Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Belajar Komunikasi Politik Nabi Muhammad: Hadapi Tantangan Politik Masa Kini
2 November 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Muhammad Rafie Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Komunikasi adalah elemen krusial dalam dunia politik yang menentukan bagaimana pesan politik atau kebijakan dapat disampaikan dan diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Nabi Muhammad SAW, sebagai pemimpin dan komunikator ulung, memberikan banyak pelajaran berharga tentang cara berkomunikasi yang efektif dalam konteks politik.Â
ADVERTISEMENT
Demikian pula dipahami bahwa komunikasi politik itu sendiri jika mengacu pada pendapat Prof. Dr. Hafied Cangara, adalah satu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik.
Selain sebagai seorang nabi yang dipercayai dalam agama Islam, secara keseharian beliau juga memainkan peran penting sebagai aktor politik yang membentuk masyarakat Arab pada masanya. Artikel ini bertujuan untuk menggali prinsip-prinsip komunikasi yang diterapkan Nabi Muhammad, peran politiknya, serta relevansinya dalam politik modern.
Nabi Muhammad SAW sebagai Aktor Politik
Pada masa Nabi Muhammad SAW, masyarakat Arab berada dalam kondisi sosial dan politik yang kompleks, dengan berbagai suku dan kepentingan yang saling bertentangan. Setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad membentuk komunitas yang terorganisir dengan menyusun Piagam Madinah (sebuah konstitusi atau qanun asasi), yang menetapkan hak dan kewajiban bagi semua warga, termasuk berbagai suku dan agama.Â
ADVERTISEMENT
Beliau terlibat dalam berbagai aspek politik, mulai dari pendirian negara hingga keterlibatan dalam pertempuran seperti Perang Badar dan Uhud. Nabi juga aktif dalam diplomasi, seperti dalam Perjanjian Hudaibiyah, menunjukkan kemampuan beliau dalam negosiasi untuk menjaga stabilitas, walaupun dalam beberapa hal sebagai manusia biasa pun pengkhianatan dari berbagai pihak kadang tak terbendung.
Keberhasilan beliau dalam mengatasi tantangan tersebut, baik dalam aspek spiritual maupun politik, menjadi bukti kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang luar biasa untuk diresapi dan diteladani.
Prinsip-Prinsip Komunikasi Politik Nabi Muhammad SAW
Terdapat beberapa prinsip komunikasi politik yang dapat dipelajari dan diteladani dari seorang Nabi Muhammad, yakni :
A. Jujur dan Terbuka
Kejujuran adalah fondasi komunikasi Nabi Muhammad. Beliau selalu berbicara dengan jujur dan transparan, yang membangun kepercayaan di kalangan pengikutnya. Tentunya hal ini berkorelasi pada sifat shiddiq yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yang mana dalam setiap aspek kehidupannya mendorong tentang kejujuran.
ADVERTISEMENT
Dalam Alquran, Surah Al-Baqarah (2:42) menyatakan :
Sikap ini menunjukkan betapa pentingnya kejujuran dalam membangun legitimasi dalam kepemimpinan, dengan tidak mencampuradukkan hal-hal subjektif yang bersifat merugikan agar menggagalkan suatu usaha yang baik.
B. Empati dan Pendengaran Aktif
Nabi menunjukkan kemampuan mendengarkan kebutuhan dan keluhan masyarakat. Beliau tidak memotong pembicaraan dan memastikan bahwa orang tersebut merasa didengar sepenuhnya.
Dalam berbagai hadis diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah berpaling dari orang yang berbicara, bahkan jika orang tersebut tidak penting secara sosial. Hal ini menunjukkan bahwa beliau memberikan rasa hormat yang sama kepada setiap orang. Dengan cara ini, beliau mampu menjalin hubungan yang kuat dan saling menghargai serta mendengarkan keluhan atau permasalahan orang-orang tanpa menghakimi mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh yang terkenal adalah ketika seorang pria datang kepada Nabi dan meminta izin untuk melakukan zina. Alih-alih menghakimi pria tersebut, Nabi mendengarkannya dengan tenang, dan kemudian bertanya, "Apakah kamu suka jika hal yang sama dilakukan terhadap ibumu?" Dengan cara ini, beliau membantu pria tersebut memahami perasaannya sendiri tanpa memaksakan hukuman atau penilaian serta bijak dalam mengambil keputusan.
C. Penggunaan Bahasa yang Sederhana dan Jelas
Nabi Muhammad SAW menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Dalam salah satu hadis disebutkan :
Hal ini berarti seorang komunikator, termasuk dalam konteks komunikasi politik, harus menyesuaikan pesan dengan pemahaman masyarakat, agar lebih mudah diterima dan dimengerti.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga ditegaskan dalam Surah Ibrahim (14:4), di mana Allah berfirman, "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka." Ayat ini mengajarkan bahwa pesan yang efektif adalah yang disampaikan dengan bahasa yang dipahami oleh audiens, mencerminkan pentingnya konteks budaya dan sosial dalam komunikasi.
Tantangan Masa Kini dan Solusi Pembelajaran dari Komunikasi Politik Nabi Muhammad SAW
Dengan berbagai prinsip komunikasi politik yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, dapat diketahui tantangan masa kini dan solusi yang perlu didorong sebagai berikut :
A. Kurangnya Kepercayaan Masyarakat, Lakukan Dialog dan Diskusi Terbuka
Nabi Muhammad mendorong dialog terbuka dan aktif dengan pengikutnya sebagai cara membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih baik. Dalam Sirat Rasulullah (Biografi Nabi Muhammad SAW) karya Ibn Ishaq, diceritakan bahwa Nabi sering mengadakan pertemuan di mana masyarakat bebas bertanya dan berdiskusi tentang masalah yang mereka hadapi. Pendekatan ini menciptakan ruang yang inklusif, memberdayakan setiap individu untuk menyuarakan pandangan mereka, serta memperkuat rasa kebersamaan.
ADVERTISEMENT
Di era ini, prinsip ini relevan dalam menciptakan ruang diskusi yang sehat dan terbuka, di mana pengguna bisa berpartisipasi aktif, berbagi pandangan, dan berdialog tanpa takut dihakimi, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap platform atau institusi bisa dibangun kembali.
Selain itu dapat pula dilakukan diskusi terbuka di media sosial. Tentunya dapat pula ditiru pendekatan Nabi dalam menyelesaikan masalah dengan mendengarkan keluhan, menawarkan solusi yang konstruktif, dan memperkuat ikatan komunitas. Dialog digital yang positif juga membantu menekan polarisasi, membangun kepercayaan, dan menjaga harmoni di dunia maya
B. Jangan Komunikasi Satu Arah, Lakukan Kontekstualisasi Pesan
Nabi Muhammad SAW sangat cerdas (sesuai dengan sifat fathonah yang beliau miliki) dalam menyesuaikan pesan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Dalam berbagai tafsir salah satunya Tafsir Al-Azhar yang disusun oleh Buya Hamka menjelaskan bagaimana ayat-ayat Alquran disampaikan sesuai dengan konteks sosial dan budaya saat itu, sehingga pesan-pesan tersebut relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Pendekatan ini sangat penting dalam komunikasi modern, terutama di era media sosial, di mana pesan yang disampaikan harus disesuaikan dengan audiens yang beragam dan dinamis.
ADVERTISEMENT
Kontekstualisasi pesan di masa kini berarti memahami kondisi sosial, budaya, dan psikologis audiens. Di platform digital, penting untuk tidak hanya memposting informasi secara satu arah, tetapi juga memastikan bahwa pesan-pesan tersebut disampaikan dengan relevansi yang tepat, bahasa yang mudah dipahami, dan dengan cara yang mampu mengundang interaksi.
Misalnya, sebuah kampanye sosial harus disesuaikan dengan tren terkini dan gaya komunikasi generasi muda agar lebih mudah diterima dan dipahami. Dengan cara ini, komunikasi yang efektif dan dua arah akan memperkuat keterlibatan audiens dan mencegah kesalahpahaman di dunia digital.
C. Mudahkan Masyarakat dengan Bahasa yang Tidak Rumit, Namun Tetap Melihat Situasi
Dalam komunikasi politik, Nabi Muhammad SAW menjadi teladan dengan cara beliau menyampaikan pesan-pesan yang kompleks melalui bahasa yang sederhana, menggunakan cerita dan simbol yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Dalam konteks politik modern, hal ini sangat relevan.
ADVERTISEMENT
Para pemimpin politik perlu menggunakan bahasa yang tidak rumit dan jelas, tetapi tetap memperhatikan situasi sosial dan pemahaman politik yang dihadapi atau dimiliki audiensnya. Pesan yang terlalu teknis atau formal bisa membuat masyarakat kehilangan minat atau bingung. Pemimpin yang mampu menyederhanakan konsep politik dan menyampaikan gagasan dengan bahasa yang mudah dipahami cenderung mendapatkan lebih banyak dukungan.
Namun, perlu pula dicatat dalam beberapa situasi tertentu pastinya harus ada upaya untuk "menambah" kosakata dan pemahaman baru untuk menaikkan taraf intelektualitas masyarakat agar bisa lebih naik kelas dalam penggunaan bahasa dan proses berkomunikasinya.
Di era media sosial, komunikasi politik harus menyesuaikan dengan gaya konsumsi informasi masyarakat yang cepat dan instan. Penggunaan narasi yang sederhana dan visual yang kuat seperti infografis, video pendek, atau meme politik bisa menjadi alat yang efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas, terutama di kalangan generasi muda. Namun, tetap penting untuk tidak mengorbankan konteks atau esensi dari pesan politik itu sendiri, sehingga pesan yang disampaikan tidak menjadi dangkal atau manipulatif.
ADVERTISEMENT
D. Hindari Konflik dan Penciptaan Narasi yang Memecah-belah
Nabi Muhammad SAW selalu menekankan pentingnya menjaga persatuan dan menghindari narasi yang memecah-belah masyarakat. Dalam komunikasi politik, hal ini tentunya sangat relevan, terutama di masa ini tidak jarang polarisasi sering dimanfaatkan sebagai alat untuk mendapatkan dukungan politik. Narasi yang bersifat memecah-belah mungkin menarik perhatian dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, dapat merusak kohesi sosial dan stabilitas negara.
Politisi modern dapat meniru Nabi Muhammad dengan mengutamakan dialog, kompromi, dan solusi yang mendamaikan, daripada menciptakan konflik atau memanfaatkan isu-isu sensitif untuk meraih dukungan. Dalam komunikasi politik dengan penggunaan sarana digital, khususnya di media sosial, penting untuk mendorong narasi yang membangun solidaritas, toleransi, dan kerja sama. Menyebarkan pesan yang mengedepankan persatuan dan menghindari provokasi akan membantu membangun citra politik yang positif dan memperkuat kepercayaan masyarakat pada sistem demokrasi.
ADVERTISEMENT
Penutup dan Dorongan Moral
Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang luar biasa dalam komunikasi politik dan kepemimpinan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang ditunjukkan oleh beliau, pemimpin saat ini dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan hubungan mereka dengan masyarakat.
Dengan memahami kekurangan komunikasi politik saat ini dan menerapkan kelebihan yang diajarkan Nabi dapat menciptakan lingkungan politik yang lebih sehat dan konstruktif, serta membangun masyarakat yang lebih terlibat dan berdaya. Hal ini tidak semata-mata hanya dalam sudut pandang beliau sebagai pemimpin agama, namun juga teladan bagi bagaimana sebenarnya pemimpin, politikus, dan pemangku kebijakan seharusnya menyadari kesalahan-kesalahan khususnya dalam berkomunikasi yang sudah dianggap "biasa" dalam dunia politik dan secara tak sadar sedang merusak masyarakat yang memiliki moral dan beradab.
ADVERTISEMENT