Konten dari Pengguna

3 Proses Terjadinya Oogenesis yang Terjadi di Ovarium

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
21 Juli 2024 15:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi proses terjadinya oogenesis. Sumber: Pexels/Nadezhda Moryak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi proses terjadinya oogenesis. Sumber: Pexels/Nadezhda Moryak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oogenesis adalah proses penting dalam reproduksi wanita, karena menghasilkan sel telur yang siap dibuahi oleh sperma untuk membentuk zigot. Terdapat beberapa proses terjadinya oogenesis yang dimulai sejak masa embrionik hingga masa reproduksi wanita.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam, Fictor Ferdinand P dkk, (2007: 74), oogenesis adalah proses pembentukan sel telur.
Pembentukan sel ini dimulai ketika sel germinal primordial mengadakan pembelahan secara mitosis menjadi sel oogonia.

3 Proses Terjadinya Oogenesis pada Wanita

Ilustrasi proses terjadinya oogenesis. Sumber: Pexels/Deon Black
Oogenesis termasuk proses teratur yang terjadi di ovarium. Berikut adalah beberapa proses terjadinya oogenesis di dalam reproduksi wanita.

1. Fase Pembelahan dan Penggandaan

Prose oogenesis dimulai dengan adanya mitosis dan meiosis. Mitosis merupakan proses pembelahan sel yang menghasilkan dua gamet (sel anak) yang identik.
Sementara itu, meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat gamet yang masing-masing memiliki kromosom setengah dari sel induknya.
Oogonium atau sel induk telur akan matang dan bermitosis menjadi oosit primer (sel telur menjadi besar). Oosit primer nantinya akan terbelah menjadi dua bagian yang menghasilkan oosit sekunder (hasil dari pembelahan).
ADVERTISEMENT
Pembelahan ini akan dimulai terjadi saat tubuh memasuki usia pubertas, yaitu umumnya sekitar 12 tahun.

2. Fase Perkembangan

Pada fase perkembangan berdesa dengan proses spermatogenesis, di mana pembelahan sel telur pertama pada proses oogenesis mengalami perkembangan sitoplasma (bagian sel) yang tidak seimbang.
Akibatnya, ada satu oosit (sel telur yang belum matang) dan memiliki banyak sitoplasma, sedangkan oosit lainnya tidak memiliki sitoplasma.
Oosit yang memiliki banyak sitoplasma memiliki ukuran lebih besar daripada oosit yang tidak memiliki sitoplasma. Oosit yang lebih kecil inilah dinamakan dengan badan polar pertama.

3. Fase Pematangan

Setelah di fase perkembangan, oosit sekunder dengan ukuran lebih besar mengalami pembelahan sel telur kedua yang menghasilkan ootid.
Sedangkan, untuk badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Dapat dikatakan ovulasi atau kematangan sel terjadi ketika oosit telah mencapai tahap perkembangan ootid.
ADVERTISEMENT
Selama masa hidupnya, diperkirakan setiap wanita dapat memiliki sekitar 400 sel matang. Lalu, setelah pembuangan, maka ootid sudah melewati tahap akhir pematangan dan bisa menjadi sel telur.
Lalu, ootid akan berkembanga menjadi sel telur apabila bertemu dengan sel sperma atau spermatozoa. Jika oosit atau ootid bertemu dengan sel sperma dan tidak terjadi pembuahan, maka siklus oogenesis akan terulang kembali.
Tidak hanya itu, sel telur yang tidak berkembang akan lurur dari dinding rahim, dan menjadi darah menstruasi.
Tiga proses terjadinya oogenesis yang terjadi di ovarium di atas merupakan proses yang teratur yang terjadi di ovarium. Setiap tahap oogenesis sangat penting dalam menghasilkan sel telur yang matang. (ERI)
ADVERTISEMENT