Jenis-Jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
2 Juli 2023 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jenis-jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jenis-jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Proses kondensasi uap air yang berubah menjadi tetesan air yang jatuh ke bumi disebut sebagai hujan. Hujan juga merupakan bagian penting dari siklus air tawar yang ada di bumi. Terdapat banyak jenis-jenis hujan yang terjadi berdasarkan proses yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Sains Perubahan Iklim (2020), proses terjadinya hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut di antaranya adalah jarak dari sumber air, perbandingan suhu daratan dan lautan, arah angin, topografi, lintang, luasnya wilayah, maupun pegunungan.

Jenis-Jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya

Ilustrasi Jenis-jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya. Foto: pixabay
Setidaknya ada tujuh jenis-jenis hujan yang terjadi berdasarkan perbedaan proses terjadinya. Berikut ini adalah jenis hujan dan penjelasan singkat tentang masing-masing hujan.

1. Hujan Orografis

Jenis hujan ini terjadi karena angin yang terdiri dari uap mengalami pergerakan horizontal. Lalu angin ini akan melewati pegunungan dan menyebabkan suhu angin menjadi dingin karena proses kondensasi.
Titik air yang mengendap menyebabkan hujan di lereng gunung menghadap arah datangnya angin. Kemudian angin tidak membawa uap air lagi ketika menuruni lereng sehingga tidak terjadi hujan di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT

2. Hujan Siklonal

Hujan siklonal terjadi karena udara panas yang dibarengi dengan angin yang berputar di suatu tempat. Kondisi ini terjadi karena adanya pertemua angin pasar timur laut dengan angin pasat tenggara.
Setelah angin maik, akan terbentuk awan yang menggumpal di garis ekuator. Setelah awan mengalami titik jenuh, terjadilah hujan pada daerah tersebut.

3. Hujan Muson

Hujan muson merupakan hujan musiman yang disebabkan oleh angin muson. Angin muson akan menyebabkan hujan dan musim kemarau. Angin ini bertiup dari Asia menuju Australia secara bervariasi.
Saat angin melewati laut, akan ada banyak uap air dan hujan. Sehingga menyebabkan hujan pada beberpa bagian India maupun Asia Tenggara.
Angin muson timur ini bertiup dari Australia ke Asia. Angin ini akan membawa hujan yang lebat karena sedang musim dingin di Australia.
ADVERTISEMENT

4. Hujan Frontal

Hujan frontal merupakan hujan yang disebabkan oleh pertemuan dua massa udara dengan perbedaan temperatur. Ketika udara yang hangat bertemu dengan udara dingin, udara hangat akan naik diatas udara dingin. Namun semakin tinggi udara naik ke atmosfer, suhunya juga akan semakin dingin.

5. Hujan Zenithal

Hujan zenithal adalah hujan yang biasanya terjadi di daerah subtropis atau tropis seperti Indonesia.
Hujan ini terjadi karena proses udara yang naik atau menguap karena pemanasan yang terjadi di wilayah sekitar. Uap tersebut menjadi awan besar dan pekat dan kemudian menjadi hujan yang turun secara mendadak.

6. Hujan Asam

Hujan Asam memiliki efek buruk bagi masyarakat, namun banyak memberikan manfaat untuk tumbuhan dan hewan karena dapat mempercepat penguraian mineral dalam tanah. Hujan ini mempercepat proses korosi besi.
ADVERTISEMENT
Hujan asam dapat disebabkan oleh letusan gunung berapi, pembakaran bahan bakar fosil untuk proses pembangkit listrik, serta kendaraan bermotor, alat berat, industri manufaktur, kilang, dan lain-lain.
Hujan asam terjadi karena terdapat karbon dioksida yang terlarut dalam air hujan. Hal ini menyebabkan air bersifat lebih asam karena pH lebih rendah. pH air pada kondisi ini bisa berkisar dibawah 5,6.

7. Hujan Buatan

Ini merupakan salah satu jenis hujan yang berbeda karena prosesnya diikuti dengan campur tangan manusia. Hal ini dilakukan untuk menambah intensitas terjadinya hujan. Biasanya hujan ini dibuat pada saat musim kemarau panjang atau untuk membantu memadamkan kebakaran hutan.
Metode yang dilakukan adalah dengan melibatkan tumbukan dan aglomerasi. Kemudian mengalami proses lanjutan yang disebut dengan nukleasi es. Diperlukan awan yang padat untuk membuat hujan bisa turun ke bumi.
ADVERTISEMENT
Itulah jenis-jenis hujan berdasarkan proses terjadinya yang semoga bisa menambah pengetahuan. (REY)