Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apa Saja Bahaya Primer dan Sekunder Erupsi Gunung Merapi?
25 Februari 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bahaya primer dan sekunder erupsi Gunung Merapi merupakan jenis bahaya yang biasa terjadi saat gunung tersebut mengalami letusan. Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, yang memiliki potensi untuk menyebabkan bahaya.
ADVERTISEMENT
Kombinasi bahaya primer dan sekunder dari erupsi Gunung Merapi membuatnya menjadi ancaman serius bagi penduduk di sekitarnya. Diperlukan adanya pengawasan yang cermat dan mitigasi risiko yang efektif untuk melindungi nyawa dan harta benda masyarakat.
Bahaya Primer dan Sekunder Erupsi Gunung Merapi
Di Indonesia, erupsi Gunung Merapi adalah fenomena alam yang dapat menimbulkan berbagai bahaya. Bahaya tersebut umumnya dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu bahaya primer, sekunder, dan kolateral.
Berikut adalah beberapa bentuk bahaya primer dan sekunder erupsi Gunung Merapi.
1. Bahaya Primer
ADVERTISEMENT
2. Bahaya Sekunder
Sedangkan bahaya kolateral adalah jenis bahaya yang terjadi setelah adanya erupsi. Contohnya terjadi perubahan topografi tanah, munculnya berbagai penyakit endemik, rusaknya berbagai infrastruktur, sampai dengan kelaparan.
Berdasarkan buku Buku Pintar Penanggulangan Erupsi Gunung Merapi, Indah Arohmawati, (2021), contoh nyata bahaya primer dan sekunder terjadi saat letusan hebat Gunung Merapi pada tahun 2010. Bukan hanya alam yang rusak, melainkan juga menelan korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Seperti tadi sudah disebutkan, kombinasi dari bahaya primer dan sekunder erupsi gunung merapi dapat sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Itulah sebabnya, diperlukan mitigasi risiko yang efektif, pemantauan cermat, dan perencanaan tanggap darurat yang baik. (DNR)
Live Update