Konten dari Pengguna

5 Contoh dari Produk Rusak dan Produk Cacat

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
12 Desember 2024 18:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh dari produk rusak dan produk cacat. Sumber: www.unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh dari produk rusak dan produk cacat. Sumber: www.unsplash.com
ADVERTISEMENT
Dalam dunia bisnis dan manufaktur, produk yang rusak dan cacat adalah dua kondisi yang sering menjadi perhatian utama. Sebetulnya seperti apa contoh dari produk rusak dan produk cacat?
ADVERTISEMENT
Menurut buku Akuntansi Biaya (Konsep Dasar dan Penerapannya), Ervina Waty, ‎Willy Sri Yuliandhari, ‎Samalua Waoma (2023:171), ada perbedaan antara produk rusak dan produk cacat, yaitu jika produk rusak cenderung baru diketahui setelah barang selesai produksi, dapat diperbaiki namun membutuhkan biaya yang besar.
Sementara produk cacat adalah produk yang masih dapat diperbaiki dan dapat diperjual belikan lagi, hanya tidak memenuhi standar produksi sesuai ketentuan.

Contoh dari Produk Rusak dan Produk Cacat dalam Proses Produksi

Ilustrasi contoh dari produk rusak dan produk cacat. Sumber: www.unsplash.com
Memahami kondisi dari kondisi produk yang rusak dan produk cacat tentunya sangat memberikan manfaat bagi produsen dan konsumen dalam mengambil keputusan yang tepat, baik dalam proses produksi, evaluasi kualitas, maupun penanganan produk yang tidak memenuhi standar.
ADVERTISEMENT
Contoh dari produk rusak dan produk cacat salah satunya adalah produk atau kemasannya rusak, patah, bengkok, atau tergores. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Produk dengan Kemasannya Rusak

Produk dengan kemasan rusak merupakan salah satu contoh yang sering dijumpai. Kerusakan ini dapat berupa kotak yang sobek, segel yang terbuka, atau botol yang pecah. Meski isi produk masih bisa digunakan, kemasan yang rusak dapat membuat pelanggan ragu untuk membelinya karena kesan pertama yang buruk.

2. Produk dengan Cacat Permukaan

Cacat pada permukaan produk, seperti bengkok, berlubang, atau goresan, termasuk dalam kategori produk cacat. Contohnya adalah furnitur yang memiliki permukaan kayu yang tergores atau cat yang mengelupas. Meskipun fungsinya masih utuh, estetika produk tersebut menjadi kurang menarik.

3. Produk yang Tidak Dapat Diperbaiki

Beberapa produk yang mengalami kerusakan parah tidak dapat diperbaiki lagi (rework). Misalnya, komponen elektronik yang terbakar atau pecah selama proses produksi. Produk semacam ini biasanya langsung dikategorikan sebagai produk rusak dan tidak dapat dijual kembali.
ADVERTISEMENT

4. Produk dengan Nilai Jual Rendah (Disposal Value)

Produk yang tidak memenuhi standar kualitas tetapi masih memiliki sedikit nilai jual biasanya dijual dengan harga murah. Misalnya, pakaian dengan jahitan yang tidak sempurna atau piring dengan retakan kecil. Produk seperti ini tetap dapat dijual di pasar sekunder atau outlet diskon.

5. Produk dengan Kerusakan Akibat Faktor Eksternal

Produk cacat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan manusia, bahan baku berkualitas rendah, masalah pada mesin produksi, metode kerja yang salah, atau kondisi lingkungan. Sebagai contoh, makanan kaleng yang penyok akibat transportasi yang buruk atau produk yang rusak karena paparan suhu ekstrem.
Contoh dari produk rusak dan produk cacat di atas menjadi hal yang penting bagi produsen untuk memisahkan produk rusak dan cacat agar dapat mengambil langkah yang tepat.
ADVERTISEMENT
Produk cacat yang dapat diperbaiki mungkin masih memiliki peluang untuk dijual, sementara produk rusak biasanya harus dieliminasi. Dengan memahami perbedaan dan contoh-contoh ini, produsen dapat meningkatkan kontrol kualitas dan meminimalkan kerugian.(VAN)