Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
6 Contoh Kasus Bujukan Moral di Sekolah
14 Februari 2024 17:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bujukan moral adalah situasi di mana seseorang dihadapkan pada pilihan antara benar dan salah, tekanan sosial atau rasa takut. Kondisi ini bisa terjadi di mana pun, seperti contoh kasus bujukan moral di sekolah yang penting diwaspadai.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Merdeka Belajar, Joko Awal Suroto, dkk (hal 115), nilai-nilai yang dianut seorang pendidik memiliki pengaruh signifikan, meski kemampuan membedakan apakah kasus itu dilema etika atau bujukan moral sudah dikuasai pendidik.
Namun, jika nilai-nilai dasar yang dimiliki pendidik membenarkan sesuatu yang salah dari segi norma-norma yang berlaku di masyarakat, maka itu tidak sejalan.
Contoh Kasus Bujukan Moral di Sekolah yang Penting Dicermati
Dalam pengaruh bujukan moral, keputusan harus dipikirkan dengan matang karena jika abai bisa lahir keputusan yang salah. Di sekolah, bujukan moral dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan penting bagi siswa untuk dapat mengidentifikasi dan melawannya.
Berikut adalah contoh kasus bujukan moral di sekolah yang penting diketahui.
ADVERTISEMENT
1. Menyontek Saat Ujian
Seorang siswa mungkin tergoda untuk menyontek saat ujian karena takut gagal atau ingin mendapatkan nilai yang bagus. Tekanan dari teman sebaya atau orang tua untuk mendapatkan nilai tinggi dapat mendorong siswa untuk melakukan kecurangan.
2. Melakukan Kecurangan
Salah satu siswa bernama X menjadi bendahara panitia acara pentas seni akhir tahun di sekolah. Setelah acara selesai, ketua panitia meminta X menggunakan dana yang tidak terpakai untuk acara pembubaran panitia dengan mengadakan pesta kecil-kecilan.
Ketua panitia meminta X sebagai bendahara panitia, untuk membuat kwitansi palsu untuk membiayai acara tersebut karena dana tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu. Tentunya hal ini menjadikan X dilema dan merasa tertekan.
3. Menyalahkan Orang Lain
Ketika seorang siswa melakukan kesalahan, dia mungkin terpancing untuk menyalahkan orang lain untuk menghindari hukuman. Rasa takut akan konsekuensi atau keinginan untuk menghindari rasa malu dapat mendorong siswa untuk berbohong dan tidak bertanggung jawab atas tindakannya.
ADVERTISEMENT
4. Mengikuti Tren Negatif
Seumpama sorang siswa untuk mengikuti tren negatif seperti bullying, merokok, atau minum alkohol karena ingin diterima oleh teman sebaya. Tekanan sosial untuk menyesuaikan diri dengan kelompok ini dapat mendorong siswa untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilainya.
5. Membohongi Guru
Seorang siswa bisa saja melakukan pembohongan kepada guru tentang alasan dia tidak mengerjakan tugas atau terlambat ke sekolah. Rasa takut akan hukuman atau keinginan untuk menghindari masalah dapat mendorong siswa untuk berbohong.
6. Mencuri Barang Milik Teman
Siswa yang mencuri barang milik teman karena menginginkannya atau karena merasa tidak mampu membelinya sendiri juga termasuk dalam kondisi bujukan moral.
Rasa iri atau adanya kebutuhan finansial dapat mendorong siswa untuk melakukan tindakan yang tidak jujur.
ADVERTISEMENT
Contoh kasus bujukan moral di sekolah sangat penting diresapi bagi siswa agar dapat mengidentifikasi kondisi tersebut dan memiliki keberanian untuk melawannya. Diharapkan seluruh jajaran pihak sekolah juga mampu berpikir kritis tentang situasi dan konsekuensinya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (VAN)