Konten dari Pengguna

Sepak Bola dan Rasisme yang Tak Kunjung Berhenti

Raditya Satria Wibawa
Seorang Mahasiswa Universitas Airlangga, fakultas ilmu sosial dan politik, jurusan hubungan internasional
25 Mei 2023 17:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raditya Satria Wibawa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Vinicius Junior. Aset Foto: Instagram @vinijr
zoom-in-whitePerbesar
Vinicius Junior. Aset Foto: Instagram @vinijr
ADVERTISEMENT
Vinicius Juninor mendapatkan perlakuan yang rasis dari para suporter Valencia pada saat membela Real Madrid pada Jornada 35 La Liga Spanyol pada Minggu (21/5/2023). Tentu saja, peristiwa tersebut mengundang perhatian dari kubu Real Madrid, mulai dari pemain hingga penggemar.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak hanya dari kubu El Real yang geram akan hal tersebut, banyak juga pihak dari luar Real Madrid. Salah satunya adalah eks kapten Manchester United (MU) yaitu, Rio Ferdinand.
Real Madrid yang melakoni laga melawan Valencia pada pekan ke-35 harus mengakui kekalahannya dengan skor 1-0. Tetapi, hal yang menjadi sorotan bukanlah kekalahan Real Madrid, melainkan kartu merah yang ditujukan untuk Vinicius. Jr di akhir laga.
Kronologi terjadinya perseteruan di tengah lapangan diawali dengan Vinicius Junior menunjuk kepada orang-orang yang diyakininya sedang memaki dirinya. Pemain berusia 22 tahun ini sudah mendapatkan perlakukan rasis sedemikian itu untuk ke sekian kalinya pada pertandingan musim ini.
Tentu saja mendengar pelecehan oleh penggemar Valencia terhadap dirinya membuat Vini murka. Dia juga sudah sempat beberapa kali membicarakan dengan wasit mengenai chants atau sorakan yang dilontarkan oleh suporter Valencia.
Pemain Real Madrid, Vinicius Junior (tengah), adu mulut dengan pendukung Valencia di Stadion Mestalla dalam lanjutan Liga Spanyol 2022/23, Minggu (21/5). Foto: Pablo Morano/Reuters
Namun, usaha tersebut tidak mengubah keadaan. Sebab, pelecehan yang dialami oleh penyerang berusia 22 tahun kelahiran Brasil tersebut masih terus berlanjut, bahkan hingga waktu pertandingan nyaris usai.
ADVERTISEMENT
Sayangnya para pemain di lapangan juga terlibat pertengkaran dengan Vinicius, yang menyebabkan Vinicius diberikan kartu merah oleh wasit. Hasil dari VAR menunjukkan bagaimana Vinicus mendorong Hugo Duro yang akhirnya membuat wasit utama, De Burgos Bengoetxea memberikan Vinicius sebuah kartu merah.
Yang membuat Vinicius makin kecewa adalah pemain lain dari Valencia yang melakukan tindakan kasar kepada dirinya hanya mendapatkan kartu kuning. Kejadian tersebut menyebabkan Real Madrid terpaksa melanjutkan pertandingan hanya dengan 10 orang hingga peluit panjang berbunyi.
Setelah laga selesai dan kontroversi kartu yang diterima oleh Vinicius, komisi wasit di Spanyol menyadari bahwa orang-orang yang berada di dalam ruang VAR sangat bias terhadap kejadian yang dialami oleh Vinicius dan Hugo Duro.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Iglesias Villanueva yang pada pertandingan tersebut menjadi wasit VAR langsung dipecat. Karena, pada saat laga berlangsung terlihat bahwa wasit VAR hanya menunjukkan foto Vinicius, tidak dengan foto Hugo yang mencekiknya.
Hari itu menjadi hari yang sangat buruk bagi pemain yang pernah memperkuat tim Flamengo itu. Sudah beberapa kali dirinya mendapatkan perlakuan rasis dan tidak banyak upaya yang dilakukan oleh pihak La Liga maupun Real Madrid dalam mengatasi isu rasisme tersebut. Tentu saja hal tersebut membuat Vinicius kecewa sehingga dirinya mengungkapkan kekecewaannya melalui Instagram pribadinya.
Rasisme menjadi masalah serius yang harus ditangani dengan tegas di manapun, termasuk di industri sepak bola seperti La Liga. Jika ada insiden rasisme di La Liga, tanggapan terhadapnya haruslah kuat, cepat, dan komprehensif.
ADVERTISEMENT
Pendidikan dan kesadaran juga penting dalam mengatasi masalah rasisme di La Liga, klub, pemain, dan suporter harus diberi pemahaman yang lebih baik tentang keragaman dan pentingnya menghormati semua individu tanpa memandang ras atau latar belakang mereka.
Selain itu, media dan publik juga memiliki tanggung jawab untuk tidak boleh hanya terbatas pada La Liga semata. Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), serta badan pengatur sepak bla di tingkat nasional dan internasional lainnya, juga harus aktif dalam menindak dan mencegah insiden rasisme di seluruh dunia sepak bola.
Rasisme itu penyimpangan yang semestinya tidak memiliki tempat dalam masyarakat dan olahraga, tak terkecuali sepak bola. Dengan tanggapan yang kuat dan tindakan konkret, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif di La Lagi dan mendorong terjadinya perubahan yang lebih luas terutama di industri sepak bola secara global.
ADVERTISEMENT