Konten dari Pengguna

4 Contoh Makanan Hewani dari Air Payau yang Diawetkan dengan Cara Jangka Panjang

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
3 April 2024 14:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh makanan hewani dari air payau yang diawetkan dengan cara jangka panjang. Sumber foto: Unplash/Sebastian Pena Lambarri
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh makanan hewani dari air payau yang diawetkan dengan cara jangka panjang. Sumber foto: Unplash/Sebastian Pena Lambarri
ADVERTISEMENT
Contoh makanan hewani dari air payau yang diawetkan dengan cara jangka panjang adalah ikan bandeng. Tak hanya ikan bandeng saja, tetapi ada beberapa jenis ikan lain yang dapat diawetkan.
ADVERTISEMENT
Olahan produk makanan hewani yang diawetkan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa khawatir akan mengalami kerusakan atau busuk. Sebagian masyarakat cenderung suka terhadap produk olahan yang diawetkan karena simple dalam memasaknya.

Pengertian Pengawetan Makanan

Ilustrasi pengertian pengawetan makanan. Sumber foto: Unplash/Nguyen Linh
Dikutip dari buku Terampil Berkreasi oleh Nandang Subarnas (46), pengawetan makanan adalah upaya mengawetkan makanan atau bahan makanan agar dapat disimpan dalam waktu lama.
Dengan diawetkan, makanan atau bahan makanan itu dapat disimpan untuk dimakan kapan saja tanpa perlu khawatir jika makanan tersebut sudah membusuk. Pasalnya seluruh aktivitas yang disebabkan oleh mikroorganisme akan terhambat atau terhenti.
Proses pengawetan makanan biasa dilakukan pada hewan yang hidup di air payau. Contoh makanan hewani dari air payau yang diawetkan dengan cara jangka panjang adalah ikan kakap, ikan bandeng, ikan bawal, ikan nila dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Proses pengawetan pada ikan tersebut dilakukan dengan cara pengeringan, penggaraman, pendinginan, pemanasan, pengasapan, atau kombinasi dari berbagai cara tersebut.

Beberapa Contoh Makanan Hewani dari Air Payau yang Diawetkan dengan Cara Jangka Panjang

Ilustrasi contoh makanan hewani dari air payau yang diawetkan dengan cara jangka panjang. Sumber foto: Unplash/Jakub Kapusnak
Berikut adalah penjelasan mengenai contoh makanan hewani dari air payau yang diawetkan dalam jangka panjang.

1. Ikan Bandeng

Ikan bandeng adalah ikan air payau yang biasa dibudidayakan di tambak. Ikan ini sering diawetkan karena banyak disukai oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena ikan bandeng memiliki rasa yang enak, gurih, kandungan vitamin dan gizi yang baik bagi tubuh, serta harganya terjangkau.

2. Ikan Kakap

Ada banyak jenis ikan kakap salah satunya ikan kakap putih dan merah. Kedua jenis ikan sering sekali dikonsumsi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Habitatnya berada di perairan pantai, muara-muara sungai, dan juga air payau.
ADVERTISEMENT
Spesies ini memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk tubuh. Salah satunya ialah lemak baik yang tidak akan membuat lemak total dalam tubuh bertambah. Tak heran, jika ikan kakap sering kali diawetkan dengan berbagai cara.

3. Ikan Nila

Ikan nila sering diawetkan dengan berbagai cara agar terjaga produk ikannya. Produk olahan ikan nila tetap terjaga nilai gizinya meskipun diawetkan.
Pengawetan ikan nila dilakukan karena banyak masyarakat yang mengonsumsi jenis ikan tersebut. Tentu saja teknik ini diperlukan agar ikan tersebut tetap terjaga keawetannya dan tidak busuk.

4. Ikan Bawal

Ikan bawal merupakan salah satu jenis ikan air payau terbesar yang termasuk dalam golongan ikan neotropik. Jenis ikan ini biasa diawetkan karena daya konsumsi masyarakat sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena ikan bawal mempunyai daging lembut dan mengandung komposisi gizi tinggi, seperti protein, vitamin, dan mineral, selain juga mengandung asam lemak tak jenuh omega-3.
ADVERTISEMENT
Contoh makanan hewani dari air payau yang diawetkan dengan cara jangka panjang adalah salah satu alternatif untuk menjaga ketahanan produk hasil budidaya air payau. Meskipun telah diawetkan, hasil budidaya tersebut tetap memiliki nilai gizi yang sama. (NTA)