Mengenal Teori Kondensasi beserta Penjelasannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
24 April 2024 15:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Teori Kondensasi. Sumber: Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teori Kondensasi. Sumber: Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam proses pembentukan tata surya, terdapat berbagai penelitian dan teori-teori yang diungkapkan oleh para ahli astronomi. Salah satu teori yang terkenal akan proses pembentukan tata surya adalah teori kondensasi.
ADVERTISEMENT
Pada teori ini, Bumi diyakini telah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu melalui proses-proses seperti yang dijelaskan dalam teori ini. Seiring waktu, Bumi mengalami diferensiasi, di mana materi di dalamnya terpisah menjadi lapisan-lapisan yang berbeda, seperti inti besi-nikel, mantel silikat, dan kerak padat.

Mengenal Teori Kondensasi

Ilustrasi Teori Kondensasi. Sumber: Pexels/Alex Andrews
Mengutip buku Ilmu Kealaman Dasar, Mochammad Sodiq (2017:61), teori kondensasi mengatakan bahwa matahari dan planet-planet berasal dari kabut pijar yang berputar di dalam jagat raya. Dari adanya perputaran tersebut, sebagian massa kabut terlepas dan membentuk gelang yang kemudian membentuk gumpalan dan akhirnya terbentuklah planet.
Pada dasarnya, teori ini mengatakan bahwa bumi dan planet-planet lain dalam tata surya terbentuk dari materi debu dan gas yang mengelilingi matahari saat terbentuknya tata surya. Proses pembentukan bumi melalui teori ini dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan berikut ini.
ADVERTISEMENT

1. Pembentukan Nebula

Awalnya, tata surya terbentuk dari nebula raksasa, yaitu awan gas dan debu di ruang angkasa. Nebula ini mungkin terbentuk akibat ledakan bintang atau dalam daerah yang kaya akan materi antarbintang.

2. Kondensasi

Di dalam nebula, gravitasi bertindak pada partikel-partikel gas dan debu, menarik mereka bersama-sama. Akibatnya, daerah yang lebih padat mulai terbentuk. Partikel-partikel ini saling menarik dan menempel satu sama lain melalui gaya gravitasi, membentuk struktur yang lebih besar.

3. Pembentukan Protobintang dan Piringan Akresi

Pada tahap ini, materi mulai berkumpul di pusat nebula untuk membentuk protobintang. Di sekitar protobintang ini, piringan akresi (atau piringan protoplanet) terbentuk dari materi yang tersisa. Dalam piringan ini, materi terus berkumpul dan saling bertabrakan, membentuk objek-objek yang lebih besar.

4. Pembentukan Planetesimal

Objek-objek yang lebih besar ini disebut planetesimal. Mereka terbentuk ketika partikel-partikel dalam piringan akresi saling bertabrakan dan bergabung, membentuk objek yang lebih besar dari ukuran batu. Proses ini terus berlanjut, dengan planetesimal yang lebih besar menarik materi lainnya melalui gaya gravitasi.
ADVERTISEMENT

5. Pembentukan Planet

Planet kemudian terbentuk dari planetesimal yang lebih besar yang menarik materi tambahan dan bertumbuh menjadi benda-benda yang lebih besar lagi. Proses ini terus berlanjut hingga planet mencapai ukuran dan massa yang cukup besar untuk membentuk benda-benda seperti Bumi.
Itulah penjelasan singkat mengenai proses terbentuknya tata surya melalui teori kondensasi. Proses kondensasi ini merupakan salah satu dari beberapa teori yang menjelaskan bagaimana planet di tata surya terbentuk. (BAI)