Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apa Besaran yang Diukur Multimeter di Bidang Teknik Listrik dan Elektronik?
7 Agustus 2024 18:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa besaran yang diukur multimeter di bidang teknik listrik dan elektronik? Multimeter adalah alat ukur elektronik yang sangat penting dalam bidang teknik listrik dan elektronik.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Teori Dasar Listrik dan Elektronika, Naim (2022: 83), alat ini memiliki fungsi yang beragam untuk mengukur berbagai besaran listrik. Mulai dari tegangan, arus, resistansi, dan beberapa parameter lainnya.
Besaran yang Diukur Multimeter di Bidang Teknik Listrik dan Elektronik
Multimeter adalah alat yang sangat berguna dalam berbagai aplikasi listrik dan elektronik. Dengan kemampuan untuk mengukur tegangan, arus, resistansi, kapasitansi, frekuensi, dan suhu, multimeter menjadi alat yang esensial bagi teknisi dan insinyur.
Pemahaman yang baik tentang cara mengoperasikan multimeter dan menginterpretasikan hasil pengukurannya sangat penting. Tujuannya untuk memastikan pengukuran yang akurat dan menghindari kerusakan pada alat atau komponen yang diukur.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai besaran yang diukur multimeter pada bidang teknik listrik dan elektronik.
ADVERTISEMENT
1. Tegangan (Voltage)
Tegangan adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam suatu rangkaian. Multimeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC (bolak-balik) maupun DC (searah).
Pengukuran tegangan dilakukan dengan menempatkan probe multimeter secara paralel pada komponen atau titik yang ingin diukur. Tegangan AC biasanya diukur dalam volt (V) dengan simbol "~", sedangkan tegangan DC diukur dalam volt (V) dengan simbol "-".
2. Arus (Current)
Arus listrik adalah aliran muatan listrik melalui suatu konduktor. Multimeter dapat mengukur arus AC dan DC. Untuk mengukur arus, multimeter harus dihubungkan secara seri dengan rangkaian.
Pengukuran arus dilakukan dengan menempatkan probe multimeter di antara komponen yang ingin diukur arusnya. Arus biasanya diukur dalam ampere (A), dan beberapa multimeter juga dapat mengukur dalam satuan miliampere (mA) atau mikroampere (μA).
ADVERTISEMENT
3. Resistansi (Resistance)
Resistansi adalah hambatan yang dihadapi oleh arus listrik saat mengalir melalui suatu komponen atau konduktor. Multimeter dapat digunakan untuk mengukur resistansi dalam ohm (Ω).
Pengukuran resistansi dilakukan dengan meletakkan probe multimeter pada kedua ujung komponen yang ingin diukur. Pastikan komponen tidak terhubung ke sumber tegangan saat mengukur resistansi untuk menghindari kerusakan pada multimeter.
4. Kapasitansi (Capacitance)
Beberapa multimeter dilengkapi dengan fungsi untuk mengukur kapasitansi. Hal ini merupakan kemampuan suatu komponen untuk menyimpan muatan listrik.
Kapasitansi diukur dalam farad (F), dengan satuan yang lebih umum seperti mikrofarad (μF) atau nanofarad (nF). Pengukuran kapasitansi dilakukan dengan menempatkan probe multimeter pada kedua terminal kapasitor yang ingin diukur.
5. Frekuensi (Frequency)
Frekuensi adalah jumlah siklus per detik dari sinyal AC, diukur dalam hertz (Hz). Pengukuran frekuensi biasanya dilakukan dengan menempatkan probe multimeter pada titik di mana sinyal AC hadir.
ADVERTISEMENT
6. Suhu (Temperature)
Beberapa multimeter canggih juga dilengkapi dengan fungsi pengukuran suhu. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termokopel atau sensor suhu yang terhubung ke multimeter. Suhu dapat diukur dalam derajat Celsius (°C) atau Fahrenheit (°F).
Itulah penjelasan mengenai besaran yang diukur multimeter di bidang teknik listrik dan elektronik . Semoga membantu! (Msr)
Live Update