Konten dari Pengguna

3 Hormon yang Berperan dalam Oogenesis

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
17 Desember 2023 16:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hormon yang berperan dalam oogenesis. Sumber: Sumber: Pexels/Nadezhda Moryak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hormon yang berperan dalam oogenesis. Sumber: Sumber: Pexels/Nadezhda Moryak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur yang terjadi pada ovarium wanita yang melihat hormon di dalamnya. Hormon yang berperan dalam Oogenis tersebut berperan penting mengatur siklus reproduksi wanita dan kesiapan tubuh untuk pembuahan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku IPA Terpadu SMP dan MTs 2A untuk Kelas VIII Semester 1, Mikrajuddin dkk, (2007: 27), Oogenis terjadi di dalam ovarium atau indung telur.
Bagi remaja perempuan, menstruasi yang pertama merupakan tanda telah mencapai pubertas. Keadaan tersebut merupakan tanda normal pada semua perempuan normal.

Inilah Hormon yang Berperan dalam Oogenis

Hormon yang berperan dalam oogenesis. Sumber: Pexels/Deon Black
Dalam proses oogenesis terdapat beberapa hormon yang berpengaruh dalam prosesnya. Namun pada setiap orang, proses pembentukan sel terus dapat berbeda dari yang lain.
Berikut beberapa hormon yang berperan dalam oogenis.

1. Luteinising Hormone (Hormon LH)

Hormon LH berfungsi mengatur siklus menstruasi serta ovulasi pada tubuh perempuan. Tidak hanya itu, hormon ini juga merangsang pelepasan sel telur.

2. Follicle Stimulating Hormone (Hormon FSH)

Selain hormon LH, hormon FSH juga dikenal sebagai hormon penting dalam reproduksi. Ketika sel telur siap dibuahi, hormon FSH berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi.
ADVERTISEMENT

3. Hormon Estrogen dan Progesteron

Hormon estrogen akan begitu penting untuk membantu perkembangan reproduksi. Lalau, hormon progesterone bekerja untuk menebalkan dinding rahim, sehingga sel telur tersebut dapat berkembang.

Fase Setelah Oogenesis

Ilustrasi Hormon yang berperan dalam oogenesis. Sumber: Pexels/Cottonbro Studio
Setelah terjadi oogenesis, terdapat fase adanya proses pembentukan sel telur, yaitu ovulasi. Normalnya, ovulasi terjadi sekitar 12 hari setelah hari pertama haid.
Namun, untuk rentang harinya bisa berbeda antar perempuan. Siklus menstruasi rata-rata berkisar 28 hari. Fase-fase tersebut meliputi sebagai berikut.

1. Fase Folikuler

Fase ini dimulai saat pertama menstruasi. Selama fase ini, hormon seperti FSH dan LH dilepaskan dan merangsang pertumbuhan sekitar 15-20 sel telur di dalam cangkangnya.

2. Fase Ovulasi

Fase ovulasi terjadi saat perempuan berada di dalam masa paling subur, dan berlangsung selama 28 sampai dengan 48 jam. Sel telur yang sudah matang bergerak ke arah tuba falopi dan pada fase inilah dapat terjadi pembuahan saat sperma bertemu dengan sel telur.
ADVERTISEMENT

3. Fase Lutea

Lutea merupakan fase ketiga Dimana kondisi sel telur matang tidak dibuahi, sehingga produksi hormon akan berhenti. Lalu, sel telur akan larut perlahan dalam waktu 24 jam. Begitu pun halnya dengan lapisan rahim juga akan luruh sehinga terjadi menstruasi.
Itulah hormon yang berperan dalam oogenesis dan fase setelahnya yang berperan penting dalam proses pembuatan sel telur di ovarium perempuan. Semoga memberikan wawasan baru dalam ilmu biologi. (ERI)