Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Contoh Cara Membedakan Keras Lemahnya Bunyi dengan Menggunakan Suara
13 Februari 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam ilmu fisika, bunyi diartikan sebagai energi yang muncul berupa getaran di udara yang berasal dari berbagai benda atau hal yang mempunyai getaran frekuensi. Bunyi dapat berasal dari berbagai hal, mulai dari benda hingga makhluk hidup.
3 Contoh Cara Membedakan Keras Lemahnya Bunyi dengan Menggunakan Suara
Dikutip dari buku IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 untuk Kelas VIII, Mikrajuddin Abdullah (2004:116), untuk frekuensi yang sama, ada bunyi yang terdengar keras dan ada yang terdengar lemah.
Adapun membedakan bunyi yang keras dan lemah dapat dibuktikan dengan membuat suara dari beberapa benda. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Menggertakan Garpu Tala
Garpu tala dapat dijadikan alat untuk membedakan keras lemahnya bunyi dengan menggunakan suara. Caranya adalah dengan menggetarkan bagian simpangan garpu tala secara perlahan atau kuat dengan frekuensi yang tetap sama.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, garpu tala yang digetarkan dengan kuat akan menghasilkan suara yang lebih keras. Hal ini karena simpangan garpu tala yang digetarkan keras-keras membuat amplitudo gelombang yang dihasilkan juga besar.
Artinya, keras lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudonya. Semakin besar amplitudo bunyi, maka semakin keras dan kuat pula bunyi tersebut. Demikian pula sebaliknya.
2. Volume Peralatan Elektronika
Pada peralatan elektronika seperti radio atau televisi, untuk mengeraskan suara biasanya dilakukan dengan mengatur tombol volume. Pengaturan ini tidak mengubah frekuensi bunyi, melainkan hanya mengubah amplitudo bunyi yang dikeluarkan loudspeaker.
Makin besar posisi volume yang dipasang, maka makin besar pula amplitudo getaran membran loudspeaker. Hal ini membuat makin besar amplitudo gelombang bunyi di udara yang dihasilkan.
Sesampainya di telinga, getaran dengan amplitudo yang besar menggetarkan gendang telinga dengan amplitudo yang lebih besar. Hal ini membuat terciptanya gelombang listrik syaraf yang lebih besar sehingga otak menerjemahkannya sebagai bunyi yang keras.
ADVERTISEMENT
3. Memetik Senar Gitar
Membedakan keras lemahnya bunyi juga dapat dilakukan dengan memetik senar gitar. Caranya petiklah senar gitar sehingga mengeluarkan bunyi, kemudian petik kembali senar yang sama dengan simpangan yang agak besar.
Hasilnya senar yang dipetik dengan simpangan besar akan berbunyi lebih kuat daripada dipetik dengan simpangan kecil. Dalam hal ini, simpangan yang diberikan pada senar merupakan amplitudo.
Itu dia penjelasan mengenai 3 contoh cara membedakan keras lemahnya bunyi dengan menggunakan suara. Semoga ulasan ini dapat menambah pengetahuan seputar keras lemahnya bunyi yang dipelajari dalam ilmu fisika. (YAS)