Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian dan 2 Contoh Flexing di Media Sosial
18 Agustus 2023 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi dan informasi memang memberikan banyak manfaat bagi manusia. Akan tetapi banyak juga dampak negatif dari kemajuan tersebut salah satunya adalah munculnya flexing. Contoh flexing sendiri adalah pamer harta pada orang lain.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa waktu terakhir mungkin masyarakat sudah terbiasa dengan kebiasaan tersebut, terutama di media sosial. Di mana banyak sekali orang yang memamerkan harta yang mereka miliki mulai dari rumah, mobil hingga hal-hal mewah lainnya.
Pengertian dan Contoh Flexing di Media Sosial yang Sering Dilakukan Warganet
Dikutip dari buku Fenomena Komunikasi di Era Virtualitas karya Syahruddin dkk., (2023) dijelaskan bahwa pengertian flexing menurut Cambridge Dictionary adalah tindakan untuk menunjukkan sesuatu yang dimiliki.
Akan tetapi dengan cara yang dianggap orang lain tidak menyenangkan. Sementara itu pengertian flexing menurut kamus Merriam Webster adalah tindakan memamerkan sesuatu yang dimiliki secara pribadi dengan cara lebih mencolok.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa flexing merupakan gambaran untuk seseorang yang suka pamer kekayaan yang sebenarnya belum tentu milik mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Flexing juga dapat diartikan sebagai palsu atau memalsukan atau memaksakan gaya agar diterima dalam pergaulan yang membutuhkan hal demikian. Perilaku flexing sudah merajalela di kalangan masyarakat Indonesia terutama kalangan influencer.
Meskipun banyak dari mereka yang memiliki tujuan untuk memotivasi, tetapi terkadang cara yang mereka lakukan terlalu berlebihan. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan flexing sudah dianggap sebagai hal yang wajar demi mendapatkan konten yang menarik banyak penonton.
Meski begitu perlu digaris bawahi bahwa kegiatan flexing memiliki dampak buruk bagi pelaku maupun bagi penonton konten flexing. Bagi pembuat konten salah satu bahaya yang sering muncul adalah kesombongan karena mendapatkan banyak pujian dari penonton.
Kesombongan tersebut akan membuat seseorang mudah mengalami perubahan suasana hati. Bahaya lainnya adalah akan terpacu untuk membuat konten flexing yang lebih dan lebih lagi demi memuaskan penonton.
ADVERTISEMENT
Sementara itu bagi penonton bisa membuat gangguan secara psikologi, misalnya menjadi insecure dan lain sebagainya. Ada banyak contoh flexing di media sosial, tiga di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Contoh pertama misalnya adalah memamerkan kekayaan yang dimiliki berupa rumah, mobil, uang dan lain sebagainya.
2. Contoh kedua adalah misalnya memamerkan gaji yang tinggi dan memperlihatkan isi saldo di ATM.
Dengan adanya banyak contoh flexing di media sosial, sebagai pengguna harus lebih selektif dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai mengonsumsi konten-konten yang justru bisa menghancurkan semangat. (WWN)