Konten dari Pengguna

Asas Trikon Ki Hajar Dewantara yang Dapat Dipahami Para Siswa

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
26 Juni 2024 15:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Asas Trikon Ki Hajar Dewantara. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Eli
zoom-in-whitePerbesar
Asas Trikon Ki Hajar Dewantara. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Eli
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asas trikon Ki Hajar Dewantara meliputi kontinu (berkesinambungan), konvergen (mengambil dari berbagai sumber), dan konsentris (tetap berdasarkan karakter budaya sendiri). Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan nasional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Merdeka Mengajar, Dewi (2022: 3), ketiga prinsip ini dirancang untuk menciptakan pendidikan yang holistik dan relevan. Tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pengembangan karakter dan budaya.

Asas Trikon Ki Hajar Dewantara

Asas Trikon Ki Hajar Dewantara. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Priscilla
Kontinuitas berarti pendidikan harus berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan. Proses belajar tidak terbatas pada ruang kelas dan waktu tertentu, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Pendidikan seharusnya tidak terputus oleh jenjang atau batas waktu tertentu, melainkan berlangsung sepanjang hayat. Dengan demikian, peserta didik dapat terus mengembangkan diri melalui berbagai pengalaman dan kesempatan belajar yang ada di lingkungan sekitar.
Baik formal maupun informal. Misalnya, pelajaran yang didapat di sekolah harus dapat dihubungkan dengan aktivitas di rumah atau di masyarakat, sehingga tercipta kesinambungan antara teori dan praktik.
ADVERTISEMENT
Konvergensi mengacu pada penggabungan berbagai sumber dan metode belajar untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif. Pendidikan tidak boleh terisolasi dalam satu disiplin ilmu saja, melainkan harus membuka diri terhadap berbagai disiplin ilmu.
Dalam penerapannya, kurikulum dapat mengintegrasikan pelajaran sains dengan seni, atau menggabungkan teori dengan praktik langsung di lapangan. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik mendapatkan wawasan yang lebih luas dan mendalam.
Serta mampu melihat keterkaitan antara berbagai aspek kehidupan. Misalnya, belajar tentang ekosistem tidak hanya dari buku teks, tetapi juga melalui observasi langsung di alam dan diskusi dengan ahli lingkungan.
Konsentrisitas menekankan pentingnya pendidikan yang berakar pada karakter budaya sendiri. Pendidikan harus menghargai dan mengembangkan identitas budaya lokal, sekaligus terbuka terhadap pengaruh positif dari budaya lain.
ADVERTISEMENT
Prinsip ini memastikan bahwa peserta didik tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang jati diri dan nilai-nilai budaya bangsa, sehingga mampu menghadapi globalisasi tanpa kehilangan identitas. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah.
Selain mempelajari sejarah dunia, juga harus diberikan penekanan pada sejarah dan kebudayaan lokal. Begitu juga dengan seni dan bahasa, pendidikan harus mengajarkan dan melestarikan kesenian dan bahasa daerah.
Asas Trikon Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengisi kepala dengan pengetahuan. Namun juga tentang membentuk karakter dan identitas.
Dengan menerapkan prinsip kontinuitas, konvergensi, dan konsentrisitas, pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berbudaya. Asas ini memberikan panduan bagi pendidik.
Itulah penjelasan mengenai asas trikon Ki Hajar Dewantara. Tujuannya untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan, serta relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman. (Msr)
ADVERTISEMENT