Konten dari Pengguna

Ciri-Ciri Tumbuhan Paku beserta Struktur dan Contohnya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
3 Juni 2023 15:25 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 20 September 2023 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ciri-ciri tumbuhan paku. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ciri-ciri tumbuhan paku. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kadang kala sulit untuk membedakan antara tumbuhan paku dan tanaman liar. Karena bentuk dari tumbuhan paku serupa dengan beberapa tumbuhan lainnya. Oleh karena itu, perlu mengetahui berbagai ciri tumbuhan paku agar tidak salah mengenalinya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Botani Tumbuhan Rendah karya Hasanuddin oleh Mulyadi (2014: 132), tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormus berspora, maksudnya bisa dibedakan antara daun, batang, dan akar. Dalam bahasa Yunani tumbuhan paku disebut Pteridophyta.

Ciri-Ciri Tumbuhan Paku

Ilustrasi ciri-ciri tumbuhan paku. Foto: Pexels
Tumbuhan paku kerap ditemukan di kondisi tempat yang lembap. Karena adanya persamaan bentuk dengan tanaman lain, berikut ini ciri-ciri tumbuhan paku yang perlu diketahui.

1. Memiliki Xilem dan Floem

Pada tumbuhan ini bagian tubuhnya, yakni akar, batang serta daunya terdapat berkas pengangkut berupa xilem dan floem. Xilem sendiri memiliki tugas untuk mengangkut senyawa organik berupa air serta mineral ke seluruh bagian tubuh.
Sementara floem bertugas membawa nutrien organik dari hasil fotosintesis.

2. Ditemukan di Tempat Lembap

Jika ingin menemukan tumbuhan paku di sekitar, cari saja tempat yang lembab. Biasanya tumbuhan Pteridophyta ini ditemukan di air, tempat yang lembap maupun menempel bersama tanaman lain menjadi epifit.
ADVERTISEMENT
Selain menempel di tumbuhan lain, tanaman paku juga bisa berasa di sisa-sisa tumbuhan lain atau sampah sebagai saprofit.

3. Tidak Memiliki Biji

Ciri-ciri tumbuhan paku selanjutnya adalah tak bisa menghasilkan biji, tapi memiliki spora. Letaknya ada di kotak spora atau yang biasa disebut sporangium. Kotak spora ini terkumpul pada sorus, dan sorus-sorus ini letaknya ada di bawah helaian daun.

4. Mengalami Metagenisis

Metagenesis artinya paku-pakuan tersebut selalu mengalami pergiliran keturunan. Tanaman paku yang gampang kita temukan itu dinamaka generasi sporofit. Nah, saat musim kemarau tumbuhan paku melepaskan spora.
Spora yang mendarat di tempat yang bagus serta lembab akan tumbuh menjadi gametofit. Bila sudah dewasa gametofit ini akan berbentuk serupa hati kecil, seukuran kuku saja.

5. Saat Masih Mudah Daunnya Menggulung

Daun yang menggulung ketika muda adalah salah satu ciri khas tanaman ini. Tumbuhan paku yang bisa menghasilkan spora disebut sporofil. Sementara daun yang tak ada sporanya dinamakan tropofil yang fungsinya untuk fotosintesis.
ADVERTISEMENT

6. Tak Bisa Menghasilkan Bunga dan Buah

Seperti yang dijelaskan di atas paku-pakuan hanya menghasilkan spora untuk berkembangbiak. Tumbuhan ini ditakdirkan tak mempunyai bunga maupun buah.
Namun selain berkembangbiak dengan spora, ada juga beberapa paku-pakuan yang bereproduksi secara vegetatif, contohnya seperti pakis berjalan.

7. Memiliki Rizom (Batang di dalam tanah)

Paku-pakuan tak punya batang di luar tanah, seperti tumbuhan vaskular pada umumnya. Jadi daun tumbuhan paku langsung muncul dari dalam tanah. Itulah sebabnga batang pakis umumnya tak mencolok.

Struktur Tumbuhan Paku dan Contohnya

ilustrasi struktur tumbuhan paku. Foto: Pexels
Struktur tumbuhan paku terdiri dari tiga bagian, yakni akar, batang, hingga daun. Kemudian ada pula beberapa contoh paku-pakuan yang bisa dikenali, berikut rinciannya.

Akar

Bagian utama yang ada di tumbuhan paku adalah akarnya. Di fase sporofit bentuk dari akarnya menyerupai serabut da terlindungi kaliptra. Sedangkan di masa gametofit tanaman ini berakar semu.
ADVERTISEMENT

Batang

Tatkala masih di fase gametofit batang dari paku-pakuan disebut protalium. Bentuknya serupa lembaran kecil yang gunanya untuk fotosintesis. Batang ini kemudian berubah di masa sporofit menjadi batang sejati.

Daun

Daun paku-pakuan terkelompok menjadi beberapa fungsi dan bentuk. Jika digolongkan berdasar bentuknya, daun tumbuhan paku dibagi dua, yakni mikrofil dan makrofil.
Mikrofil adalah daun yang mengalami diferensiasi, sedangkan makrofil merupakan daun sejati yang fungsinya untuk fotosintesis.
Setelah mengetahui ciri-ciri dan struktur tumbuhan paku, ketahui pula beragam contohnya yaitu:

Siklus Hidup Tumbuhan Paku

Ilustrasi tumbuhan paku mengalami siklus hidup yang berulang. Foto: Pexels
Berdasarkan buku Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas XI oleh Oman Karmana (2007: 169), tumbuhan paku mengalami dua fase siklus hidup, yaitu fase gametofit dan fase sporofit. Kedua fase ini berlangsung secara metagenesis atau mengalami pergiliran keturunan.
ADVERTISEMENT
Siklus hidup tumbuhan paku dimulai ketika spora yang keluar dari sporangium (kotak spora) jatuh ke tempat yang lembap dan berkecambah menjadi protalium. Fase ini merupakan awal generasi gametofit.
Protalium kemudian berkembang dan bentuknya menyerupai jantung berwarna hijau, tidak berikatan pembuluh, melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid, dan semua selnya memiliki kloroplas.
Pada protalium terbentuk anteridium (badan penghasil spermatozoid) dan arkegonium (badan penghasil ovum). Dalam arkegonium hanya terbentuk satu sel telur, sedangkan anteridium menghasilkan banyak sperma.
Akibat pengaruh air, anteridium pecah dan mengeluarkan sperma. Sperma yang baru keluar akan berenang pada lapisan air sekitar protalium dan menuju arkegonium untuk mengadakan fertilisasi.
Peleburan ovum dan sperma ini akan menghasilkan zigot yang tumbuh dan berkembang menjadi keturunan yang diploid. Fase ini merupakan awal dari generasi sporofit.
ADVERTISEMENT
Zigot dari tubuh protalium akan tumbuh menjadi sporofit baru dengan akar, batang, dan daun. Generasi sporofit merupakan fase dominan dalam siklus hidup tumbuhan paku dan berumur lebih panjang dari gametofit.
Sporofit mempunyai sporofil yang menghasilkan sporangium. Sel induk spora di dalam sporangium akan membelah secara meiosis membentuk spora haploid.
Ketika sporangium pecah dan spora-spora keluar kemudian jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan berkecambah membentuk protalium. Dengan demikian, siklus hidup tumbuhan paku akan berulang lagi.

Manfaat Tumbuhan Paku

Ilustrasi tumbuhan paku memiliki berbagai manfaat untuk manusia. Foto: Pexels
Tumbuhan paku mempunyai peranan penting bagi ekosistem hutan dan kehidupan manusia. Dirangkum dari buku Biologi X untuk SMA/MA Kelas X oleh R. Gunawan Susilowarno (2007: 171), adapun beberapa manfaat tumbuhan paku, yaitu:
ADVERTISEMENT

1. Pembentukan Humus

Bagi ekosistem hutan, tumbuhan paku bermanfaat dalam pembentukan bunga tanah atau humus. Tumbuhan ini dapat memecah materi organik yang mati dan mengubahnya menjadi bahan organik kaya nutrisi. Dengan begitu, kesuburan tanah tetap terjaga.

2. Perlindungan Tanah dari Erosi

Akar tumbuhan paku membentuk jaringan akar yang kuat di permukaan tanah. Hal ini membantu mencegah erosi tanah, terutama di daerah hutan. Tanaman paku bertindak sebagai "penahan" tanah, yakni mencegah tanah agar tidak tergerus air hujan atau aliran sungai.

3. Sumber Pangan

Beberapa jenis tumbuhan paku merupakan sumber pangan yang dapat dikonsumsi sehari-hari. Contohnya adalah semanggi (Marsilea crenata), yang merupakan sayuran populer di banyak negara. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis tumbuhan paku aman untuk dikonsumsi.

4. Tanaman Hias

Tumbuhan paku sering digunakan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah. Beberapa spesies tumbuhannya yang dijadikan tanaman hias antara lain Adiantum cuneatum (suplir), Selaginella, Asplenium nudus, Platycerium (tanduk rusa), Asplenium nidus (paku sarang), dan Selaginella wildenowii.
ADVERTISEMENT

5. Obat-obatan

Beberapa jenis tumbuhan paku dapat digunakan sebagai bahan obat, seperti Lycopodium clavatum, Aspidium filix-mas, dan Dryopteris filix-mas. Mereka dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti gangguan pencernaan, luka ringan, dan sebagainya.

6. Penghasil Batu Bara

Saat ini, tumbuhan paku yang tumbuh selama zaman karbon sudah berubah menjadi fosil. Fosil tersebut berubah menjadi batu bara yang dapat dijadikan sebagai sumber daya bahan bakar.

7. Media Tanam untuk Anggrek

Beberapa jenis tumbuhan paku, seperti paku tiang (Alsophilla glauca), digunakan sebagai media tanam untuk anggrek. Tumbuhan ini memberikan kelembapan dan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman anggrek.
(SLM & SFR)