Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif
15 Januari 2025 12:09 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mata pelajaran Bahasa Indonesia banyak mempelajari mengenai berbagai jenis teks yang salah satunya yaitu teks cerita inspiratif. Dalam proses pembuatannya, teks cerita naratif memiliki berbagai unsur yang harus ada seperti kaidah kebahasaan. Karena itu, siswa perlu mengetahui kaidah kebahasaan teks cerita inspiratif.
ADVERTISEMENT
Teks cerita inspiratif seringkali berisi cerita dari seorang tokoh terkenal yang banyak menyampaikan nilai kehidupan yang pernah dilalui. Hal ini bertujuan untuk memberikan nilai moral kepada siapa saja agar dapat termotivasi atas nilai-nilai yang pernah dilakukannya.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif dalam Pelajaran Bahasa Indonesia
Dikutip dari buku Materi Utama Bahasa Indonesia SMP: Buku Pendamping Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Plus Pendalaman dan Latihan Soal, Hari Wibowo, (2021:49), cerita inspiratif merupakan jenis teks narasi yang menyajikan suatu inspirasi keteladanan kepada banyak orang. Teks ini dapat menggugah seseorang untuk berbuat baik, sebagai hasil inspirasi dari cerita yang ada di dalamnya.
Dalam pembuatan teks cerita inspiratif, siswa perlu memperhatikan unsur-unsur yang harus ada di dalam teks cerita inspiratif. Salah satu unsur yang harus diperhatikan oleh siswa ketika hendak membuat teks cerita inspiratif yaitu kaidah kebahasaan teks cerita inspiratif.
ADVERTISEMENT
Berikut ini penjelasan mengenai kaidah kebahasaan yang ada di dalam teks cerita inspiratif.
1. Penggunaan Kata Ganti Orang Pertama dan Ketiga
Kaidah kebahasaan yang pertama yaitu penggunaan kata ganti orang pertama dan ketiga. Teks cerita inspiratif akan memuat kata ganti dari sisi orang pertama misalnya saya dan aku atau orang ketiga misalnya mereka atau nama orang lain yang dimaksud,
2. Penggunaan Penanda Dialog
Penggunaan penanda dialog menjadi kaidah kebahasaan yang kedua. Penggunaan penanda dialog yang dimaksud yaitu memuat tanda kutip (“) dalam perkataan untuk menunjukkan dialog pada cerita.
3. Keterangan Waktu Lampau
Kaidah kebahasaan yang terakhir yaitu keterangan waktu lampau. Penggunaan kata keterangan waktu lampau atau yang telah terjadi pada masa lalu seperti pada malam itu, waktu kemarin dan sebagainya.
Demikian penjelasan mengenai kaidah kebahasaan teks cerita inspiratif yang harus dipahami oleh siswa ketika hendak membuat teks cerita inspiratif. Semoga dapat bermanfaat dan menambah informasi. (RFL)
ADVERTISEMENT