Konten dari Pengguna

Amanat Tembang Gambuh: Pesan Moral dalam Sastra Jawa

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
26 September 2024 17:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Amanat Tembang Gambuh. Sumber: Pixabay/Dedy_Timbul
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Amanat Tembang Gambuh. Sumber: Pixabay/Dedy_Timbul
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gambuh merupakan salah satu tembang macapat yang dikenal luas dalam karya sastra Jawa. Sebagai warisan budaya, Amanat tembang Gambuh sangat relevan dengan kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Tembang ini mengajarkan pentingnya keharmonisan. Dengan kata lain, manusia diharapkan menjaga keselarasan antara pikiran, perasaan, dan tindakan.

Amanat Tembang Gambuh

Ilustrasi Amanat Tembang Gambuh. Sumber: Pixabay/Dedy_Timbul
Sebelum membahas lebih jauh tentang amanat tembang Gambuh, penting untuk memahami pengertiannya terlebih dahulu. Tujuannya agar bisa mengenali asal-usul dan mengetahui informasi penting lainnya yang terdapat pada tembang macapat ini.
Menurut buku Peran Bahasa Jawa dalam Pengajaran Bahasa Indonesia karya Sagita Febi Nila Saputri, dkk. (2022:32), macapat adalah puisi atau tembang tradisional. Tembang ini merupakan aset kebudayaan Indonesia, terutama bagi masyarakat suku Jawa.
Tembang macapat terdiri dari tiga unsur “guru”. Pertama, guru gatra yaitu jumlah baris dalam satu bait. Kedua, guru lagu merujuk pada bunyi akhir kata di setiap baris. Ketiga, guru wilangan adalah banyaknya suku kata dalam setiap baris.
ADVERTISEMENT
Ada 11 jenis tembang macapat dalam tradisi Jawa yang memiliki arti dan aturan masing-masing. Tembang Gambuh mempunyai aturan, antara lain 5 guru gatra dalam setiap bait, dengan guru lagu u, u, i, u, o, dan guru wilangan 7, 10, 12, 8, 8.
Gambuh berasal dari kata “jumbuh” dalam bahasa Jawa yang memiliki arti cocok, sesuai, tepat, bijaksana, dan sepaham. Selain itu, juga dimaknai sebagai “harmoni” yang mengandung pesan moral menjaga keselarasan antara pikiran, perasaan, dan tindakan.
Dalam konteks pernikahan, istilah ini juga sering digunakan untuk menggambarkan kecocokan antara pria dan wanita yang saling mencintai. Lebih daripada itu, gambuh mengajak manusia untuk selalu mempertimbangkan segala sesuatu.
Hal ini berkaitan erat dengan prinsip bibit, bebet, bobot yang dipegang oleh orang tua Jawa zaman dulu. Dalam mencari pasangan hidup, kesesuaian derajat, latar belakang, dan aspek lainnya dianggap penting. Jika diabaikan, keharmonisan rumah tangga akan terganggu.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, Amanat tembang Gambuh mengandung pesan moral yang bisa menjadi pedoman bagi kehidupan dewasa. Dari tembang macapat ini, manusia belajar tentang pentingnya menjaga keselarasan antara pikiran, perasaan, dan tindakan. (ALF)