Konten dari Pengguna

Globalisasi adalah Jalan Keluar Krisis Hotel Jatim

raffaela wijaya
Mahasiswa International Bisnis Management Universitas Ciputra Surabaya
28 April 2025 9:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari raffaela wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Industri perhotelan dan restoran Jawa Timur pada 2025 menghadapi tantangan besar akibat penurunan drastis tingkat hunian kamar dan aktivitas MICE. Kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang menekan belanja perjalanan dinas memperburuk situasi ini. Dalam konteks ini, perlu adanya pendekatan baru yang lebih dinamis—yaitu dengan menerapkan strategi korporasi internasional.
ilustrasi berasal dari ChatGpt AI
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi berasal dari ChatGpt AI
Pertama, pelaku industri harus mulai melihat peluang global partnership. Hotel-hotel lokal bisa mengadopsi model franchising atau co-branding dengan jaringan internasional yang sudah memiliki basis pasar kuat. Misalnya, hotel menengah di Surabaya dapat bermitra dengan brand seperti Marriott Tribute Portfolio atau Accor's MGallery, yang memberikan brand recognition internasional dan akses ke pasar global melalui platform reservasi internasional.
ADVERTISEMENT
Kedua, diversifikasi layanan menjadi mutlak. Dalam strategi multinasional, banyak perusahaan global mengadaptasi produk dan layanannya sesuai pasar lokal. Hotel dan restoran Jatim harus lebih fleksibel, seperti mengintegrasikan layanan digital event (hybrid MICE), menawarkan paket staycation dengan pengalaman budaya lokal yang menarik untuk menarik wisatawan domestik maupun asing.
Ketiga, perusahaan perlu menerapkan strategi transnasional, mengombinasikan efisiensi global dengan responsivitas lokal. Ini bisa dilakukan dengan mengadopsi best practices dari hotel internasional dalam hal digitalisasi pelayanan (seperti contactless check-in/out) sambil tetap mempertahankan kekuatan budaya lokal dalam servis.
Keempat, dalam hal lobbying, pelaku industri bisa meniru strategi korporasi global yang mengedepankan advokasi berbasis data dan koalisi industri lintas sektor. PHRI Jatim misalnya, bisa membentuk konsorsium bersama asosiasi travel agent, event organizer, dan e-commerce pariwisata untuk mengajukan rekomendasi kebijakan berbasis analisis ekonomi makro kepada pemerintah.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, ini bukan hanya tentang bertahan, tapi tentang bertransformasi menjadi bagian dari ekosistem pariwisata global. Jika tidak, industri perhotelan Jatim akan semakin tertinggal dibandingkan kota-kota lain di Asia Tenggara yang lebih agresif mengglobal seperti Da Nang (Vietnam) atau Phuket (Thailand). Dalam dunia bisnis modern, yang tidak mengglobal akan tenggelam. Jawa Timur perlu mengadopsi mindset ini sesegera mungkin.