Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pengalaman Donor Darah Apheresis
3 November 2018 17:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Raden Muhammad Wisnu Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Proses donor darah Proses donor darah apheresis di PMI Kota Bandung
ADVERTISEMENT
Hari itu, adalah sebuah rutinitas setiap 2,5 bulan sekali, dimana saya akan menyumbangkan sekitar 400 cc darah saya di Palang Merah Indonesia Kota Bandung. Ketika sedang mengantri untuk melakukan donor darah, tiba-tiba salah satu petugas PMI mendatangi saya, dan berkata “Lagi nyantai gak? Mau donor apheresis gak? Butuh sekitar 2 jam”
Lalu, karena penasaran, saya pun mengangguk setuju tanpa pikir panjang sama sekali. “Sudah terlanjur disini pikirku.”
Sebelum donor apheresis, salah satu petugas PMI mengambil sampel darah saya untuk dilihat terlebih dahulu layak atau tidaknya untuk didonorkan plasma darahnya, berbeda dengan donor darah reguler yang hanya diperiksa tekanan darah dan hemoglobinnya saja. Darah saya diuji di laboratorium terlebih dahulu. Setelah menungu selama kurang lebih setengah jam, saya akhirnya diperbolehkan untuk memasuki ruangan donor darah.
ADVERTISEMENT
Sebelum mendonorkan darah, saya diberikan 1 tablet kalsium terlebih dahulu untuk dikonsumsi, baru memulai proses donor darah. Proses donor darah berjalan seperti biasanya, yakni salah satu lengan saya ditusuk oleh jarum untuk mengambil darah. Bedanya, banyak sensasi aneh yang dirasakan oleh tubuh saya, yang biasanya tidak saya rasakan di donor darah reguler.
Saya merasakan sensasi geli, seperti kesemutan di sekitar mulut dan wajah. Kaki saya pun seolah-olah kehilangan bobotnya dan merasa lemas seperti habis melakukan lari marathon sejauh 100 kilometer. Sensasi tersebut disebut sebagai reaksi sitrat. Ketika donor apheresis, zat kimia sitrat ditambahkan ke darah untuk mencegah pembekuan darah. Lalu, perbedaan mendasar donor darah reguler dengan donor darah plasma adalah, donor darah apheresis, darah yang diambil dari tubuh ktia akan melewati mesin khusus untuk dipisahkan dan diambil bagian pentingnya saja, yaitu trombositnya saja. Sedangkan komponen darah lainnya dikembalikan lagi ke dalam tubuh, saat itu juga. Karena itu, donor darah apheresis dapat dilakukan setiap 30 hari sekali, berbeda dengan donor darah reguler yang membutuhkan waktu 75 hari untuk dapat donor darah kembali.
ADVERTISEMENT
Proses donor darah berlangsung sekitar 2 jam lebih. Untuk mengurangi rasa bosan, PMI menyediakan seperangkat gadget, yakni tablet dan headset, dengan WiFi untuk menunggu proses donor yang berlangsung lama tersebut. Dapat dipergunakan untuk menonton YouTube atau streaming film “Reward” dari donor darah apheresis pun jauh lebih “mewah” dibandingkan donor darah reguler. Berbagai macam makanan dan minuman seperti coklat, biskuit dan susu siap dibawa pulang ke rumah, selain “makanan pembuka” seperti bubur kacang hijau, telur rebus dan segelas susu hangat yang sudah disediakan oleh PMI.
Makanan yang disajikan setelah donor darah apheresis
Jika Anda tertarik untuk donor darah apheresis, syarat yang diperlukan lebih ketat dibandingkan donor darah reguler, yakni pendonor apheresis harus berusia minimal 18 tahun dengan berat badan laki-laki minimal 55 kg dan perempuan minimal 60 kg. Kadar Hemoglobin darah sekitar 13–17 gr/% dan tekanan darah sistole berada antara 110–150 mmHg serta diastole 70–90mmHg. Darah Anda pun harus melewati pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu untuk memastikan tubuh tidak terjangkit HIV/AIDS, hepatitis dan penyakit lainnya.
ADVERTISEMENT
Donor apheresis lebih efektif daripada donor biasa. Donor darah apheresis diperlukan untuk memenuhi kebutuhan trombosit. Satu donor apheresis dapat menghasilkan 1-2 dosis platelet (trombosit), dimana 1 dosis setara dengan 10 kantong platelet. Artinya, perbandingan kebutuhan adalah sekitar 1:10 orang. Biasanya diperlukan untuk pasien kanker yang membutuhkan komponen-komponen tertentu saja, dalam hal ini trombosit darah.
Palang Merah Indonesia selalu kekurangan kantung darah setiap harinya, karena permintaan jumlah darah lebih banyak daripada pendonor darah. Dengan donor darah apheresis, kita dapat sedikit mengurangi kebutuhan kantung darah, karena perbandingannya adalah 1:10 orang. Nah, kapan lagi menolong orang lain sekaligus menjaga kesehatan kita sendiri?
Donor darah secara rutin dapat menurunkan resiko kanker, sakit jantung, dan membakar kalori tubuh. Jadi donor darah dapat membantu menjaga berat badan tetap ideal. Kegiatan donor darah juga menjadi medical check up rutin bagi kesehatan Anda. Para calon pendonor akan diperiksa terlebih dahulu secara menyeluruh mulai dari pemeriksan fisik hingga laboratorium untuk menyingkirkan kemungkinan memiliki penyakit serius. Jika Anda lolos semua itu, selamat, Anda adalah orang yang sehat. Syukuri karunia Tuhan tersebut dengan membagiakan karunia tersebut pada orang-orang yang membutuhkan. Jadi, tunggu apalagi? Ayo donor darah, untuk kemanusiaan! Terakhir, kutipan Ayat Suci berikut ini relevan dengan tulisan ini, yakni, “Tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah: 2)
ADVERTISEMENT