Konten dari Pengguna

3 Kelemahan Lingkungan Belajar Luring untuk Siswa

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
20 Agustus 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kelemahan lingkungan belajar luring. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelemahan lingkungan belajar luring. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 sudah berakhir sehingga pembelajaran mulai aktif kembali dan dilakukan secara luring atau tatap muka. Sistem pembelajaran luring tentu mempunyai keuntungan dan kelemahan bagi siswa, orang tua maupun tenaga pendidik. Salah satu kelemahan lingkungan belajar luring untuk siswa yaitu jarak tempuh ke sekolah.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, ada banyak siswa yang harus menempuh perjalanan selama 30 menit sampai 1 jam untuk mendapatkan pembelajaran dari guru di sekolah. Hal ini biasanya terjadi di desa-desa hingga daerah perkotaan.

Kelemahan Lingkungan Belajar Luring yang Perlu Diketahui

Ilustrasi kelemahan lingkungan belajar luring. Foto: Pixabay.
Mengutip buku yang berjudul Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan yang Mendewasakan (Antologi Esai Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris), Rais Tsaqif Yahya Al Hakim, dkk (2021:279), ada sebagian orang yang menyukai belajar luring karena lebih efektif dan bisa bersosialisasi.
Namun, kelemahan lingkungan belajar luring pun bisa terjadi bagi siapa saja. Berikut adalah beberapa kelemahan dari pembelajaran luring atau sekolah tatap muka untuk siswa.

1. Jarak Tempuh ke Sekolah

Kelemahan pertama dalam pembelajaran luring adalah siswa harus menempuh perjalanan cukup jauh untuk datang ke sekolah.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, tidak hanya jarak tempuh yang menjadi persoalan untuk siswa di desa. Permasalahan lainnya yaitu fasilitas jalan menuju ke sekolah. Jalanan rusak, jembatan yang tidak layak menjadi faktor masalah lain yang harus diselesaikan oleh stakeholder.

2. Waktu Tidak Fleksibel

Selain jarak tempuh dan akses yang sulit, pembelajaran luring tidak mempunyai waktu fleksibel sehingga siswa harus datang tepat waktu sesuai dengan jadwal di sekolah.
Jadi, jika siswa datang telat, akan ada hukuman yang harus dikerjakan. Selain itu, untuk siswa yang sakit, akan tertinggal pelajaran di hari tersebut.

3. Keterbatasan Teknologi dan Sumber Daya

Beberapa sekolah tidak mempunyai teknologi yang cukup untuk mendukung pembelajaran siswa di sekolah. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar dan interaktif.
ADVERTISEMENT
Itu dia kelemahan lingkungan belajar luring untuk siswa, salah satunya yaitu jarak tempuh untuk belajar. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi pembaca.
(LFP)