Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
7 Faktor Penyebab Berkurangnya Energi di Setiap Tingkat Trofik Piramida Energi
8 Agustus 2024 13:33 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada beberapa faktor penyebab berkurangnya energi pada setiap tingkat trofik pada piramida energi. Piramida energi adalah representasi grafis yang menggambarkan aliran energi di setiap tingkat trofik dalam ekosistem.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Biogeografi, Zid dkk (2021: 113), setiap tingkat trofik mewakili kelompok organisme yang memperoleh energi dengan cara yang sama. Mulai dari produsen (tanaman) hingga konsumen puncak (predator tingkat tinggi).
Faktor Penyebab Berkurangnya Energi Pada Masing-masing Tingkat Trofik Piramida Energi
Salah satu karakteristik utama piramida energi adalah berkurangnya jumlah energi saat berpindah dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya. Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor kunci yang berperan dalam efisiensi transfer energi.
Berikut beberapa faktor penyebab berkurangnya energi pada setiap tingkat trofik pada piramida energi.
1. Hukum Termodinamika Kedua
Salah satu alasan utama berkurangnya energi di setiap tingkat trofik adalah Hukum Termodinamika Kedua, yang menyatakan bahwa dalam setiap transfer energi. Sebagian energi hilang sebagai panas.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ekosistem, ketika organisme mengonsumsi makanan, hanya sebagian energi yang digunakan untuk pertumbuhan dan reproduksi. Sementara sebagian besar energi hilang dalam bentuk panas selama proses metabolisme.
Sebagai contoh, ketika herbivora memakan tanaman, sekitar 90% energi yang diperoleh dari tanaman hilang sebagai panas . Energi sekitar 10% yang disimpan sebagai biomassa dapat digunakan oleh konsumen berikutnya.
2. Aktivitas Metabolisme
Energi yang diperoleh oleh organisme di setiap tingkat trofik tidak sepenuhnya tersedia untuk tingkat trofik berikutnya. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar digunakan untuk aktivitas metabolisme.
Aktivitas ini mencakup respirasi, pergerakan, dan pemeliharaan suhu tubuh (untuk organisme berdarah panas). Energi yang digunakan untuk aktivitas metabolisme ini tidak dapat ditransfer ke tingkat trofik berikutnya, sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah energi.
ADVERTISEMENT
3. Tidak Semua Bagian Makanan Dicerna
Tidak semua bagian dari makanan yang dikonsumsi oleh organisme dapat dicerna dan diserap sebagai energi. Sebagian besar bahan makanan yang tidak dicerna diekskresikan sebagai limbah.
Misalnya, herbivora mungkin tidak dapat mencerna serat kasar dalam tanaman, sehingga serat ini dikeluarkan dari tubuh tanpa memberikan kontribusi energi. Akibatnya, energi yang tersedia untuk konsumen berikutnya berkurang.
4. Efisiensi Pertumbuhan yang Rendah
Efisiensi pertumbuhan mengacu pada persentase energi yang dikonsumsi dan diubah menjadi biomassa. Pada umumnya, efisiensi pertumbuhan sangat rendah di semua tingkat trofik. Pada tingkat produsen, tanaman hanya mengubah sekitar 1-2% energi matahari.
Energi tersebut akan diserap menjadi biomassa. Pada tingkat konsumen, efisiensi pertumbuhan berkisar antara 10-20%. Rendahnya efisiensi pertumbuhan ini berarti bahwa hanya sebagian kecil energi yang tersedia untuk tingkat trofik berikutnya.
ADVERTISEMENT
5. Kehilangan Energi melalui Ekskresi dan Respirasi
Energi yang diambil oleh organisme tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan dan reproduksi. Namun, juga hilang melalui proses ekskresi dan respirasi.
Ekskresi menghilangkan limbah nitrogen yang mengandung energi, sementara respirasi menghilangkan karbon dioksida dan air sebagai produk sampingan dari metabolisme energi. Proses ini berkontribusi pada pengurangan total energi yang tersedia di setiap tingkat trofik.
6. Efisiensi Pemanfaatan Energi yang Berbeda-beda
Efisiensi pemanfaatan energi berbeda-beda di setiap tingkat trofik. Misalnya, beberapa organisme lebih efisien dalam mengubah makanan menjadi energi yang dapat digunakan dibandingkan dengan yang lain.
Efisiensi ini dipengaruhi oleh faktor genetik, fisiologi, dan adaptasi lingkungan. Organisme yang kurang efisien dalam memanfaatkan energi akan mengurangi jumlah energi yang tersedia untuk tingkat trofik berikutnya.
7. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan seperti suhu, ketersediaan air, dan kondisi tanah juga mempengaruhi jumlah energi yang tersedia di setiap tingkat trofik. Misalnya, suhu yang ekstrem dapat meningkatkan kebutuhan energi untuk pemeliharaan suhu tubuh organisme berdarah panas.
ADVERTISEMENT
Sehingga mengurangi energi yang tersedia untuk pertumbuhan dan reproduksi. Kondisi lingkungan yang tidak optimal juga dapat menghambat efisiensi fotosintesis pada tanaman, yang pada gilirannya mengurangi jumlah energi yang masuk ke dalam ekosistem.
Itulah beberapa faktor penyebab berkurangnya energi pada setiap tingkat trofik pada piramida energi. Pemahaman tentang faktor-faktor ini penting untuk memahami dinamika ekosistem dan peran masing-masing organisme dalam aliran energi. (Msr)
Live Update