih tua, dan tentang bagaimana bersabar dalam ujian yang diberikan Tuhan yang dikemas melalui sebuah kisah reliji berdasarkan cerita fiksi yang sangat menginspirasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Ayat-ayat Cinta pertama, dimana pada tahun 2008, ketika filmnya diluncurkan di bioskop untuk pertama kalinya, antrian untuk membeli tiket dilakukan dengan manual antri selama 2 jam sebelum penayangan. Ribuan remaja berbondong-bondong menontonnya, dimana 1 baris kursi bioskop diisi oleh remaja yang sama-sama satu sekolah, hanya demi untuk menonton film tersebut, yang mungkin tidak akan terjadi lagi. Dimana banyak orang menitikan air matanya ketika Aisha tak kuasa menahan tangis meminta Fahri untuk menikahi Maria, untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, juga janin dalam rahimnya. Di mana jauh sebelum filmnya diadaptasi oleh Hanung Bramantyo, novelnya telah terlebih dahulu laris sebanyak puluhan ribu eksempelar, yang tentu saja banyak ekspektasi dari pembaca novelnya pada adaptasi filmnya.
ADVERTISEMENT
Belum ditambah oleh Original Soundtrack Ayat-ayat Cinta yang begitu memorable-nya, yang diisi oleh suara emas Rossa dan Sherina Munaf? Yang saat ini ditambah oleh suara emas Krisdayanti dan Isyana Sarasvati. Mampukah mereka membuat Original Soundtrack yang sama memorable-nya?
Dapat dikatakan, bagi para dewasa muda, yang notabene berusia 20-an saat ini, yang kira-kira berumur belasan saat menonton Ayat-ayat Cinta yang pertama, secara tidak langsung membebai segenap kru dan pemain akan sebuah nostalgia akan masa remaja mereka.
Juga, seiring bertambahnya usia Fahri, konflik dalam kehidupan sehari-hari Fahri yang banyak dihabiskan di Eropa membuatnya banyak menghadapi tantangan. Terutama pada orang yang berbeda agama, terutama setelah banyaknya Islamphobia yang semakin mematangkan Fahri sebagai tokoh utama.
ADVERTISEMENT
Dapatkah Fahri bertemu lagi dengan Aisha, istrinya yang sudah 7 tahun menghilang? Dan bagaimana nanti kehidupan Fahri kedepannya? Dan apakah Ayat-ayat Cinta 2 ini dapat mengulang kesuksesan Ayat-ayat Cinta yang pertama? Tidak hanya dari segi finansial, namun ekspektasi dari para penonton yang ingin bernostalgia dengan masa remaja mereka ketika pertama menyaksikan Ayat-ayat Cinta yang pertama? Dapatkah sang sutradara, Guntur Soehardjanto lebih sukses dari Hanung Bramantyo dalam menyutradarai sekuel Ayat-ayat Cinta? Apakah penonton akan dipuaskan, atau justru, kecewa? Biarlah Desember 2017 yang akan menjawab itu semua nanti.