Konten dari Pengguna

Mengapa Ada Kecenderungan bagi Warga Lebih Aktif di Digital Daripada Nyata?

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
23 Desember 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mengapa Ada Kecenderungan Bagi Warga Lebih Aktif Di Digital Daripada Nyata? Sumber: Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mengapa Ada Kecenderungan Bagi Warga Lebih Aktif Di Digital Daripada Nyata? Sumber: Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
Ruang digital adalah salah satu istilah yang semakin penting khususnya di era digital saat ini. Meskipun penting, tetapi mengapa terdapat kecenderungan bagi warga negara untuk lebih aktif berpartisipasi di ruang digital daripada di ruang nyata?
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, ruang nyata dan ruang digital adalah dua jenis ruang yang memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dalam kehidupan manusia. Kedua ruang ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan sering kali, manusia menggabungkan keduanya untuk memenuhi kebutuhannya.

Mengapa Terdapat Kecenderungan bagi Warga Negara untuk Lebih Aktif Berpartisipasi di Ruang Digital Daripada di Ruang Nyata?

Ilustrasi Mengapa Ada Kecenderungan Bagi Warga Lebih Aktif Di Digital Daripada Nyata? Sumber: Pexels/Roberto Nickson
Mengutip buku Mengenal Pemasaran Digital, Herna Rizaldi, dkk (2024:129), ruang digital mencangkup berbagai platform online seperti situs web dan juga media sosial. Lalu, mengapa terdapat kecenderungan bagi warga negara untuk lebih aktif berpartisipasi di ruang digital daripada di ruang nyata?
Perbedaan utama antara ruang nyata dan ruang digital terletak pada sifat serta batasannya. Ada beberapa alasan mengapa warga negara cenderung lebih aktif berpartisipasi di ruang digital dibandingkan di ruang nyata. Berikut ini beberapa alasan yang perlu diketahui.
ADVERTISEMENT

1. Aksesibilitas dan Kemudahan

Ruang digital menawarkan platform yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, selama ada koneksi internet. Hal ini sangat relevan bagi yang memiliki keterbatasan mobilitas, waktu, atau geografis.
Selain itu, biaya untuk berpartisipasi di ruang digital cenderung jauh lebih rendah dibandingkan menghadiri acara atau kegiatan di ruang nyata, seperti aksi demonstrasi atau diskusi publik.

2. Anonimitas

Anonimitas di ruang digital memberi kenyamanan dan keberanian bagi individu untuk menyuarakan pendapat yang mungkin sulit diungkapkan di ruang nyata. Banyak orang merasa lebih bebas menyampaikan kritik, opini politik, atau pengalaman pribadi tanpa khawatir akan penilaian langsung dari orang lain.
Dalam beberapa kasus, anonimitas juga memberikan perlindungan dari potensi balasan sosial atau profesional. Terutama jika opini bertentangan dengan norma atau kebijakan yang ada.
ADVERTISEMENT

3. Fleksibilitas Waktu

Partisipasi di ruang nyata sering kali terikat oleh waktu tertentu, misalnya harus menghadiri rapat, diskusi, atau acara tertentu pada jam yang ditentukan. Di sisi lain, ruang digital memungkinkan individu untuk berpartisipasi kapan pun sesuai kenyamanan.
Warga negara dapat menulis komentar, membaca artikel, atau ikut serta dalam petisi daring bahkan di tengah kesibukan. Hal ini membuat ruang digital lebih inklusif, terutama bagi yang memiliki jadwal yang padat atau tinggal di tempat yang jauh dari pusat aktivitas politik atau sosial.

4. Jangkauan Luas

Informasi yang dibagikan di ruang digital memiliki potensi untuk menjangkau audiens yang sangat luas dalam waktu singkat. Sebuah unggahan di media sosial dapat dilihat, dibagikan, atau dikomentari oleh ribuan bahkan jutaan orang dari berbagai latar belakang.
ADVERTISEMENT
Hal ini memberikan rasa signifikan kepada individu bahwa kontribusi, sekecil apa pun, dapat memberikan dampak besar. Sebagai contoh, kampanye atau gerakan sosial yang dimulai di ruang digital sering kali mendapatkan dukungan yang meluas karena cepatnya penyebaran informasi.

5. Meningkatnya Pengguna Internet

Peningkatan jumlah pengguna internet secara signifikan menciptakan ekosistem digital yang semakin dinamis. Dengan lebih dari 221 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2023, lebih banyak orang memiliki akses untuk ikut serta dalam diskusi publik secara daring.
Teknologi yang semakin terjangkau, seperti smartphone, juga mempermudah partisipasi di ruang digital. Selain itu, meningkatnya kesadaran akan pentingnya literasi digital mendorong lebih banyak orang untuk memanfaatkan platform daring sebagai alat partisipasi sosial dan politik.
Memahami alasan mengapa terdapat kecenderungan bagi warga negara untuk lebih aktif berpartisipasi di ruang digital daripada di ruang nyata dapat menjadi langkah awal untuk mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas partisipasi warga negara. (BAI)
ADVERTISEMENT