Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Tempat Terjadinya Augmentasi
13 Februari 2024 18:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi urine, zat-zat yang ada di dalam tubuh mengalami pengolahan terlebih dahulu. Salah satu prosesnya adalah augmentasi. Tempat terjadinya augmentasi ada pada tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus.
ADVERTISEMENT
Augmentasi biasa disebut juga sebagai proses sekresi. Dalam augmentasi beberapa zat, seperti obat-obatan atau zat-zat sisa tertentu, dapat ditambahkan ke dalam urine melalui proses augmentasi.
Tempat Terjadinya Augmentasi
Augmentasi umumnya diartikan sebagai pengumpulan, yaitu tahap terakhir dalam pembentukan urine. Tempat terjadinya augmentasi adalah pada ginjal tepatnya, tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus sebagai tempat penyimpanan urine sementara.
Mengutip buku Siap Menghadapi Ujian Nasional SMP/MTs 2010 karya Wahono, dkk (2009:492) pada tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat yang tidak berguna ke dalam urine, misalnya ureum. Hasil dari augmentasi urine adalah urine dan selanjutnya akan dialirkan melalui tubulus kolektivus menuju pelvis ginjal.
Proses Pembentukan Urine
Seperti yang diketahui tempat terjadinya augmentasi berada di dalam tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus. Namun, selain proses augmentasi terdapat beberapa proses lainnya dalam pembentukan urine sebelum dikeluarkan. Berikut adalah penjelasannya.
ADVERTISEMENT
1. Filtrasi Glomerulus
Proses dimulai di glomerulus, sekelompok pembuluh darah kecil di dalam ginjal. Darah dialirkan melalui glomerulus, dan sejumlah besar air, elektrolit, glukosa, dan zat-zat lain disaring ke dalam kapsul Bowman. Hasilnya adalah filtrat, yang merupakan campuran air dan zat-zat terlarut.
2. Reabsorpsi
Filtrat yang dihasilkan di glomerulus mengalir melalui sistem tubulus ginjal (tubulus proksimal, lingkaran Henle, dan tubulus distal). Di sini, sebagian besar air, elektrolit, dan nutrisi yang masih dibutuhkan oleh tubuh diabsorpsi kembali ke dalam aliran darah. Proses reabsorpsi ini terjadi di tubulus proksimal dan lingkaran Henle.
3. Sekresi atau Augmentasi
Beberapa zat ditambahkan ke dalam filtrat melalui proses augmentasi. Ini terjadi di tubulus distal dan saluran pengumpul. Urine sekunder yang berasal dari tubulus kontortus distal akan turun dan menuju ke tubulus kolektivus atau saluran pengumpul.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, urine masuk dalam pelvis renalis dari saluran pengumpul, dan mengalir ke ureter dan kantung kemih. Saat kantung kemih sudah penuh, urine harus keluar dari tubuh melalui saluran uretra.
4. Konsentrasi di Tubulus Pengumpul
Filtrat yang tersisa di tubulus pengumpul mengalami penyesuaian terakhir sebelum menjadi urine. Di sini, kadar air diatur untuk menciptakan urine dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Hormon antidiuretik (ADH) juga memainkan peran penting dalam mengatur reabsorpsi air di tubulus pengumpul.
5. Penyimpanan di Kandung Kemih
Urine yang telah terbentuk mengalir ke pelvis renalis, lalu melalui ureter, dan akhirnya disimpan di kandung kemih. Saat kandung kemih penuh, seseorang merasakan keinginan untuk buang air kecil.
6. Ekskresi melalui Uretra
Saat individu mengeluarkan urine, sfingter uretra terbuka, dan akhirnya urine mengalir keluar melalui uretra.
ADVERTISEMENT
Itu dia penjelasan mengenai tempat terjadinya augmentasi beserta dengan proses pembentukan urine. Proses pembentukan urine membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh serta membuang zat-zat sisa yang tidak diperlukan. (BAI)