2 Cerita Rakyat Sumatera Barat Singkat beserta Pesan Moralnya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
30 Desember 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cerita rakyat Sumatera Barat. Sumber: Ahmad Syahrir/ Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cerita rakyat Sumatera Barat. Sumber: Ahmad Syahrir/ Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cerita rakyat Sumatera Barat telah dikisahkan secara turun temurun. Berbagai cerita tersebut telah menjadi petuah baik bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat suku Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi yang terletak di bagian barat pulau Sumatera, dengan ibu kota Padang. Masyarakatnya menjunjung tinggi semboyan Tuah Sakato yang artinya manfaat kesepahaman.

Cerita Rakyat Sumatera Barat beserta Pesan Moralnya

Ilustrasi Cerita rakyat Sumatera Barat. Sumber: Thiadon/ Pixabay
Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dan berkembang pada masyarakat. Bentuk ceritanya terbagi dalam bentuk prosa dan puisi. Bentuk prosa terdiri dari cerita fabel, legenda atau dongeng. Sedangkan cerita rakyat dalam bentuk puisi disampaikan juga dalam bentuk pantun.
Dikutip dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara, Sumbi Sambangsari (2008:10) Malin Kundang, Sabai Nan Alui dan Lebai Malang menjadi legenda cerita rakyat Sumatera Barat yang paling banyak dikenal. Berikut ini adalah ringkasan cerita rakyat tersebut,

1. Maling Kundang si Anak Durhaka

Dikisahkan secara turun temurun tentang keluarga kecil yang hidup muskin di perkampungan pantai bernama Air Manis. Sang ayah pergi merantau untuk mencari kehidupan lebih baik. Sang ibu yang bernama Mande Rubayah mengambil alih peran sebagai kepala keluarga keluarga. Ia lah yang kemudian mencari nafkah bagi anak semata wayangnya yang bernama Malin Kundang.
ADVERTISEMENT
Meskipun Mande Rubayah sudah bekerja keras, keluarga ini tetap hidup dalam kemiskinan. Malin Kundang kemudian meminta izin pada ibunya untuk merantau agar mereka bisa hidup sejahtera.
Di tanah rantau Malin Kundang bekerja giat dengan jujur dan bersungguh sungguh. Malin Kundang pun lambat laun berubah menjadi saudagar kaya raya. Ia berhasil menyunting perempuan paling cantik di daerah perantauannya.
Malin Kundang mulai mengadakan perdagangan ke desa lain bahkan hingga pulau yang jauh dari tempat tinggalnya. Suatu saat, Malin dan istrinya pergi berlayar dan berlabuh di kampung Air Manis. Mande mengenali kapal mewah yang bersandar di pelabuhan Air Manis adalah anaknya, Malin Kundang yang sekian lama pergi.
Malin Kundang mengabaikan perempuan tua yang tiba-tiba memeluknya. Kepada istrinya, Malin mengatakan tak mengenal wanita tua itu, bahkan menghalau supaya perempuan tua itu pergi. Mande Rubayah menarik tangan Malin Kundang untuk mencari tanda di lengannya.
ADVERTISEMENT
Mande Rubayah makin yakin kalau lelaki itu adalah anaknya, Malin Kundang. Tanda di lengan adalah bekas luka yang dialami Malin semasa kanak-kanak. Malin Kundang menjadi marah dan mendorong Mande Rubayah hingga jatuh terjerembab.
Sebenarnya dalam hatinya Malin mengakui perempuan tua miskin itu adalah ibu kandungnya, Mande Rubayah, tetapi Malin malu pada istrinya. Dengan air mata berderai Mande Rubayah pergi menjauh sambil berdoa jika benar itu Malin Kundang, maka Mande Rubayah menyumpahi agar laki-laki itu berubah menjadi batu.
Malin Kundang tiba-tiba merasakan keanehan pada tubuhnya, ia pun berniat mengejar perempuan tua tadi untuk meminta maaf. Namun terlambat tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi batu dalam posisi bersujud meminta ampunan ibundanya.
Cerita rakyat sumatera barat ini memiliki pesan moral untuk tidak melupakan asal diri. Sejauh kakl melangkah, setinggi kedudukan di masyarakat tetaplah menjadi anak yang berbakti pada ibunya.
ADVERTISEMENT

2. Lebai Malang

Dahulu kala hiduplah seorang laki-laki bernama Lebai. Rumah tempat Lebai tinggal, terletak di tengah-tengah antara bagian hulu dan bagian hilir sebuah sungai. Suatu hari Lebai diundang kenduri dari penduduk di hulu sungai. Tak lama kemudian Lebai mendapat undangan yang sama dari penduduk hilir sungai.
Mendapat dua undangan kenduri yang sama, Lebai bahagia sekaligus bingung. Ia mencari cara supaya bisa menikmati pesta makan di kedua kampung. Ia membayangkan daging kerbau masakan penduduk hulu, sejenak kemudian ia ingat semua yang lezat hasil olahan penduduk hilir.
Keesokan harinya dengan semangat, Lebai pergi ke kampung daerah hulu. Perutnya yang lapar membuatnya segera bergegas agar kerbau panggang segera bisa ia santap. Di tengah perjalanan Lebai ingat bagaimana penduduk hilir bisa membuat tiap masakan menjadi lezat. Lebai berbalik arah mendayung sampan menuju hilir.
ADVERTISEMENT
Tak berapa lama, Lebai kembali memutar arah menuju hulu hendak mengejar daging kerbau. Saat hampir sampai hulu, Lebai berpapasan dengan penduduk yang pulang dari kenduri di hulu. Lebai kecewa ternyata ia terlambat. Dengan sisa tenaga ia cepat mendayung menuju hilir sambil berharap kenduri di sana belum dimulai.
Sesampainya di hilir sungai, Lebai melihat hidangan telah habis dan penduduk bersiap meninggalkan tempat kenduri. Lebai makin kecewa karena dua kelezatan yang diinginkannya melayang semua. Lebai tak mendapatkan apa-apa dan pulang dengan perut yang lapar tak terkira.
Kisah lebai Malang memberi pelajaran untuk tidak mmenjadi orang yang serakah, menginginkan semua kesenangan. Andai Lebai memilih salah satu, mungkin saat ini ia sudah kenyang dan pulang dengan bahagia.
ADVERTISEMENT
Demikian cerita rakyat Sumatera Barat beserta pesan moral yang terkandung di dalamnya. Sumatera Barat masih memiliki banyak cerita rakyat lain yang sarat dengan nilai kebaikan, seperti Ikan Sakti Sungai Janiah, Legenda Siamang Putih, dan Asal Usul Nama Minangkabau. Semoga bermanfaat. (STA)