Konten dari Pengguna

Ketahui Unsur Ekstrinsik Karya Sastra yang Sering Ditemukan

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
7 November 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Unsur Ekstrinsik Karya Sastra. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Cathryn
zoom-in-whitePerbesar
Unsur Ekstrinsik Karya Sastra. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Cathryn
ADVERTISEMENT
Unsur ekstrinsik karya sastra adalah berbagai faktor luar yang mempengaruhi penulisan, pengembangan, dan persepsi karya sastra. Unsur ini bisa memberikan warna tertentu pada karya sastra.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia 3, Sri Sutarni (2008: 99), unsur ini dapat berupa latar belakang, pengaruh sosial, budaya, hingga pengalaman pribadi penulis. Unsur ini dapat membantu pembaca dan peneliti sastra melihat lebih dalam di balik terciptanya suatu karya.

Mengenal Unsur Ekstrinsik Karya Sastra

Unsur Ekstrinsik Karya Sastra. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Jonas
Memahami unsur ekstrinsik karya sastra tidak hanya membantu seseorang dalam mengapresiasi karya dengan lebih mendalam. Namun, juga memperkaya interpretasi seseorang terhadap makna yang terkandung di dalamnya.
Secara umum, ada beberapa unsur ekstrinsik utama yang sering ditemukan dalam karya sastra.

1. Latar Belakang Penulis

Latar belakang penulis meliputi pengalaman hidup, pendidikan, keyakinan, dan lingkungan sosial yang mempengaruhi penulis dalam menciptakan karya. Misalnya, novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata.
Novel ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya selama tumbuh di Belitung. Latar belakang penulis membantu memahami perspektif atau sudut pandang yang digunakan dalam karya sastra, seperti cara penulis menggambarkan karakter, konflik, dan latar cerita.
ADVERTISEMENT

2. Kondisi Sosial dan Politik

Kondisi sosial dan politik pada masa tertentu bisa memengaruhi tema serta alur cerita dalam karya sastra. Misalnya, karya-karya Pramoedya Ananta Toer banyak mengangkat isu kolonialisme dan perjuangan kemerdekaan Indonesia karena ditulis dalam masa pergolakan politik.
Karya yang dihasilkan dalam situasi sosial-politik tertentu. Sehingga sering kali memiliki pesan atau kritik tersirat yang mencerminkan realitas pada zamannya.

3. Budaya dan Tradisi

Budaya dan tradisi yang ada di masyarakat tempat penulis tinggal bisa menjadi unsur ekstrinsik yang berpengaruh besar. Dalam karya sastra, pengaruh budaya dapat terlihat dari penggambaran tokoh, nilai-nilai moral, atau tradisi tertentu.
Misalnya, karya sastra yang mengangkat budaya Jawa akan menampilkan karakteristik khusus.
Contohnya penggunaan bahasa, adat, atau norma yang berkaitan dengan budaya Jawa itu sendiri.
ADVERTISEMENT

4. Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi juga bisa memberikan pengaruh yang signifikan. Karya-karya sastra yang muncul dari kelas sosial rendah sering kali mencerminkan kehidupan penuh perjuangan, kemiskinan, dan ketidakadilan.
Sebagai contoh, novel "Pengemis dan Anjing" karya Mochtar Lubis. Novel ini menggambarkan situasi orang-orang miskin di kota besar dengan penuh kesedihan dan ironi.

5. Pandangan Filsafat atau Agama

Pandangan filsafat atau agama penulis bisa memberikan corak tertentu dalam karyanya. Misalnya, karya-karya Kahlil Gibran banyak mengandung filosofi cinta dan kehidupan.
Karya ini banyak dipengaruhi oleh pandangan religius dan spiritualnya. Pandangan ini sering kali memengaruhi moral cerita, dialog, dan nilai-nilai yang disampaikan.
Dengan melihat berbagai unsur ekstrinsik karya sastra, pembaca bisa mendapatkan perspektif yang lebih luas tentang latar belakang dan tujuan dari karya sastra yang dibuat. (Msr)
ADVERTISEMENT