Konten dari Pengguna

Pembelajaran dengan Pendekatan CRT Dirancang dengan Mengacu Pada Apa?

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
13 Oktober 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembelajaran dengan pendekatan crt dirancang dengan mengacu pada. Foto hanya ilustrasi. Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Pembelajaran dengan pendekatan crt dirancang dengan mengacu pada. Foto hanya ilustrasi. Sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
CRT atau Culturally Responsive Teaching merupakan materi yang terdapat dalam modul 1 pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) Guru Tertentu. Pada dasarnya, pembelajaran dengan pendekatan CRT dirancang dengan mengacu pada latar belakang budaya peserta didik.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Konteks Global, Wirda Ningsih, Zalisman Zalisman (2024:108), guru yang menggunakan CRT harus mengakui dan menghargai keberagaman budaya, identitas, bahasa, gender, dan perbedaan lainnya yang ada di antara siswa.

Pembelajaran dengan Pendekatan CRT Dirancang dengan Mengacu pada Apa? Ini Penjelasannya

Pembelajaran dengan Pendekatan CRT Dirancang dengan Mengacu Pada Apa. Foto hanya ilustrasi. Sumber: Pexels
CRT merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penyetaraan hak semua siswa. Sehingga dapat menerima pendidikan secara adil. Pembelajaran dengan pendekatan CRT dirancang dengan mengacu pada beberapa prinsip penting, salah satunya latar belakang. Untuk itu, simak prinsip lainnya dalam penjelasan di bawah ini.

1. Mengakui dan Menghargai Keberagaman Budaya

Prinsip pertama adalah dengan mengakui adanya keberagaman budaya. Prinsip utama ini harus ditanamkan selama pembelajaran. Caranya adalah dengan memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai, tradisi, dan latar belakang budaya siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
ADVERTISEMENT

2. Integrasi Budaya dalam Kurikulum

Berikutnya, CRT harus menyelaraskan antara unsur budaya dengan kurikulum. Menambahkan unsur budaya dalam pembelajaran akan mampu meningkatkan keterlibatan siswa. Oleh karena itu, guru harus memilih dengan cermat materi yang dapat mencerminkan konsep budaya di masyarakat.

3. Penggunaan Metode Pengajaran yang Responsif

Prinsip selanjutnya adalah penggunakan metode pengajaran ang resonsif. Hal ini akan membuat proses pembelajaran lebih efektif, sebab kebutuhan siswa telah terpenuhi dengan strategi yang dipilih.

4. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif

Guru juga harus memberikan fasilitas berupa lingkungan belajar yang inklusif. Hal ini juga menjadi kunci penerapan CRT yang efektif. Contohnya dengan penggunaan bahasa yang lebih bervariatif, mendekorasi ruangan lebih beragam, hingga mengolaborasikan siswa yang berlatar belakang berbeda.

5. Mendorong Partisipasi Aktif Siswa

Terakhir, pembelajaran CRT juga harus mendorong siswa lebih aktif. Seperti dengan membuat diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan lainnya. Tujuannya adalah untuk menghubungkan siswa dengan materi.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan jika pembelajaran dengan pendekatan CRT dirancang dengan mengacu pada latar belakang budaya peserta didik. Semoga bermanfaat! (NUM)