Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
3 Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan
4 Februari 2025 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Banyuwangi juga dikenal dengan beberapa julukan, seperti Kota Gandrung, Kota Osing, dan Bumi Blambangan. Secara historis, Banyuwangi ditetapkan sebagai kabupaten sejak tahun 1771.
Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan
Mengutip buku Tersisihnya Kearifan Lokal di Era Digital, Rumini, (2022: 6-7), kearifan lokal (local wisdom) merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi.
Sebagai identitas budaya suatu bangsa, setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda. Tidak terkecuali Kabupaten Banyuwangi. Bentuk kearifan lokal tersebut dapat bermacam-macam, baik berupa norma, kepercayaan, adat istiadat, maupun aturan-aturan khusus.
Lebih lanjut, berikut merupakan beberapa contoh kearifan lokal Banyuwangi yang menarik diketahui.
ADVERTISEMENT
1. Tradisi Barong Ider Bumi
Barong Ider Bumi adalah salah satu tradisi dari Banyuwangi. Khususnya bagi masyarakat Osing. Pelaksanaan tradisi ini telah berlangsung sejak tahun 1940. Adapun untuk penyelenggaraan Barong Ider Bumi dilakukan secara rutin setiap bulan Syawal.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, kegiatan adat tersebut bertujuan untuk mengusir keburukan, hawa nafsu, dan kejahatan yang mengancam. Selain itu, Barong Ider Bumi juga ditujukan untuk memohon kesuburan kepada Tuhan.
Ritual Barong Ider dapat diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Baik anak-anak hingga dewasa. Acara tersebut umumnya juga dimeriahkan oleh penampilan tari Gandrung, Singo-Singoan, dan Budrah khas Tanah Blambangan.
2. Mepe Kasur
Mepe Kasur apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya adalah jemur kasur. Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Suku Osing, Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Mepe Kasur dilakukan secara bersamaan sejak pagi hingga sore hari. Pelaksanaan tradisi tersebut bertepatan dengan acara selamatan (bersih desa), setiap tanggal 1 Zulhijah. Tujuannya yaitu untuk merekatkan kerukunan dalam rumah tangga serta sebagai ritual tolak bala.
3. Ritual Tumpeng Sewu
Tumpeng Sewu termasuk kearifan lokal asli Banyuwangi. Ritual ini digelar seminggu sebelum Idul Adha. Dalam pelaksanaannya, masyarakat menyuguhkan ribuan tumpeng yang dilengkapi dengan lauk khas setempat. Seperti pecel pithik dan sayur lalapan.
Nantinya, tumpeng tersebut akan dimakan bersama. Namun, sebelumnya masyarakat akan disuguhkan dengan tradisi barong lancing dan pembacaan doa agar terhindar malapetaka.
Itu tadi 3 kearifan lokal Banyuwangi yang masih dilestarikan. Ulasan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan mengenai budaya dan nilai-nilai tradisional bagi pembaca. (Riyana)
ADVERTISEMENT
Baca Juga: 10 Contoh Kontak dengan Kebudayaan Lain