Konten dari Pengguna

Mengenal Proses Produksi Rekayasa Konversi Energi

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
3 November 2023 16:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi proses produksi rekayasa konversi energi. Sumber foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi proses produksi rekayasa konversi energi. Sumber foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk proses produksi rekayasa konversi energi, dapat dilakukan melalui konversi dari limbah pertanian sebagai bahan baku untuk dibuat arang briket. Pembakaran untuk pembuatan arang tersebut menggunakan alat yang disebut pirolisis.
ADVERTISEMENT
Pembuatan arang briket bermanfaat sebagai sumber energi untuk kepentingan kehidupan. Dalam proses pembakaran ini, dapat menggunakan barang bekas berupa drum yang didesain sedemikian rupa untuk proses pengarangan.

Proses Produksi Rekayasa Konversi Energi

Ilustrasi proses produksi rekayasa konversi energi. Sumber foto: Pixabay.com
Dikutip dari buku Konversi Energi dan Sistem Pembangkit, Ahmad Thamrin Dahri dkk (2023: 4), pengertian energi merupakan hal yang tidak dapat ditafsirkan secara ringkas dan tepat. Energi bersifat abstrak dan sulit dibuktikkan tetapi dapat dirasakan.
Hukum dari kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan. Energi dapat diubah menjadi bentuk lain, untuk digunakan dan dimanfaatkan kembali oleh energi lain yang disebut dengan konversi energi.
Salah satu bentuk proses produksi rekayasa konversi energi adalah pembuatan arang briket. Berikut adalah proses produksi atau langkah-langkah untuk membuatnya.
ADVERTISEMENT

1. Menyediakan Bahan Baku

Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan arang briket adalah tempurung kelapa, kayu bakar, kulit durian, sekam dan kulit kakao. Bahan-bahan lain yang cukup diperlukan, dapat berasal dari sampah organik yang banyak tersedia di lingkungan sekitar.

2. Proses Pirolisis

Selanjutnya, yaitu dilakukan proses pembakaran tanpa oksigen atau karbonisasi untuk memperoleh karbon atau arang (pirolisis).
Jika pembakaran terbuka dengan kehadiran oksigen dapat menghasilkan abu sebagai akhir pembakaran, maka pembakaran dapat dilakukan pada tungku pirolisis yang berupa tabung pembakaran tertutup dengan sebuah lubang pengeluaran asap.

3. Penepungan

Proses berikutnya adalah penepungan. Arang harus dihaluskan dengan cara ditumbuk dan diayak agar diperoleh butir yang homogen (seragam).

4. Pencampuran

Setelah penepungan, campurkan tepung arang, kanji dan air, kemudian didihkan hingga kental dengan perbandingan antara tepung kanji : air : tepung arang adalah 6 g : 30 g : 60 g.
ADVERTISEMENT
Tepung arang yang telah dimasukan dalam kanji yang sudah mengental, akan menjadi adonan arang briket yang siap dicetak menjadi arang briket.

5. Pencetakan Arang Briket

Pencetakan dilakukan dengan menggunakan alat khusus pencetak arang briket. Cetakan ini dapat dibuat secara manual dengan menggunakan pipa paralon atau bambu yang dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

6. Pengeringan

Setelah melakukan pencetakkan, umumnya arang masih mengandung kadar air yang tinggi sehingga dibutuhkan pengeringan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penjemuran atau menggunakan pengering buatan.
Itulah salah satu contoh proses produksi rekayasa konversi energi pembuatan arang briket dari energi kimia menjadi energi panas. Arang briket dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. (MAE)
ADVERTISEMENT