Konten dari Pengguna

Pengertian Teori Lempeng Tektonik beserta Jenis dan Contohnya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
4 Mei 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teori lempeng tektonik. Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teori lempeng tektonik. Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Bisa soal ilmu geografi, tentu tidak terlepas dari segala hal yang berkaitan dengan Bumi. Termasuk juga mengenai teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satu yang paling terkenal dan menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah teori lempeng tektonik.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang memiliki banyak gunung dan rawan dengan bencana alam gempa bumi, tentu penting bagi setiap orang untuk mengetahui teori tersebut dengan baik. Apalagi teori ini terbagi ke dalam beberapa jenis dengan contohnya masing-masing.

Pengertian Teori Lempeng Tektonik, Jenis, dan Contohnya

Ilustrasi teori lempeng tektonik. Sumber: pexels.com
Mengutip dari buku Applied Geotechnics for Engineers 1, Paulus Kurniawan dan Basuki Hadimuljono (2020:24), pengertian teori lempeng tektonik adalah teori yang menjelaskan secara eksplisit dengan litosfer Bumi dibagi menjadi lempeng tektonik yang bergerak pada bagian atas dari asthenosphere.
Jadi, teori ini berkaitan dengan konsep pergerakan benua di bumi yang dikembangkan untuk menjelaskan bukti pergerakan lempeng dalam skala besar yang dilakukan litosfer Bumi. Adapun jenis-jenis lempeng tektonik adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

1. Divergen

Divergen terjadi karena adanya pergerakan lempeng yang saling menjauh satu sama lain. Pergerakan ini juga disebut dengan zona pertambahan atau pembuatan lempeng karena lempeng baru terbentuk sebagai hasil pergerakan menjauh.
Saat lempeng tektonik pecah, maka lapisan litosfer akan menipis dan membelah, sehingga terbentuk batas-batas divergen. Kemudian pada lempeng samudra, proses tersebut bisa menghasilkan pemekaran dasar laut.
Tak hanya itu, proses ini juga menyebabkan terbentuknya lembah retakan akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh terhadap lempeng benua.

2. Konvergen

Gerakan konvergen terjadi saat lempeng tektonik bergerak saling mendekat sehingga mengakibatkan tumbukan. Dalam kondisi ini, salah satu lempeng tersebut akan tertelan di bawah lempeng lainnya.
Nantinya, proses ini akan menghasilkan zona subduksi atau zona tunjaman. Lempeng samudra akan terdorong ke bawah lempeng benua. Zona subduksi inilah yang sering menjadi lokasi terjadinya gempa bumi.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya bisa terlihat dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang.

3. Konservatif

Pergerakan lempeng secara konservatif kerap disebut sebagai batas geser atau batas transform. Dari teori lempeng tektonik ini, tidak ada litosfer baru yang dihasilkan atau dicampurkan.
Hal ini karena lempeng bergerak secara lateral atau mendatar satu sama lain. Kondisi ini ditandai dengan adanya patahan transform yang umumnya terjadi di dasar laut. Contohnya, seperti Patahan San Andreas di California yang memisahkan lempeng Amerika Utara dan Pasifik.
Itu dia penjelasan singkat tentang teori lempeng tektonik dalam ilmu geografi yang menarik untuk dipelajari. (Anne)