Konten dari Pengguna

Faktor Nata De Coco Termasuk Bioteknologi Konvesional

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
18 Januari 2024 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi faktor nata de coco termasuk bioteknologi konvensional. Sumber foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi faktor nata de coco termasuk bioteknologi konvensional. Sumber foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Nata de coco termasuk bioteknologi apa? Pertanyaan ini seringkali ditanyakan siswa kepada gurunya. Jawaban dari pertanyaan tersebut ialah bioteknologi konvensional, sebab nata de coco sendiri termasuk olahan makanan dari hasil fermentasi mikroorganisme.
ADVERTISEMENT
Nata de coco dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan. Hal ini disebabkan karena kandungan serat tinggi dan murni yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko penyakit kronis.

Pertanyaan: Nata de Coco Termasuk Bioteknologi Apa?

Ilustrasi faktor nata de coco termasuk bioteknologi konvensional. Sumber foto: Pexels
Nata de coco termasuk bioteknologi apa? Nata de coco termasuk bioteknologi konvensional karena dalam menghasilkan produk, makanan ini mengandalkan peran mikroorganisme secara alami tanpa dilakukan suatu proses rekayasa genetik oleh mikroorganisme.
Mengutip dari buku Dasar-Dasar Bioteknologi (Teori dan Praktik), Dr. Andi Badli Rompegading, S.Pd., M.Pd. (2023:13), bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi.
Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan secara sederhana dan diproduksi tidak dalam jumlah yang besar. Adapun faktor nata de coco termasuk bioteknologi konvensional bisa dipahami sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

1. Memakai Makhluk Hidup secara Langsung

Contoh penerapan bioteknologi konvensional untuk meningkatkan produksi pangan, yaitu pembuatan nata de coco. Lazimnya, pembuatan nata de coco membutuhkan bantuan makhluk hidup berupa bakteri Acetobacter xylinum.
Bakteri ini dimanfaatkan untuk menghasilkan produk dengan mengandalkan perannya. Dengan bantuan makhluk hidup tersebut, manusia hanya sebatas menyediakan dan mengkondisikan bahan agar mikroorganisme dapat berkembang biak secara optimal.

2. Menggunakan Teknik Fermentasi

Fermentasi adalah proses kimia mengubah substrat organik oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Biasanya, bahan makanan hasil fermentasi memiliki nilai gizi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum fermentasi.
Salah satu bahan makanan hasil fermentasi adalah nata de coco. Nata de coco termasuk makanan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum.
Air kelapa menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba pembuatan nata de coco, karena mengandung gula, senyawa nitrogen, mineral, dan vitamin. Air kelapa yang biasa digunakan untuk membuat nada de coco berasal dari kelapa tua sedang (green mature).
ADVERTISEMENT
Makanan ini memiliki rasa menyegarkan dan mengandung banyak serat sehingga baik untuk pencernaan. Nata de coco juga dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol.

3. Pembuatannya Telah Dilakukan Sejak Lama

Nata de coco merupakan salah satu produk makanan yang dibuat dengan cara sederhana. Pasalnya, makanan ini diproduksi dengan bantuan mikroorganisme Acetobacter xylinum.
Produksi nata de coco sudah populer sejak tahun 1980-an. Makanan ini hingga saat ini masih digemari oleh masyarakat Indonesia.
Lazimnya, nata de coco berbentuk padat, kenyal, berwarna putih transparan dengan cita rasa mirip kolang-kaling. Biasanya, makanan ini digunakan sebagai campuran dalam es krim, koktail buah, sirup, dan makanan ringan lainnya.
Demikianlah ulasan mengenai nata de coco termasuk bioteknologi apa dan faktor-faktornya. Pemahaman mengenai produk hasil bioteknologi ini diharapkan bisa menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. (NTA)
ADVERTISEMENT