Konten dari Pengguna

Mengenal 4 Tingkat Aktivitas Gunung Api dan Penjelasannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
20 April 2024 16:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tingkat Aktivitas Gunung Api. Sumber Pexels/Ilyasajpg
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tingkat Aktivitas Gunung Api. Sumber Pexels/Ilyasajpg
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki aktivitas gunung berapi terbanyak di dunia. Oleh karenanya, untuk meminimalisir adanya dampak dari gunung api tersebut, pemerintah membuat tingkat aktivitas gunung api yang mudah dipahami masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tingkatan aktivitas gunung api dapat bervariasi dari kondisi yang tenang hingga fase yang sangat aktif. Hal ini bergantung pada berbagai faktor seperti karakteristik geologis gunung api, aktivitas seismik, dan riwayat erupsinya.

Tingkat Aktivitas Gunung Api

Ilustrasi Tingkat Aktivitas Gunug Api. Sumber Pexels/Erickson Balderama
Erupsi gunung berapi merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi mengenai tingkat aktivitas gunung api yang dibuat pemerintah.
Mengutip dari Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2011, ada empat tingkatan aktivitas gunung api, yaitu aktif normal, waspada, siaga, dan awas. Berikut penjelasan dari keempat tingkatan tersebut.

1. Aktif Normal (Level I)

Gunung api dalam keadaan aktif normal ketika tidak ada tanda-tanda aktivitas abnormal yang mencolok. Ini adalah kondisi di mana gunung berapi tidak menunjukkan tanda-tanda erupsi yang mendekati atau ancaman yang signifikan bagi masyarakat sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Status aktif normal pada gunung api artinya tidak ada perubahan aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik. Hal ini menandakan tidak ada letusan dalam kurun waktu tertentu.

2. Waspada (Level II)

Status Waspada menunjukkan mulai meningkatnya aktivitas seismik dan mulai muncul kejadian vulkanik. Pada status ini juga mulai terlihat perubahan visual di sekitar kawah. Mulai terjadi gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal, namun, diperkirakan tidak terjadi erupsi dalam jangka waktu dekat.
Pada status Level II, masyarakat masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari, tetapi perlu meningkatkan kewaspadaan. Sementara itu, dalam beberapa situasi tertentu, masyarakat akan disarankan untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar kawah.

3. Siaga (Level III)

Pada status Siaga ada peningkatan seismik yang didukung dengan pemantauan vulkanik lainnya. Serta terlihat jelas perubahan baik secara visual maupun perubahan aktivitas kawah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan analisis data observasi, kondisi itu akan diikuti dengan letusan utama. Artinya, jika peningkatan kegiatan gunung api terus berlanjut, kemungkinan erupsi besar mungkin terjadi dalam kurun dua pekan. Selain itu, masyarakat diminta mulai mempersiapkan diri untuk mengungsi sambil menunggu perintah dari pemerintah daerah.

4. Awas (Level IV)

Awas adalah tingkat tertinggi dari tingkat aktivitas gunung api, menunjukkan bahwa erupsi sedang berlangsung atau kemungkinan besar terjadi dalam waktu dekat. Status Awas merujuk pada letusan utama yang diikuti dengan letusan awal, kemudian semburan abu dan uap, baru erupsi besar.
Dalam kondisi ini, kemungkinan erupsi besar akan berlangsung dalam kurun 24 jam. Evakuasi dan langkah-langkah darurat lainnya biasanya diambil untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang mungkin timbul.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengenai empat tingkat aktivitas gunung api. Pengambilan langkah-langkah pencegahan dan persiapan oleh masyarakat di sekitar gunung berapi sangat penting untuk mitigasi bencana dan mengurangi risiko akibat erupsi yang mungkin terjadi. (BAI)