Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Kisah Baju Lebaran Hasan dan Husein, Cucu Kesayangan Nabi Muhammad saw
30 Maret 2025 14:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tradisi mengenakan baju baru saat Lebaran, ternyata telah menjadi bagian dari kehidupan umat Islam sejak lama. Salah satu kisah yang penuh makna adalah tentang baju Lebaran Hasan dan Husein, cucu kesayangan Nabi Muhammad saw., yang sarat dengan nilai kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Kisah ini merupakan salah satu yang paling terkenal, di mana Hasan dan Husein menerima baju Lebaran dari malaikat penjaga surga. Cerita ini sangat relevan dengan tradisi umat Islam yang kerap menyambut Idulfitri dengan mengenakan baju baru.
Kisah Baju Lebaran Hasan dan Husein Penuh Makna
Idul Fitri merupakan momen yang begitu dinantikan oleh seluruh umat Islam usai berpuasa di bulan Ramadan, tidak terkecuali oleh Hasan dan Husein, cucu-cucu tercinta Rasulullah saw.
Dikutip dari Buku Pengantar Lengkap Ilmu Komunikasi, Rachmat Kriyantono, Ph.D, (2019: 177), momen Idul Fitri merupakan momen setahun sekali bagi kerabat untuk dapat bertemu setelah sibuk bekerja yang terkadang berjauhan tempatnya.
Namun, di hari yang penuh kebahagiaan itu, kedua cucu Rasulullah saw merasa sedih, karena belum memiliki baju Lebaran Hasan dan Husein.
ADVERTISEMENT
Dengan penuh harap, Hasan dan Husein bertanya kepada ibu mereka, Sayyidina Fatimah, mengenai pakaian baru yang tidak kunjung diberikan.
“Wahai Ibu, anak-anak di Madinah sudah memakain pakaian Lebaran yang indah, tetapi kami belum. Kenapa ibu tidak menghiasi kami?” Mereka bertanya.
Mendengar hal itu, Sayyidina Fatimah menjawab dengan lembut, “Baju kalian masih di tukang jahit.” Jawaban tersebut terus diulang setiap kali Hasan dan Husein bertanya.
Hingga sampai malam hari raya tiba, pakaian baru mereka masih belum dayang. Mereka pun kembali bertanya kepada Sayyidina Fatimah. Sayyidina Fatima pun merasa sedih dan meneteskan air mata. Ia merasa bersalah, karena tidak memiliki uang untuk membeli baju baru bagi kedua putranya.
Pasalnya, keluarga Ali bin Abi Thalib dan Fatimah tidak sekaya sahabat-sahabat Nabi lainnya, meskipun mereka termasuk keluarga Rasulullah saw.
ADVERTISEMENT
Di tengah kesedihan tersebut, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Sayyidina Fatimah pun segera menghampiri dan bertanya, “Siapa di sana?”
“Wahai putri Rasulullah saw, saya adalah tukang jahit. Saya datang untuk membawa hadiah pakaian untuk kedua putramu.” Jawab suara dari luar.
Fatimah pun segera membuka pintu dan melihat seorang tukang jahit yang membawakan bingkisan. Dengan penuh rasa ingin tahu, ia menerima bingkisan tersebut.
Saat dibuka, di dalamnya terdapat dua gamis, dua celana, dua mantel, dan dua pasang sepatu hitam yang begitu indah.
Fatimah memanggil Hasan dan Husein untuk melihat isi bingkisan sterbut. Keduanya merasa sangat bahagia melihat pakaian baru. Namun, Fatimah masih bingung tentang siapa yang datang membawa bingkisan itu.
Tidak lama kemudian, Rasulullah saw datang dan melihat kedua cucunya yang rapi mengenakan pakaian baru yang begitu indah. Dengan penuh kasih sayang, Nabi Muhammad saw menggendong Hasan dan Husein dan menciumi mereka.
ADVERTISEMENT
Rasulullah kemudian bertanya kepada Fatimah, “Apakah engkau melihat tukang jahit tersebut?”
“Iya, aku melihatnya,” jawab Fatimah.
“Putriku, dia bukanlah tukang jahit, melainkan malaikat Ridwan, sang penjaga surga,” jelas Rasulullah.
Itulah kisah baju Lebaran Hasan dan Husein menjadi pengingat bahwa semua kebahagiaan terletak pada iman kepada Allah Swt. (ERI)