Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mitigasi Bencana Banjir: Strategi dan Pelaksanaannya
22 Agustus 2024 16:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mitigasi bencana banjir harus diketahui masyarakat karena dampaknya sangat kompleks. Kawasan yang terendam air dapat mendatangkan bahaya dan penyakit, apalagi jika merupakan pemukiman padat.
ADVERTISEMENT
Risiko tersengat listrik dan penyakit leptospirosis menghantui korban banjir. Warga lansia, anak-anak dan ibu hamil menambah panjang persiapan yang harus dilakukan. Warga daerah yang sering banjir harus paham tentang mitigasi.
Mengenal Strategi Mitigasi Bencana Banjir
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mitigasi adalah tindakan mengurangi bencana . Mitigasi dapat dilakukan dengan membangun sarana dan prasana atau membuat kebijakan yang dapat mencegah banjir.
Penyebab banjir bermacam-macam, antara lain curah hujan di atas rata-rata, tsunami, habisnya daerah tangkapan air, saluran air tertutup sampah, tata ruang kota buruk dan sebagainya. Tiap daerah memiliki tantangan berbeda.
Agar berhasil, berikut adalah strategi mitigasi bencana banjir dan pelaksanaannya, yang dikutip dari Mitigasi Bencana, Herman Ariadi dan Kawan-kawan (2023:5).
ADVERTISEMENT
1. Pemetaan
Pemetaan dapat menjadi langkah awal untuk menyusun mitigasi. Hasil pemetaan dapat digunakan untuk membuat keputusan dan antisipasi terhadap bencana banjir.
Strategi ini dapat dimulai dengan melakukan pemetaan tata ruang wilayah. Setiap keputusan dan izin pembangunan harus mengikuti tata ruang tersebut.
2. Pemantauan
Pemantauan dilakukan untuk melihat efektivitas pemetaan. Jika ada kekurangan atau ketidakseusaian maka perbaikan dapat segera dilakukan.
Pelaksanaan strategi ini adalah menyiapkan satgas setiap terjadi hujan untuk memantau titik-titik yang mudah tergenang. Hasil pemantauan akan dibandingkan dengan hasil pemetaan untuk memutuskan langkah selanjutnya.
3. Penyebaran Informasi
Setelah evaluasi dan perbaikan dilakukan, maka hasil pemetaan siap untuk disebarkan ke masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, informasi yang disebarkan tidak hanya berupa peta melainkan juga terdapat saran dan petunjuk bagi warga di daerah rawan banjir. Penyebaran informasi dapat dilakukan melalui media cetak, media online dan media elektronik lainnya.
ADVERTISEMENT
4. Sosialisasi dan Penyuluhan
Hasil pemetaan harus disosialisasikan agar masyarakat juga memiliki kesadaran untuk melakukan pencegahan. Informasi yang telah disebarkan harus diikuti dengan berbagai kegiatan interaktif.
Pelaksanaan sosialisasi mitigasi ini dapat dilakukan melalui dialog interaktif dengan warga di dekat daerah rawan dan berbagai penyuluhan kepada warga meski bukan daerah rawan. Penyuluhan juga meliputi pelatihan tata cara mengungsi agar aman.
5. Peringatan Dini
Peringatan dini penting dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban dan kerugian harta benda.
Pelaksanaan peringatan dini dapat dilakukan dengan menyebarkan informasi perkembangan debit atau ketinggian air di pintu air seperti yang dilakukan di Katulampa.
Mitigasi bencana banjir wajib dipersiapkan dan disosialisasikan mengingat kondisi pemukiman yang makin padat. Kondisi semakin serius karena cuaca yang mudah berubah. (lus)
ADVERTISEMENT