Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
4 Contoh Mitigasi Non Struktural dan Penjelasannya
24 Maret 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Contoh Mitigasi Non Struktural. Sumber: Pexels/Sanej Prasad Suwal](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hsnvg52q674025tr79b7hck4.jpg)
ADVERTISEMENT
Mitigasi berperan penting melindungi masyarakat dan meminimalkan dampak dari suatu bencana. Ada contoh mitigasi non struktural yang sebaiknya dipahami oleh seluruh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Serangkaian tindakan atau upaya tersebut dilakukan sebelum, saat terjadi, dan setelah terjadi bencana. Mengingat bencana maupun bencana alam tidak dapat terduga dan bisa terjadi kapan saja.
Dengan adanya mitigasi bencana, kepentingan manusia dan kehidupannya akan terlindungi.
Contoh Mitigasi Non Struktural
Menurut buku Mitigasi & Psikologi Kebencanaan, Rifdha Wahyuni, dkk (2023:10), mitigasi non struktural merupakan bentuk upaya mitigasi yang dilakukan di samping pembangunan prasarana fisik.
Berikut ini adalah beberapa contoh mitigasi non struktural yang penting untuk diketahui.
1. Pengembangan Undang-Undang
Adanya Undang-undang Penanggulangan Bencana (UU PB) merupakan salah satu upaya kebijakan pada UU No.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Kegiatan penanggulangan bencana dilakukan untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana.
ADVERTISEMENT
2. Pelatihan dan Penyuluhan Pemerintah
Meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana merupakan salah satu contoh mitigasi non struktural. Mulai dari keterampilan pertolongan pertama, cara bertahan hidup, cara menghadapi bencana dengan gotong royong, dan lain-lain.
Penyuluhan dapat dilakukan mulai dari sekolah, desa, kelurahan dan tempat di sekitar terjadinya rawan bencana. Pada umumnya simulasi bencana alam sering diutamakan agar masyarakat siap menghadapi berbagai kemungkinan.
3. Menetapkan Pedoman dan Tindakan Darurat
Pemerintah dapat menetapkan peraturan tentang zonasi, pembangunan daerah rawan bencana, serta pedoman tindakan darurat yang harus dipatuhi oleh masyarakat.
Sehingga nantinya masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk keselamatan, dan mengurangi risiko bencana.
4. Peta Potensi Rawan Bencana
Setiap wilayah di Indonesia memiliki potensi rawan bencana yang berbeda-beda. Peta ini menggambarkan daerah-daerah yang berpotensi terkena bencana alam atau bencana lainnya.
ADVERTISEMENT
Jadi peta ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bencana yang dapat terjadi dan membantu dalam perencanaan mitigasi serta penanganan darurat.