Konten dari Pengguna

Arti Eksklusivisme, Dampak, dan Contohnya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
25 November 2023 13:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Arti Eksklusivisme. Sumber: Pexels/Luis Quintero
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Arti Eksklusivisme. Sumber: Pexels/Luis Quintero
ADVERTISEMENT
Arti eksklusivisme merupakan suatu sikap atau pandangan yang menonjolkan pemisahan, pengecualian terhadap kelompok atau individu tertentu. Konsep ini berkaitan erat dengan perilaku atau kebijakan yang membatasi akses atau partisipasi dari sejumlah orang atau kelompok.
ADVERTISEMENT
Tak jarang hal ini dilakukan karena didasarkan pada pertimbangan tertentu. Eksklusivisme, dengan segala kompleksitas dan dampaknya, menuntut refleksi dan dialog terbuka dalam masyarakat.

Arti Eksklusivisme

Ilustrasi Arti Eksklusivisme. Sumber: Pexels/Helena Lopes
Mengutip dari buku Mimbar Agama di Basis Multikultural Sebelum dan Saat Pandemi karya Erna Herawati, M.Pd (2023), arti eksklusivisme adalah suatu paham yang menganggap hanya pandangan dan kelompoknya yang paling benar, sedangkan kelompok lain dianggap salah.
Eksklusivisme mengandung makna bahwa suatu kelompok atau individu merasa lebih unggul atau memiliki hak istimewa dibandingkan dengan kelompok atau individu lainnya.
Pemisahan ini bisa termanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti pembatasan akses, penolakan terhadap kerjasama, atau pengucilan terhadap kelompok tertentu. Eksklusivisme sering kali muncul karena perbedaan keyakinan, latar belakang etnis, atau pandangan politik.
ADVERTISEMENT

Dampak Eksklusivisme

Ilustrasi Arti Eksklusivisme. Sumber: Pexels/GEORGE DESIPRIS
Dampak dari eksklusivisme dapat bersifat merugikan secara sosial dan psikologis. Di tingkat sosial, sikap eksklusif dapat memperkuat ketidaksetaraan, menghambat integrasi masyarakat, dan menimbulkan konflik antarkelompok.
Secara psikologis, individu yang mengalami eksklusivisme bisa mengalami stres, depresi, atau merasa terpinggirkan. Eksklusivisme juga dapat membatasi perkembangan sosial dan ekonomi, karena kerjasama antar individu dan kelompok menjadi sulit diwujudkan.
Dalam konteks global, eksklusivisme antarbangsa dapat menghambat kerja sama internasional dan perdamaian.

Contoh Eksklusivisme

Ilustrasi Arti Eksklusivisme. Sumber: Pexels/Karolina Grabowska
Dalam konteks sosial, agama, atau politik, eksklusivisme dapat memiliki dampak yang signifikan pada hubungan antarindividu dan kelompok. Berikut adalah contoh eksklusivisme.

1. Ketidaksetaraan Gender

Diskriminasi berbasis gender adalah contoh eksklusivisme di bidang sosial. Ketidaksetaraan dalam hak-hak, gaji, atau akses ke pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang eksklusif terhadap satu gender.
ADVERTISEMENT

2. Nasionalisme yang Berlebihan

Eksklusivisme dapat muncul dalam bentuk nasionalisme yang berlebihan, di mana suatu bangsa dianggap lebih unggul atau lebih berhak dibandingkan bangsa lain. Hal ini dapat berujung pada konflik antarnegara dan ketidaksetaraan dalam hubungan internasional.

3. Eksklusivisme Ekonomi

Dalam konteks ekonomi, eksklusivisme dapat terlihat dalam ketidaksetaraan ekonomi yang ekstrem. Beberapa kelompok atau individu memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya ekonomi, sementara kelompok lain mengalami ketidaksetaraan dan keterbatasan.
Pemahaman yang mendalam tentang arti eksklusivisme dan konsekuensinya dapat menjadi langkah awal menuju upaya meredakan konflik dan membangun masyarakat yang lebih inklusif. (ARR)