Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
4 Penyebab Tupperware Bangkrut yang Tidak Sanggup Bersaing di Era Digital
15 April 2025 12:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tupperware dan beberapa anak usahanya mengajukan permohonan kebangkrutan akibat penurunan permintaan produk dan kerugian finansial yang terus meningkat. Penyebab Tupperware bangkrut salah satunya adalah karena tidak bisa bersaing di era digital.
ADVERTISEMENT
Tupperware kembali menghadapi kesulitan setelah pandemi berakhir. Selama pandemi, bisnis Tupperware sempat mengalami peningkatan berkat bertumbuhnya usaha produksi makanan rumahan yang membutuhkan wadah makanan seperti Tupperware yang berwarna-warni.
Perilaku Konsumen yang Berubah, Penyebab Tupperware Bangkrut
Dikutip dari buku Transformasi HRD dalam Bisnis, Kris Banarto (2021:65) penyebab kesalahan bisnis salah satunya adalah salah mengelola keuangan, misalnya mempergunakan dana untuk unit bisnis yang tidak produktif.
Perusahaan yang dapat bertahan adalah yang mampu memberdayakan seluruh potensi yang ada dengan melakukan perubahan secara terus menerus.
Walau sempat mengalami peningkatan ketika pandemi namun setelah pandemi, kenaikan biaya bahan baku plastik resin, tenaga kerja, dan pengangkutan menyebabkan margin keuntungan Tupperware menurun.
Penyebab Tupperware bangkrut salah satunya adalah kondisi ekonomi makro yang menantang dan sangat memengaruhi keuangan mereka.
ADVERTISEMENT
1. Terlibat Utang
Tupperware memiliki utang besar, dengan persyaratan yang lebih menguntungkan pemberi pinjaman, menurut catatan pengadilan. Tupperware juga mengungkapkan bahwa para pemberi pinjaman ini mencoba menggunakan posisi utang mereka untuk menyita aset penting perusahaan, termasuk kekayaan intelektualnya.
2. Sulit Bersaing di Era Digital
Tupperware menyatakan bahwa hampir 90 persen penjualannya pada 2023 masih berasal dari penjualan langsung. Angka ini cukup tinggi, terutama mengingat e-commerce sudah ada sejak tahun 1990-an. Namun, Tupperware baru mulai benar-benar memanfaatkan e-commerce pada era 2020-an. Baru pada bulan Juni 2022, Tupperware baru membuka toko di Amazon.com.
3. Kondisi Ekonomi Makro
Kondisi ekonomi makro dialami oleh banyak perusahaan, seperti kenaikan biaya akibat inflasi, suku bunga tinggi, serta berkurangnya keinginan konsumen untuk membeli barang-barang yang dianggap tidak esensial.
4. Perilaku Konsumen yang Berubah
Seiring dengan perkembangan zaman dan munculnya berbagai alternatif produk penyimpanan makanan yang lebih praktis dan modern, minat masyarakat terhadap produk Tupperware pun semakin menurun.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi dengan kesadaran masyarakat akan dampak lingkungan berkaitan sampah plastik membuat mereka enggan untuk membeli produk Tupperware.
Dengan mengetahui beberapa penyebab Tupperware bangkrut, dapat mengambil pelajaran berharga bagi yang sedang membangun usaha. (EA)