Konten dari Pengguna

3 Prinsip Pengambilan Keputusan Guru Penggerak

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
16 Oktober 2024 16:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 3 prinsip pengambilan keputusan. Sumber: Pexels/Arthur Krijgsman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 3 prinsip pengambilan keputusan. Sumber: Pexels/Arthur Krijgsman
ADVERTISEMENT
Ada 3 prinsip pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam situasi dilema etika. Situasi ini terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan yang keduanya secara moral benar, tetapi saling bertentangan.
ADVERTISEMENT
Bagi seorang guru, keterampilan pengambilan keputusan sangat penting. Dengan mengambil keputusan yang tepat, guru dapat menanamkan nilai-nilai positif, meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran, serta memberikan dampak positif lainnya.

Apa Saja 3 Prinsip Pengambilan Keputusan Guru Penggerak?

Ilustrasi 3 prinsip pengambilan keputusan. Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio
Dikutip dalam buku Sebuah Resensi Pendidikan Guru Penggerak oleh Hati Nurahayu, dkk (2023:145) terdapat 3 prinsip pengambilan keputusan guru penggerak yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End Based Thinking)

Prinsip berpikir hasil akhir harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil. Sehingga prinsip ini lebih berorientasi pada masa depan. Guru harus memikirkan tujuan akhir yang ingin dicapai dan dampak yang diharapkan dari keputusan.
Dengan begitu guru penggerak bisa menilai berbagai opsi dan memilih yang paling efektif dalam mewujudkan pembelajaran yang bermutu dan berpihak pada murid.
ADVERTISEMENT
Misalnya, Bu Wahyu ingin meningkatkan membaca siswa kelas 4. Daripada langsung menambah jam pelajaran, Bu Wahyu mencari metode inovatif seperti pemanfaatan teknologi pendidikan, pembelajaran terdiferensiasi, dan kolaborasi orang tua.
Bu Wahyu memprediksi dampak jangka panjang masing-masing opsi dan memilih yang berpotensi memberi hasil terbaik bagi pembelajaran siswa.

2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thinking)

Prinsip berpikir berbasis peraturan menekankan pentingnya mengikuti aturan dan norma yang berlaku. Prinsip ini memastikan keputusan berjalan sesuai koridor, adil, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Sebelum bertindak, Guru Penggerak harus memastikan keputusannya tidak melanggar kode etik guru, regulasi pendidikan, ataupun kesepakatan yang sudah ada.
Misalnya, saat menghadapi siswa yang melanggar tata tertib, Pak Beni tidak asal menghukumnya. Pak Beni harus memahami aturan sekolah, mempertimbangkan kondisi siswa, dan menerapkan sanksi yang mendidik serta sesuai prosedur.
ADVERTISEMENT
Prinsip ini juga berlaku dalam penggunaan dana pendidikan, pengembangan kurikulum, dan kebijakan lainnya. Sehingga bisa dikatakan prinsip ini mengajak guru untuk bersikap jujur dan berkomitmen kuat untuk tunduk pada peraturan.

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care Based Thinking)

Prinsip berpikir berbasis rasa peduli harus mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan kepedulian dalam pengambilan keputusan. Itu semua menjadi pendorong utama dalam memilih tindakan yang terbaik bagi setiap peserta didik.
Misalnya, saat melihat siswa kesulitan memahami materi, Pak Agung tidak hanya memberikan instruksi ulang. Tapi Pak Agung berinisiatif mencari tahu kesulitan spesifik siswa, memberikan pendekatan pembelajaran berbeda, dan menawarkan dukungan tambahan.
Itulah 3 prinsip pengambilan keputusan guru penggerak yang bisa pembaca ketahui. 3 prinsip tersebut intinya dapat memperkuat etika, legalitas, dan profesionalisme dalam pengambilan keputusan. (MRZ)
ADVERTISEMENT