Alasan Mengapa Gerhana Bulan Terjadi Pada Saat Bulan Purnama

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
16 April 2024 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mengapa Gerhana bulan terjadi pada saat bulan purnama. Sumber: Pexels/Sebastian Arie Voortman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mengapa Gerhana bulan terjadi pada saat bulan purnama. Sumber: Pexels/Sebastian Arie Voortman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gerhana adalah salah satu bentuk peristiwa yang terjadi akibat adanya aktivitas antara bumi, bulan dan matahari. Ada beberapa alasan mengapa gerhana bulan terjadi pada saat bulan purnama yang dapat diketahui.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, ketika bulan purnama, bumi berada di antara matahari dan bulan. Ini berarti cahaya Matahari secara langsung menerangi permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi, sehingga Bulan terlihat penuh. Namun, ketika gerhana bulan terjadi, Bumi berada di antara Matahari dan Bulan.

Mengapa Gerhana Bulan Terjadi Pada Saat Bulan Purnama?

Ilustrasi mengapa gerhana bulan terjadi pada saat bulan purnama? Sumber: Pexels/Pixabay
Mengutip buku Bidikan Jitu US SD 2015 karya Tim Tentor Jitu (2015:190) gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari yang menuju ke bumi oleh bayangan bumi. Gerhana bulan biasa terjadi saat bulan purnama. Namun, mengapa gerhana bulan terjadi pada saat bulan purnama?
Alasan utama gerhana bulan terjadi saat bulan purnama adalah karena posisi bulan tepat berlawanan dengan matahari pada saat purnama. Namun ada beberapa alasan lain yang dapat diketahui. Berikut beberapa alasannya.
ADVERTISEMENT

1. Konfigurasi Matahari, Bumi, dan Bulan

Gerhana bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga Bumi menutupi langsung sinar Matahari yang biasanya memantulkan cahaya ke Bulan.

2. Sudut Inklinsiasi Orbit Bulan

Orbit Bulan cenderung sedikit miring terhadap orbit Bumi mengelilingi Matahari. Hal ini berarti gerhana bulan tidak terjadi setiap bulan purnama karena Bulan sering melewati di atas atau di bawah bayangan Bumi.

3. Gerhana Bulan Total dan Parsial

Gerhana bulan dapat terjadi sebagai gerhana total atau gerhana parsial, tergantung pada seberapa dalam Bulan masuk ke dalam bayangan Bumi. Gerhana total terjadi ketika Bulan sepenuhnya masuk ke dalam bayangan Bumi, sementara gerhana parsial terjadi ketika hanya sebagian Bulan yang masuk ke dalam bayangan.

4. Bayangan Bumi

Bayangan Bumi memiliki dua bagian, yaitu umbra (bagian tergelap) dan penumbra (bagian lebih terang). Gerhana bulan total terjadi ketika Bulan berada sepenuhnya dalam umbra, sedangkan gerhana bulan parsial terjadi ketika Bulan hanya sebagian masuk ke dalam umbra dan sebagian lagi berada di penumbra.
ADVERTISEMENT

5. Efek Penyinaran Atmosfer

Selama gerhana bulan total, atmosfer Bumi memantulkan sedikit cahaya Matahari yang melewati tepi Bumi, menyebabkan Bulan berwarna merah atau oranye. Ini dikenal sebagai "Bulan Darah" karena efek ini. Ini disebabkan oleh penyerakan cahaya matahari oleh partikel-partikel di atmosfer Bumi, yang menyaring spektrum cahaya sehingga hanya cahaya merah yang terlihat.

6. Frekuensi Gerhana Bulan

Gerhana bulan tidak terjadi setiap bulan purnama karena orbit Bulan yang miring dan perbedaan waktu orbitannya dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Kondisi khusus harus terpenuhi agar gerhana bulan terjadi, termasuk posisi relatif Bulan, Bumi, dan Matahari.
Itulah beberapa alasan mengapa gerhana bulan terjadi pada bulan purnama. Gerhana bulan terjadi pada saat bulan purnama karena urutan dan posisi relatif bumi, matahari, dan bulan yang memungkinkan bumi menutupi sebagian atau seluruh cahaya matahari yang diterima oleh bulan. (BAI)
ADVERTISEMENT