Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
3 Dampak Pemerintahan Orde Baru dan Relevansinya bagi Masa Kini
25 November 2023 10:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku Sastra dan Politik Representasi Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru, Yoseph Yapi Taun, (2015: 150), pada masa orde baru, disosialisasikan paham bahwa demokrasi Pancasila adalah sistem demokrasi yang berbeda dari sistem demokrasi universal, yang mengutamakan musyawarah untuk mufakat tanpa oposisi.
Dampak Pemerintahan Orde Baru dan Relevansinya bagi Masa Kini yang Perlu Diketahui
Walaupun masa Orde Baru sudah berakhir lebih dari dua dekade, namun beberapa dampak pemerintahannya masih dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia saat ini.
Berikut adalah beberapa dampak pemerintahan Orde Baru dan relevansinya bagi masa kini tersebut.
1. Stabilitas Politik
Di masa Orde Baru, Presiden Soeharto telah menetapkan fusi partai politik atau menyederhanakan (penggabungan) partai di tahun 1973 lalu. Tujuan fusi tersebut untuk menciptakan stabilitas politik kehidupan berbangsa dan juga bernegara.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1973 pemerintahan melakukan penyederhanaan jumlah organisasi politik menjadi tiga, yaitu Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Alasan yang dikemukakan pemerintah antara lain adalah memperkecil sumber dan potensi konflik di tengah masyarakat, terutama di bidang politik.
2. Segala Sesuatu Berpusat pada Pemerintah
Selanjutnya, di masa Orde Baru, segala sesuatu berpusat pada pemerintahan atau lebih bersifat sentralistik. Oleh karena itu, pemerintahan memiliki peran yang begitu besar dalam melaksakan proses pembangunan.
Dengan segala sesuatu berpusat pada pemerintahan ini juga, berbagai pembangunan, seperti angka pertumbungan ekonomi, pendapatan per kapita, hasil pembangunan, nilai ekspor pun menunjukkan hasil yang memuaskan.
3. Pelaksanaan Pemilu
Pemilu atau pemilihan umum pertama kali diselenggarakan pada masa Orde Baru, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1971. Kala itu, sistem pemilu 1971 menganut sistem perwakilan berimbang dengan sistem stelsel daftar, berarti besarnya kekuatan perwakilan organisasi dalam DPR dan DPRD, berimbang dengan besarnya dukungan pemilih, karena memberikan suara Organisasi Peserta Pemilih.
ADVERTISEMENT
Pemilu 1971 dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, dan juga rahasia (LUBER). Selama perido Orde Baru, tercatat pemilu dilaksanakan enam kali, yaitu di tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Itulah dampak pemerintahan Orde Baru dan relevansinya bagi masa kini dalam perkembangan ekonomi serta politik bangsa. Semoga dapat menjadi bahan pembelajaran untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik. (ERI)